Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prestasi Kontra-Terorisme AS & Rusia, Latar Belakang Aliansi Pimpinan Arab Saudi, “ISIS” Mulai Ambruk (1)

17 Januari 2016   11:52 Diperbarui: 17 Januari 2016   12:02 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadi adalah ibukota Kegubernuran (Provinsi) Al Anbar di Irak, terletak sekitar 110 km sebelah barat dari Bagdad ibukota Irak. Menjadi dalam darat yang penting dari Bagdad menuju barat ke Syria dan Yordania. Dari zaman kuno sampai hari ini daerah ini telah menjadi daerah penting militer yang selalu diperebutkan.

Pada 28 Desember 2015, militer Irak mengibarkan bendera nasional Irak di depan gedung pemerintah Ramadi. Kota ini telah lepas selama setengah tahun dari tangan pemerintah Irak dikuasai “ISIS”.

Pada hari yang sama, PM Irak, Haider al-Abadi dalam pidatonya di TV Nasional Irak mengatakan : langkah berikutnya Irak akan meebut kembali kota strategis penting Mosul di Irak utara dari tangan ekstrimis, Irak akan benar-benar memberantas semua kelompok ekstrimis dalam negaeri di tahun 2016.

Lebih lanjut Heider mengatakan: “Tahun 2016 akan menjadi tahun kemenangan penting dan kemenangan akhir kita. Kelompok “ISIS” tidak akan ada lagi di Irak tahun depan (2016).”

Di medan perang Syria, koalisi kontraterorisme telah bertindak cukup baik, Dalam kata pengatar dari Departemen Pertahan Rusia mengatakan : Sejak 30 September 2015, AU-Rusia telah mengirim tiotal 5.240  penerbangan, dengan 145 penerbangan pembom jarak jauh dan pembom strategis.

Dengan kerjasama dari serangan militer Rusia baru-baru ini, militer Syria telah memperoleh kemenangan dalam pertempuran dengan gugus pasukan oposisi di Kegubernuran Aleppo, kegubernuran Latakia dan daerah sekitar Damaskus.

Selain itu, AU-Rusia juga telah memotong banyak jalur teroris untuk melakukan perdagangan ilegal minyak Syria.

Pada 26 Desember 2015, berkoordinasi dengan AU-“Koalisi Internasional” pimpinan AS, militan Kurdi Syria dengan beberapa pasukan oposisi Syria berhasil merebut kembali bendungan di Sungai Efrat dari kelompok-kelompok ektrimis, sehingga memotong jalur suplai utama kelompok ekstrimis antara al-Raqqah dengan Aleppo.

Jika dilihat enam bulan sebelumnya, medan perang kontraterorisme di Irak dan Syria keadaanya berbeda sama sekali.

Pada 15 Mei 2015, militan kelompok ekstrimis mengedarai  truk pick-up penuh bahan peledak melakukan serangan bom bunuh diri dalam upaya nekad merebut Ramadi, sehingga militer Irak kewalahan dan mundur diserang dengan cara demikian.

Sejak September 2014, koalisi anti-terorisme yang dipimpin AS telah melakukan lebih dari 7.000 kali serangan udara di wilayah ini, tetapi efeknya sangat kurang memuaskan. Dukungan pasukan oposisi perintah Syria yang mendapat dukungan AS juga hanya memberi pengaruh sangat kecil. Sementara kelompok teroris “ISIS” tetap saja terus tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun