Penghentian permusuhan dan gencatan senjata telah diberlakukan 27 Februari 2016 di mulai tengah malam di Syria.
Tapi siapakah yang berperang di Syria? Lima tahun lalu ketika terjadi protes anti-pemerintah, terjadi jalan buntu dengan pemerintahan al-Assad. ISIS, pemberontak Syria dan pejuang Kurdi semua berusaha menguasai bagian-bagian wilayah negara Syria.
Pasukan pemerintah terkonsentrasi di Damaskus pusat dan barat Syria, dengan memerangi ISIS dan Al-Nusra, serta beberapa kelompok pemberontak yang oleh Barat dan AS disebut “Oposisi Moderat”
Yang terkuat dibagian selatan dan timur Syria.
Iran, Rusia dan Hizbullah Lebanon telah menyokong pemerintah Alawi-yang dipimpin al-Assad, sementara Turki, Arab Saudi dan dibelakangnya didukung oleh Qatar yang lebih moderat dan yang didominasi kaum Sunni serta AS, Inggris dan Prancis. Hizbullah dan Iran diyakini menempatkan pasukan dan petugas lapangan di dalam Syria, sementara koalisi Barat yang dipimpin AS dan Rusia melakukan serangan udara.
Sebelum perjanjian genjatan senjata mulai diberlakukan AS dan Rusia, Presiden AS, Barack Obama mengatakan “dunia terfokus pada gencatan senjata ini.”
Memang benar, kerana perang sipil Syria yang telah berlangsung lima thaun, telah menjadi bencana besar pada tempat yang berperadaban tinggi yang terkenal di dunia ini, yang menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan nyawa, dan memaksa jutaan pengungsi lari meniggalkan kampung halamannya menjadi pengungsi.
Menurut ekstimasi PBB. Bahkan jika Syria bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5% setiap tahunnya, itu memerlukan 30 tahun sebelum bisa kembali ke tingkat keadaan ekonominya pada tahun 2010.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebenarnya pasukan yang berbeda dalam Syria sudah mencapai beberapa kali gencatan senjata, tapi gagal. Jadi apakah gencatan senjata kali ini yang dipimpin oleh kedua kekuatan utama AS da Rusia dapat membawa perdamaian abadi di Sryia? Telah menarik perhatian seluruh dunia.
Pada 22 Februari 2016, jam 09:50 waktu setempat Moskow, Putin mengumumkan : Perjanjian gencatan senjata di Syria telah dicapai untuk konflik bersenjata di Syria, dan akan berlaku mulai tengah malam waktu Damaskus, 27 Peberuari 2016.
Lebih lanjut dikatakan: “Akan ada beberapa kendala apa yang kita kerjakan, ada kemungkinan akan ada kemunduran. Tapi ini adalah saatnya untuk kesempatan dan kami berharap semua pihak akan mendapat manfaat dari itu.”