Bahkan sebaliknya, telah meminta Turki untuk tidak menyerang milisi Kurdi lagi, karena milisi ini melawan “ISIS di Syria dan Irak.
Analis melihat sikap AS dalam sengketa antara Turki dan Rusia sangat dekat dengan negara-negara Eropa, hal ini tidak akan tergoyahkan atau bisa dipisahkan. Kini pihak luar percaya bahwa Turki bertindak agresif sepertinya telah bertindak salah.
Masalah bagaimana jika mereka meminta bantuan dan pihak yang diminta bantuan ternyata tidak mau memberi bantuan? Misalnya seperti “saat Turki menghadapi ancaman dari tumbuhnya kekuatan Kurdi dan AS terus mendukung Kurdi.”
AS Cendrung Mendukung Kurdi
Yang terjadi selama pertempuran Kobani, ketika milisi Kurdi menghadapi tekanan, pesawat AS telah terbang dibawah hujanan peluru untuk mendrop dari udara memberi persediaan untuk milisi Kurdi, sehingga Kobane mampu mengakhiri pengepungan, dan setelah pengepungan wilayah ini terus jatuh ke tangan kaum Kurdi.
Ketika “ISIS” berkuasa di Irak utara dan mulai membunuh orang-orang Kurdi, AS datang dan membantu melindungi mereka. Hal ini semua yang membuat Turki tidak bisa bicara apa-apa, dan juga tidak bisa menguntuk AS untuk itu. Bantuan AS untuk sekelompok orang yang sedang dibantai, sehingga siapapun tidak bisa menghentikan mereka. Tapi ini semua telah memposisikan Turki dengan banyak tekanan pada semua keinginan Turki.
Sudah menjadi rahasia umum, isu Kurdi merupakan masalah yang ada didepan pikiran dan menjadi “duri dalam daging” Turki, tapi yang perlu orang dunia tahu, sudah lama AS telah diam-diam mendukung Kurdi.
Pada tahun 1991, ketika Perang Teluk pecah, dan di awal tahun setelah itu, pemerintah Saddam Hussein dikalahkan. Untuk melemahkan Saddam, pasukan sekutu yang dipimpin AS yang mendirikan zona larangan terbang di wilayah utara dan selatan Irak. Dan Partai Demokratik Kurdi Irak menggunakan kesempatan ini untuk dengan tegas memisahkan diri dari kontrol mutalk Irak, dan secara sepihak mengumumkan pembentukan “Daerah Otonomi Kurdistan”(Kurdistan Auronomous Region).
Setelah Perang Irak, pemerintah pusat Bagdad lama sekali dalam keadaan lemah, dan status otonomi Kurdistan lebih mengakar, dan diakui oleh Iraq’s transitionary constitution (Konstitusi Peralihan Irak) pada 30 Januari 2015. Sejak saat itu luas lahan 78.000 km persegi menjadi tanah pertama “Kurdistan”.
Dimulai dari awal tahun 1990an, kenapa daerah otonom Kurdistan mampu bertahan dan tidak diduduki Saddam Hussein, sesungguhnya berkat perlindungan no-fly-zone AS di Irak utara. AS jelas tahu Kurdi Irak dan Kurdi Syria merupakan kartu yang bisa dimainkan. Tetapi menggunakan isu Kurdi untuk melemahkan Turki tampak sesuatu yang AS belum mau mempergunakan.