Untuk memerangi “ISIS” tentu saja lebih banyak negara yang ikut serta semestinya akan semakin baik, termasuk negara-negara di kawasan tersebut dan diluar kawasan. Itu sesuai dengan seruan resolusi PBB yang telah diluluskan. Namun, jika setiap negara hanya berpikir tentang rencananya sendiri, dan hanya memikirkan kontes pengaruh dan kepemimpinan di kawasan tersebut, maka akan melemahkan serangan pasukan gabungan terhadap “ISIS.” Ini yang dikhawatirkan para analis dan masyarakat dunia.
Para analis percaya sekarang di kawasan ini tidak harus menciptakan lebih banyak aliansi kontraterorisme baru, yang penting adalah bagaimana aliansi kontraterorisme yang berbeda ini bisa memperkuat kerjasama mereka. Ini yang akan menjadi akar kekuatan dalam memerangi “ISIS.”
Semestinya aliansi dari AS, Rusia dan Arab Saudi yang meliputi 70 negara, seharusnya dapat dengan mudah mengalahkan dan menghancurkan “ISIS” yang terdiri kira-kira hanya 30.000 militan, baik dalam kemampuan militer, sumber daya manusia atau keuangannya.
Tapi jika aliansi ini saling bertarung secara terbuka atau secara rahasia, dan saling bertentangan serta mencoba untuk saling melemahkan satu sama lain, tidak hanya mereka tidak dapat mengalahkan “ISIS”, sebaliknya mereka akan berakhir melukai diri mereka sendiri.
Hanya pada saat semua pihak terkait bisa bekerjasama, terutama AS dan Rusia membentuk pasukan gabungan maka dapat dipastikan perang melawan teror ini akan berakhir dengan kemenangan.
Pada tahun 2016, saat malam tahun baru, Menteri Penerangan Kremlin Rusia merilis infromasi bahwa Presiden Valadimir Putin memperpanjang ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru untuk Presiden AS Barack Obama pada 30 Desember ; Putin mengatakan: “Tahun lalu telah membuktikan hubungan Rusia-AS adalah faktor kunci untuk memastikan keamanan internasional.”
Sejaun untuk kepentingan nasional dan strategis Rusia, menstabilkan hubungan Russo-AS adalah penting dan menjadi yang utama.
Banyak orang masih ingat pada bulan September 2014, saat pidato di Majelis Umum PBB, Obama pernah memberi label: “virus Ebola, Rusia dan “ISIS” sebagai “tiga ancaman terbesar di dunia saat itu.”
Selama setahun, Obama mengeritik dan menguntuk Rusia beberapa kali atas tindakannya membantu pemerintah al-Assad, Syria dalam memerangi terorisme.
AS dan Rusia masing-masing memimpin koalisi kontraterorisme, dan mereka ingin memerangi terorisme, tetapi juga sekaligus saling menekan agar masing-masing pihak tidak bisa cepat mengembangkan pengaruhnya di kawasan ini.