Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (4)

8 Februari 2016   09:11 Diperbarui: 8 Februari 2016   09:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sebuah laporan dari “USA Today,” mengatakan untuk jangka panjang pihak yang menentang perjanjian nuklir Iran, Netanyahu bersumpah dia akan terus memantau dengan erat/dekat pelaksanaan perjanjian nuklir, untuk memverifikasi  apakah Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Tetapi meskipun Israel sangat tidak suka untuk kebijakan Obama untuk Timteng, tapi masih merupakan sekutu yang paling dapat diandalkan AS di Timteng.

Dalam salah satu layout (tata letak) strategis AS di Timteng, Iran adalah kekuatan negatif bukan kekuatan positif, itu hanya masalah bagaimana untuk mengendorkan tekanananya terhadap Iran saja, suatu ketika mereka juga akan tegang lagi.

Masalah utamanya adalah Israel. Peran Iran apapun akan mempengaruhi Israel untuk keamanan Israel dan juga akan mempengaruhi Arab Saudi. Bagi AS, Israel dan Arab Saudi adalah sekutu yang lebih dapat diandalkan.

Pada 2 Januari, Arab Saudi mengeksekusi Sheikh Syiah radikal Nimr al-Nimr atas kriminalisasi kejahatan terorisme. Kejadian ini dengan cepat memperburuk konflik antara Syiah dan Sunni di Timteng.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei secara terbuka mengatakan, Arab Saudi akan menghadapi “murka ilahi” dan warga Iran masuk ke Kedutaan Arab Saudi di Teheran dan menghacurkan properti.

Pada 4 Januari, Arab Saudi mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Segera setelah itu Bahrain dan Sudan juga mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik juga dengan Iran, sementara UAE menurunkan tingkat perwakilan diplomatik dengan Iran.

Pada 7 Januari, Menlu Iran mengatakan pesawat militer Arab Saudi secara kejam membom kedutaan Iran di Yaman selama serangan udara, melukai beberapa diplomat Iran.

Arab Saudi secara terbuka menyatakan kekecewaannya dengan kebijakan AS di Timteng pada beberapa kesempatan. Perilaku yang drastis terhadap Iran saat ini telah membuat insiden tersebut bertambah buruk.

Meskipun AS mnyerukan untuk menahan diri dari kedua belah pihak. Reuters mengutip seorang informan anonim yang tahu posisi Arab Saudi mengatakan : “Arab Saudi merasa telah cukup. Sudah berkali-kali Iran telah menonjok hidung Barat, terus menerus mendanai terorisme, dan meluncurkan rudal balistik, tapi tidak ada yang melakukan apa-apa. Arab Saudi benar-benar tidak perduli apakah itu akan membuat AS marah saat ini.”

Tapi apapun perkembangan keadaan di Timteng, peran Arab Saudi sangat penting bagi AS, karena USD terikat dengan energi, dan AS tidak akan melepaskan energi, maka mereka harus bisa mengendalikan OPEC. Jika OPEC mereka kendalikan, mereka dapat mengontrol Arab Saudi. Logika ini jelas. Jadi peran Arab Saudi ini jelas, tidak hanya dalam konflik agama di Timteng, dan pengaruh ekonomi global AS. Jelas bagi AS, Arab Saudi bobotnya akan lebih berat dari Iran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun