Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguak Latar Belakang Krisis Diplomatik Arab Saudi & Iran (1)

26 Januari 2016   11:12 Diperbarui: 26 Januari 2016   11:12 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mungkin tidak bisa membayangkan bahwa eksekusi tokoh agama benar-benar bisa memicu krisis diplomatik yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir ini di Timteng.

Nimr Baqir al-Nimr, seorang Syeik Syiah al-Awamiyah warga negara Arab Saudi yang telah beberapa kali ditangkap dan terakhir ditangkap tahun 2012, ditembak pahanya. 15 Oktober 2014 dijatuhi hukuman mati. Tanggal 2 Januari 2015 dieksekusi bersama 46 orang lainnya yang dituduh sebagai teroris.

Akibat eksekusi ini, hubungan kedua negara Arab Saudi dan Iran menjadi tegang. Kematian Nimr al-Nimr ini menyebabkan kedutaan besar Arab Saudi di Teheran dibakar pengujuk rasa. Hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran putus. Padahal sebelum kejadian ini, meskipun kedua pihak telah memiliki konflik yang telah lama, sebagai kekuatan utama di kawasan ini, mereka untuk batas tertentu masih bisa menahan diri, terutama dengan keadaan ketidak stabilan selama ini.

 

Tapi kali ini, mengapa dengan kematian satu orang Nimr ini bisa memicu ketegangan seperti sekarang  hingga terjadi pemutusan hubungan diplomatik?

Apakah Arab Saudi dan Iran, kedua negara kekuatan utama di Timteng yang memang telah mempunyai konflik lama ini akan benar-benar masuk dalam konflik habis-habisan karena eksekusi Nimr ini?

Jika melihat situasi di Syria, Irak dan Yaman saat ini, banyak orang yang percaya bahwa Timteng tidak akan tenang dalam tahun 2016 ini. Tapi yang mengejutkan banyak orang adalah titik panas pertama justru terjadi pada awal tahun baru dan tiba begitu awal, terjadi antara musuh lama Arab Saudi dan Iran.

Menlu Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan : Dihadapkan dengan kejadian saat ini, Arab Saudi telah mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Kita juga menuntut semua diplomat Iran untuk meninggalkan negara kita dalam waktu 48 jam ini. Arab Saudi telah bertemu dan menyampaikan hal ini kepada Duta Besar Iran.

Pada 3 Januari 2016, Arab Saudi dan Iran memutuskan hubungan diplomatik yang mengejutkan dunia. Apa alasan kedua kekuatan Timur Tengah melakukan ini?

Pada 2 Januari 2016, Arab Saudi secara bersamaan melaksanakan hukum mati bagi narapidana di 12 kota di seluruh negeri atas nama mengeksekusi “terorisme’ dan “anti-subversi”. Ini termasuk pemimpin Syiah yang ternama di Arab Saudi --- Nimr Baqir  al-Nimr.

Setelah berita ini tesiar, segara terjadi reaksi keras di Iran dan semua kekuatan Syiah di Timteng. Malam itu sekleompok pengujuk rasa Iran marah menyerbu dan membakar Kedutaan Besar Saudi Arabia di Teheran dan Konsulat Arab Saudi di Mashhad, setelah itu terjadilah “perang memutuskan hubungan diplomatik”antara kedua negara ini.

Arab Saudi menuduh pemerintah Iran “yang sengaja membiarkan serangan terhadap kedutaannya” Sementara Iran menuduh eksekusi Arab Saudi yang menyebabkan penghasutan sehingga terjadinya insiden ini.

Juru bicara Menlu Iran, Hussein Jaber Ansari mengatakan: Sangat menyesalkan, pemerintah Arab Saudi yang menciptakan konflik lokal dan memperburuk ketegangan untuk membuktikan keberadaannya, dan ututk mendapatkan kepentingannya sendiri. Selama beberapa tahun, Arab Saudi telah mengambil langkah-langkah politik untuk melakukan hal ini, dan kebijakan ini telah menyebabkan konflik regional meningkat.

Di Timteng saat ini, ancaman kelompok ekstrimis masih ada. Syria, Irak dan Yaman terus terjadi turbulensi, sedang hubungan Rusia-Turki juga sedang tegang karena penembakan jet tempur Rusia.

Sebagai kekuatan utama di kawasan ini, konntes Arab Saudi dan Iran sungguh terjadi pada pada saat yang tidak tepat. Lebih lagi kejadian ini dengan cepat menyebabkan reaksi berantai di negara-negara Islam lainnya.

Pada 4 Januari, Bahrain, dan Sudan secra berturut-turut mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Pada hari yang sama,  Uni Emirat Arab menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya dengan Iran.

Pada 5 Januari, Kuwait memanggil pulang Dubesnya untuk Iran, dan pada 6 Januari, Djibouti mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Pada saat yang sama, banyak kota di India Utara dan Irak terjadi protes dari ribuan orang yang mengutuk tindakan keluarga kerajaan Arab Saudi, dan menuntut keluarga kerajaan mundur.

Juru bicara Milisi Syiah Irak, Karim al-Nour mengatakan: “Eksekusi ini hanya memperburuk situasi, kita berharap untuk dapat meringankan ketegangan regional dan suasana politik. Tapi mengeksekusi Nimr adalah provokasi kepada Syiah Iran, Qatif, Bharain dan dearah lainnya. Pada kenyataannya ini merupakan perilaku kriminal terang-terangan, dan itu akan meningkatkan konflik berdarah di kawasan tesebut.”

Nimr al-Nimr adalah tokoh kunci dari Islam Syiah. Dia mulai melakukan protes anti-pemerintah berkali-kali, mengeritik pemerintah Arab Saudi yang meperlakukan tidak adil kepada minoritas Syiah, dan juga berusaha menggulingkan keluarga kerajaan Saudi.

Perlu disebutkan disini Nimr ditangkap awal 2012 dan bulan Oktobe 2014 dijatuhi hukum mati. Jadi mengapa Arab Saudi memilih untuk melaksanakan eksekusi sosok sensitif ini sekarang?

Jika melihat insiden pembakaran kedubes Arab Saudi di Iran dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran, serangkaian kejadian ini sepertinya sudah disadari betul sebelum mengeksekusi Nimr.

Analis banyak yang mempertanyakan, mengapa Arab Saudi melakukan itu? Ada analis yang menganalisa, pada umumnya karena Arab Saudi tidak senang dengan kenyataan keadaan kawasan saat ini. Dengan kata lain tidak senang dengan berkembangnya posisi Iran dan eskpansi pengaruh Iran.

Dalam pandangan banyak pengamat, Nimr al-Nimr hanya merupakan sumbu untuk menyalakan eskalasi ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, yang dipengaruhi oleh faktor ras, ekonomi, dan geoipolitik agama, dua kekuatan utama Timteng ini, Arab Saudi dan Iran memang telah lama terlihat sebagai saling berlawanan. Meskipun dipermukaan, mereka telah mempertahankan hubungan, tapi perdebatan dan rasa permusuhan sudah lama dirahasiakan.

Pada tahun 2011, Arab Saudi mengirim pasukan ke Bharain menyerang demontran Syiah dan mencegah kekuatan Syiah di negara itu untuk bergabung dengan Iran. Selain itu juga mencegah Yaman memihak Iran,  pada tahun 2015, dipimpin Arab Saudi beberapa negara-negara Teluk Arab melakukan serangan udara terhadap Yaman dan melawan militan pro-Iran Houthi.

Pada akhir 2015, Arab Saudi juga memimpin memprakarsai membentuk koalisi militer kontraterorisme Multinasional Islam, tetapi menolak keanggotaan Iran.

