Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (4)

8 Februari 2016   09:11 Diperbarui: 8 Februari 2016   09:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang menemukan bahwa AS menghadapi masalah komplek yang saling menjalin di Timteng, strategi baru pemerintahan Obama yang ditrapkan mungkin hanya suatu pengurangan strategis, dilain pihak untuk melakukan kehati-hatian dalam membuat keseimbangan dengan Iran.

Kebijakan AS untuk Timteng telah dilakukan perubahan baru, yang memungkinkan untuk mengembangkan hubungan dengan semua negara dengan cara lebih berseimbangan, tidak seperti sebelumnya yang hanya mengandalakan Israel, Arab Saudi dan beberapa sekutu setia untuk menggunakan pengaruhnya di kawasan ini.

Yang  kedua kerana tampilan spesifik fragmentasi kekuasaan di Timteng, Dalam hal ini fragmenatsi kekuasaan bahwa Israel tidak dapat mengendalikan situasi regional, dan Arab Saudi tidak bisa mengendalikan situasi, sementara negara-negara seperti Iran melakukan sebaliknya, dan perlahan-lahan tumbuh lebih kuat.

Pada tahun 2001, pemerinthan Bush-AS memasukan Iran dalam daftar tiga negara Poros Setan (Axis of Evil).

Pada tahun 2010, pemerintahan Obama melihat Tiongkok sebagai lawan, dan mendorong maju strategi untuk menyeimbangkan Asia-pasifik.

Pada tahun 2014, AS menyebut Rusia salah satu dari ancaman terbesar dunia.

Zbigniew Brzezinski, seorang strategis AS yang tersohor pernah memperingatkan dalam bukunya, “The Grand Chessboard,” yang terbit tahun 1997, dituliskan: “Potensi bahaya terbesar adalah Tiongkok dan Rusia dan mungkin Iran akan membentuk koalisi.” Dia juga mengingatkan: “Sebuah koalisi yang bersekutu antara Rusia, Tiongkok dan Iran dapat berkembang,  jikalau AS berpenglihatan pendek untuk memusuhi Tiongkok dan Iran secara bersamaan.”

Perubahan dalam kebijakan AS terhadap Iran mungkin berkaitan dengan peringatan ini. Kini, proses hubungan penghangatan AS-Iran sedang mulai. Dan bagaimana kiranya perkembangan untuk masa datang ini? Banyak pihak menunggu untuk melihat perkembangannya (wait & see).

Dengan penyesuaian strategi AS untuk Timteng, halaman baru telah berubah untuk hubungan AS dan Iran.

Namun berapa lama peningkatan hubungan AS-Iran ini akan berlangsung? Bisakah ini mempromosikan perdamaian regional? Ini menjadi pertanyaan masyarakat internasional berkaitan dengan perkembangan ini.

Di Timteng setiap negara memiliki politik sendiri, agama, budaya dan sejarah, dan masing-masing negara pernah memiliki peradaban yang gloria yang membuat rakyatnya bangga. Jika satu pihak mencari kepentingan egosimenya sendiri dan berperilaku hegemonik memaksakan pandangannya, maka akan tidak bisa dihindari akan menyebabkan gejolak pada pihak lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun