Tampaknya dalam rangka “Deklarasi” Tiongkok terus mendorong maju kerjasama maritim praktis dengan ASEAN.
Saat ini yang sudah sedang dilaksanakan, China-ASEAN Cooperation Center, Bantuan Darurat hot-line Tiongkok-ASEAN, China –ASEAN Ocean College dan lebih dari 40 proyek lainnya juga sedang dilaksanakan.
Sebenarnya masalah Laut Tiongkok Selatan tidak rumit, yang membuat rumit karena ada yang ingin membuat rumit, dan membuat air jadi keruh dan berlumpur untuk menarik keuntungan dari kerumitan ini.
Mungkin ini pemikiran AS, Jepang dan Filipina. Tapi siapa yang kiranya paling diuntungkan jika terjadi kekacauan di kawasan ini? Yang jelas bukan dari nagara pengadu dan bersengketa, tapi negara yang jauh dari luar kawasan, yang tidak dapat disebut pengadu, tidak juga bagi negara yang terlibat langsung seperti Tiongkok, Myanmar, Thailand dan bahkan Vietnam, yang tidak ingin negara-negara dari luar kawasan terlalu terlibat di kawasan tersebut dan di Laut Tiongkok Selatan, sehingga Laut Tiongkok Selatan tidak menjadi permainan negara ketiga dari luar kawasan untuk mencari keuntungan.
Semua pihak (negara-negara ASEAN) masih ingin melakukan bisnis dan memakmurkan serta meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Kiranya ini lebih penting dari beberapa pulau dan terumbu karang.
Namun apakah AS memang sungguh-sungguh berupaya dan berusaha untuk mempertahankan kebebasan navigasi atau sebaliknya hanya untuk tujuan hegemoni maritim? Kiranya kita semua tahu jawabannya.
Kita juga tahu, dan dapat memprediksi latar belakang AS mendorong maju strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik akan meciptakan gelombang di Laut Tiongkok Selatan, yang membuatnya tidak akan mendatangkan kedamaian. Dan gelombang di Laut Tiongkok Selatan tidak akan menguntungkan negara manapun, terutama nagara-negara disekitar kawasan ini.
AS harus menyadari dalam rangka kompetisi dan kerjasama antara Tiongkok dan AS, pilihan untuk tanggung jawab kekuatan utama adalah mengelola tabrakan dan kecelakaan antara Tiongkok dan kapal-kapal dan pesawat AS didekat perairan di sekitar Kepulaauan Nansha (Spratly) dan menghormati perasaan dan kepentingan negara-negara lain.
( Habis )
Sumber : Media TV & Tulisan Dalam & Luar Negeri