Dari sini analis melihat konflik antara Arab Saudi dan Iran sebagai kompetisi geopolitik berdasarkan kekuatan nasional yang komprehensif. Untuk lebih akuratnya ada beberapa lapis masalah untuk itu.

Satu lapis adalah persaingan dalam sistem politik dalam negeri. Arab Saudi adalah monarki, Iran adalah Reppublik Islam. Ini merupakan kontes untuk memperlihatkan sistem domestik mana yang lebih kuat, dalam segi aspek ini adalah kompetisi geopolitik.

Berkenaan dengan masalah Syria, Yaman dan bahkan Lebanon, mereka bersaing untuk merebut pengaruh, dan jika didalami lebih jauh, masih ada lagi yaitu sosial, agama dan aspek budaya. Di satu sisi adalah Syiah, dan di sisi lain adalah Sunni. Pada akhirnya mungkin ada juga yang menjadi persaingan ekonomi. Jika kita hanya melihat aspek agama dan budaya, maka terlihat hanya penyerdehanakan kompetisi ini. Tetapi tingkat ini yang merupakan tingkat yang paling sensitif.

Pada kenyataannya situasi antara Arab Saudi dan Iran memutuskan hubungan tampaknya “adil”(atau “sudah semestinya”) karena kedua negara sudah tidak bisa “menahan diri.”

Di Syria kedua negara ini saling bertempur tersembunyi (atau perang proxi) dalam legitimasi pemerintah Bashar al-Assad. Iran mendukung Bashar al-Assad, sedang Arab Saudi sibuk mencari sekutu diantara militan anti-pemerintah yang muncul dari kekacauan.

Kekuatan eksternal yang mengelilingi Syria melakukan perang kata-kata tentang masalah Syria terutama berfokus pada isu-isu demokrasi dan kediktatoran, moderat dan ekstrimis, kontraterorisme dan dukungan terorisme.

Meskipun konflik agama merupakan tingkat konflik yang lebih dalam dan lebih parah, tak seorangpun yang coba memecahkannya. Kedua negara mengikuti pola yang sama dari pemikiran tentang perang saudara di Yaman, bahwa mereka harus mendukung sepenuhnya “agen” mereka, tapi itu masih baik tidak menyebutkan itu konflik agama.

Pertanyaanya, mengapa mereka sudah tidak bisa “menahan diri” lagi sekarang?

( Bersambung ..... )

Sumber : Media Tulisan & TV Luar dan Dalam Negeri

http://foreignpolicy.com/2016/01/04/saudi-arabias-religious-intolerance-and-the-execution-of-sheikh-nimr-al-nimr/

http://www.theatlantic.com/international/archive/2016/01/nimr-al-nimr-saudi-arabia-shiites/422670/

https://www.rt.com/news/329349-nimr-execution-son-interview/

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35213244

http://internasional.kompas.com/read/2016/01/06/09171261/Mengapa.Iran.dan.Arab.Saudi.Bermusuhan.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

http://news.detik.com/berita/3121431/indonesia-dukung-perdamaian-arab-saudi-dan-iran-kedua-negara-apresiasi

http://www.cfr.org/peace-conflict-and-human-rights/sunni-shia-divide/p33176#!/?cid=otr-marketing_url-sunni_shia_infoguide

http://news.detik.com/internasional/3125494/as-berharap-arab-saudi-pulihkan-hubungan-diplomatik-dengan-iran

http://news.detik.com/internasional/3123542/meski-bersitegang-iran-yakin-bisa-saling-melengkapi-dengan-arab-saudi

http://www.niacouncil.org/

http://internasional.kompas.com/read/2016/01/25/09000051/Iran.Tangkap.100.Tersangka.Penyerang.Kedubes.dan.Konsulat.Saudi?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

http://internasional.kompas.com/read/2016/01/07/18591971/Iran.Tuduh.Saudi.Serang.Kedubesnya.di.Yaman?utm_source=news&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun