Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latar Belakang Penembakan Jet Tempur Russia Oleh Turki (3)

19 Desember 2015   10:57 Diperbarui: 19 Desember 2015   12:02 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang Rusia – Turki Sepanjang Sejarah

Selama 300 tahun terakhir ini, Turki dan Rusia telah melakukan perang sebanyak 12 kali dalam upaya untuk mengontrol kawasan Kaukasus dan Balkan. Akibat dari perang ini Turki lebih sering kehilangan atau kalah daripada menang, dan kehilangan sejumlah besar wilayah.

Selama Perang Dingin, khawatir akan dikontrol Uni Soviet dari selatan ke utara, Turki bergabung dengan NATO pada tahun 1952, dan bertindak sebagai tempat berpijak untuk memblokir Uni Soviet. Setelah Uni Soviet bubar, hubungan Rusia-Turki mulai menjadi hangat, tapi konflik yang mendalam diantara mereka tidak juga redah.

Dari kenyataan ini kita bisa melihat hubungan serangkaian  perang dan konflik antara Rusia dan Turki selama 300 hingga 400 tahun terakhir. Jadi kini adalah perpanjangan dan kelanjutan dari abad pertempuran bangsa dan negara.

Alasan kenapa Turki begitu berani untuk mengambil sikap keras terhadap Rsuia, tidak terlepas dari kepentingan dan keprihatinan dari perang melawan terorisme.

Pada tahun 2011, ketika gerakan “Musim Semi Arab/Arab Spring” melanda Timteng, Rusia melihat ini sebagai krisis dan tantangan, yang menandakan akan menyebabkan runtuhnya negara-negara sekuler, dan menyebabkan penyebaran fundamentalisme Islam. Namun bagi Turki melihat itu sebagai kesempatan untuk kembali ke Timteng, dan Turki mendukung pemimpin ‘Ikhwatul Muslimin” Mohammed Morsi di Mesir , dan mulai dengan keras mengeritik Israel, serta menentang pemerintah Bashar al-Assad.

Yang pada akhirnya menyebabkan Rusia dan Turki membentuk pandangan politik mereka sendiri yang berbeda. Dalam hal isu intervensi Rusia di Syria, dan Turki bersama-sama dengan negara-negara Barat lainnya berada pada sisi yang sama dengan AS dan Eropa, merasa tidak senang dengan perintah Putin untuk melakukan serangan udara terhadap kelompok-kelompok ekstrimis, mereka juga terus menentang al-Assad dan menyokong kekuatan oposisi untuk terus menyerang.

Al-Assad mengatakan; “Dapat kita mengatakan bahwa intevensi Rusia telah mengubah keseimbangan di darat. Jadi kegagalan Erdogan di Sryia, kegagalan teroris itu berarti kematian politiknya. Jadi dia (Erdogan) akan melakukan apa saja untuk menghambat didepan keberhasilan.”

Karena bagi Rusia hal yang paling penting adalah untuk memastikan pemerintah al-Assad masih ada. Jika tidak maka “ISIS akan meluas lebih cepat.  Jadi sekarang untuk memerangi terorisme, dalam skala besar untuk memerangi oposisi dari pemerintah al-Assad, dan kekuatan oposisi ini benar-benar mendapat dukungan dari Turki, jadi dengan kata lain Turki mendukung oposisi pemerintah.

Jadi “kemarahan” Erdogan dengan jet tempur Rusia melanggar batas wilayah udara Turki juga menjadi pertimbangan faktor politik Turki.

Di Syria, Rusia percaya bahwa bahaya utama adalah “ISIS” dan tuntuhnya negara-negara sekuler, tapi yang dikhawatirkan Turki adalah penguatan Turkmen dan Alawi, dan gagal dalam memperkuat pengaruhnya di wilayah ini.

Bagi Kurdi perang melawan terorisme adalah suatu kesempatan. Sejak perbatasan Irak dan Syria terganggu oleh “ISIS”, Kurdi memiliki ruang yang lebih besar. Dan pengembangan situasi semacam ini sudah melanda dan menusuk saraf Turki.

Kurdi mengambil keuntungan dari perang melawan “ISIS” untuk memperkuat pasukannya sendiri. Ini merupakan konflik antara Kurdi dan Turki, sehingga ketika Rusia berperang, jelas tidak akan melawan Kurdi, agar bisa melawan pasukan oposisi lainnya, tapi tidak akan melawan Kurdi. Jadi tidak heran jika Turki sangat frustasi oleh operasi militer Rusia yang telah dilakukan di Syria.

Erdogan mengatakan, melawan kekuatan oposisi di Syria seperti bermain dengan api. Oposisi Syria melawan kekuatan ekstrimis sesuai dengan hukum internasional. Seluruh dunia mengakui bahwa Turki adalah tepat menembak jatuh jet tempur Rusia.

Mereka mungkin begitu frustasi, tapi itu tidak akan cukup bagi Turki untuk benar-benar menjadi begitu berani  untuk menembak jatuh jet tempur Rusia. Banyak pengamat yang mempertanyakan, dari mana datangnya kemauan kuat dan keyakinan Recep Tayyip Erdgoan berasal untuk melakukan itu?

Erdogan sama dengan Putin kemauannya keras. Media menyebutnya “Raja Timur Tengah”. Dan majalah “Times” AS pernah mengangkat dia sebagai Man of the Year, sebagai pemimpin yang berkemauan kuat Turki yang baru terlihat dalam beberapa dekade. Dia pernah berkata bahwa selama untuk mempertahankan negara dan martabat bangsa, dia tidak akan memberi konsesi apapun.

Sejak Rusia mulai perang melawan “ISIS” di Syria, mereka harus terbang melalui Turki setiap hari, sehingga menurut perspektif Turki, Rusia telah mengancam wilayah udara Turki beberapa kali. Tapi Rusia mengatakan bahwa mereka tidak pernah terbang melalui wilayah udaranya, jadi Turki merasa hal ini tidak boleh dibiarkan terus.

Apa Yang Membuat Turki Berani Menantang Rusia

Setelah Turki bergabung dengan NATO 1952, peralatan dan pelatihan militer telah lama sudah berstandar NATO. Jika memang terjadi perang antara Turki dan Rusia, Angkatan Laut Rusia mungkin tidak akan bisa dipastikan jika Rusia bisa mengontrol udara dan perairan di Laut Hitam. 

Jika dilihat pada militer Turki, tentara dan angkatan udara Turki merupakan satu yang terkuat di wilayah ini, yang kedua terkuat adalah Israel. Tapi Turki tidak akan mau mencoba untuk bertarung dengan Israel, tapi siap untuk bertarung dengan yang lain.

Rusia memiliki wilayah yang luas, dan pasukan yang besar, tapi dalam perang regional satu lawan satu, hasilnya tidak akan ditetap  pada awalnya. Mereka memperlukan dasar tertentu untuk bersiap-siap dalam pertempuran. Dan pasukan militer Turki, tertuama angkatan udaranya, merupakan link penting dalam pasukan pertahanan udara NATO, sehingga mereka diperlukan yang paling maju di dunia. Jika pertempuran udara resmi tejadi dengan Angkatan Udara Rusia, sangat sulit untuk mengatakan siapa yang akan menang. Jadi Turki memiliki cukup kepercayaan, selain itu Turki lebih memahami situasi daratannya. Demikian sebagian analis berpendapat.

Pada 6 Nopember, selama pertemuan Parlemen Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan yang memenangkan majoritas.  Erdogan bersedia untuk mempertaruhkan jabatan sebagai presiden dengan Putin, ini menggambarkan betapa rasa percaya dirinya.

Pada saat yang sama, semua orang tahu tentang asset strategi yang dimiliki Turki. Turki telah menerima lebih dari 1,7 juta pengungsi Syria, sehingga Uni Eropa dipaksa untuk mengambil pendekatan yang ramah dengan bernegosiasi dengan Turki.

Sejak tahun 2010, peran Turki sebagai pemain utama di Timteng telah semakin terlihat. Ketika terjadi untuk menyelesaikan masalah Syria, Turki memainkan peran penting di kawasan ini.

Setelah Recep Tayyip Erdogan menjabat sebagai presiden Turki, ia telah benar-benar melakukan penindasan yang sangat keras atas setiap potensi kelompok yang akan melakukan kudeta militer, sehingga militer Turki menjadi hancur, demikian juga dengan politik Turki. Semua sudah dalam kontrolnya, sehingga dia tidak perlu khawatir tentang jika terjadi insiden dengan luar negeri atau terjadinya pemberontakan militer. Dia tidak perlu khawatir dengan kebijakan dalam negerinya, yang bisa menyebabkan tidak didukung kaum sekularis dan kemudian militer untuk memberontak. 

Dia sudah memiliki modal, yang dasarnya telah membersihkan Turki dari lawannya. Itulah sebabnya mengapa dia bersedia untuk melakukan ofensif perang terhadap Syria, demi untuk kepentingan Turki. Dan itulah sebabnya dia begitu berani menantang Rusia ketika Rusia mengirim pasukannya.

Pada 30 Nopember, PM Turki Ahmed Davuloglu melakukan kunjungan khusus ke Markas NATO. Ini merupakan kunjungan pertama bagi PM Turki sejak menjabat PM. Opini publik umumnya percaya bahwa kunjungan Davuloglu ke NATO ini,  terutama untuk menunjukkan agar NATO memperjelas posisinya untuk memberi jaminan keamanan kepada Turki.

Beberapa media  menyatakan bahwa jika Turki hanya mengandalkan kekuatan sendiri, mereka tidak akan mungkin mengambil sikap begitu berani untuk menantang negara berkekuatan nuklir Rusia sendirian. 

Perang Syria dan issue “ISIS” telah membuat Eropa yang tadinya aman menjadi tidak tenang. Perang melawan “ISIS” tidak hanya menjadi masalah yang paling penting bagi Prancis, tetapi juga menjadi hal penting bagi dunia.

Namun, apa pendapat dunia tentang sengketa antara Rusia dan Turki? Sengketa ini akan membawa efek apa terhadap situasi Timteng dan kerjasama kontra terorisme internasional? Akankah Rusia dan Turki dapat memecahkan maslah mereka? Situasinya masih belum jelas.

( Bersambuang .......)

Sumber: Media TV dan Tulisan Dalam Dan Luar Negeri.

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-34912581

https://syrianfreepress.wordpress.com/2015/12/02/russian-army-briefing/

http://www.wsj.com/articles/americas-marxist-allies-against-isis-1437747949

http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/syrias-war-could-inflame-turkeys-hatay-province

http://www.todayszaman.com/anasayfa_border-province-hatay-bears-brunt-of-syrian-crisis_350365.html

https://www.rt.com/news/323033-russia-us-terrorism-summit/

http://www.cnbc.com/2015/11/16/russia-us-may-find-common-ground-in-fight-against-isis.html

https://www.rt.com/usa/322956-russia-isis-coalition-washington/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun