Ratusan citra satelit, sejumlah video dari drone, tiga rute penyelundupan minyak, dan 8.500 truk penyelundup sebanyak 200.000 barel minyak setiap hari. Pada 2 Desember , Kemenhan Rusia , Staf Umum Angkatan Bersenjata dan Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, mengadakan konferensi pers bersama dengan mengungkapkan bukti terkait perdagangan minyak Turki dengan kelompok-kelompok ekstrimis.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/12/17/rute-minyak-5672b884d37a61a1048b4569.png?v=400&t=o?t=o&v=555)
Para analis dan pengamat mengira, jika Turki benar-benar ingin menghindari konflik dengan Rusia, seharusnya menjaga jarak dari Rusia. Jika mereka menghindari rute dari Laut Hitam, melalui Selat Bophorus, maka akan tidak ada gesekan apapun.
Saat ini, tampaknya Turki tidak mengambil langkah-langkah hati-hati untuk menghindari hal ini. Karena secara teknologi ini bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan antara Rusia dan Turki. Mereka tidak mempersiapkan perang. Tetapi jika terjadi kecelakaan, mungkin bisa terjadi konflik militer, dan setiap kecelakaan dapat menyebabkan meluasnya peperangan.
Pada 2 Desember, Kemenhan Rusia mengumumkan dan mempertunjukan bukti sesuai dengan apa yang disebut sebagai “Deals minyak Turki dengan kelompok-kelompok ekstrimis.”
Tampak Rusia akan terus berupaya tanpa mau melepaskan dan membiarkan untuk melawan Turki, karena Rusia yakin bahwa telah terbukti para pemimpin Turki mengambil bagian dalam menjual minyak dengan organisasi teroris. Dan ini adalah masalah besar.
Dalam menanggapi Rusia mengumumkan dan menunjukkan bukti bahwa Turki menjual minyak untuk kelompok-kelompok ekstrimis, satu hari kemudian, Presieden Truki Recep Tayyip Erdogan melakukan serangan balasan, dengan mengatakan bahwa Turki memiliki bukti Rusia telah mengambil bagian dalam transporatasi ilegal minyak kelompok ekstrimis, dan akan merilis bukti ini kepada dunia.
Erdogan mengatakan : “Siapa yang membeli minyak (dari “ISIS”)? Saya katakan itu, George Haswani pemegang passport Rusia dan berkebangsaan Syria, dia salah satu pedagang besar dalam bisnis ini. Dia membeli minyak ilegal dari organisasi teoris, dan kemudian menjual ke pemerintah Syria dan pembeli internasioanl. Departemen Keuangan AS telah mempublikasikan ini.
Untuk tingkat tertentu, kepribadian Erdogan sangat mirip dengan Putin. Erdogan tidak mau mengakui kelemahannya, karena jika ia melakukannya akan berakibat buruk baginya.
Pada 3 Desember, saat Presiden Vladimir Putin menyampaikan pidato kenegaraanya di Kremlin. Dalam menanggapi Turki menembak jatuh jet tempur Rusia Su-24, Putin membuat pernyataan yang keras bahwa Rusia akan “membuat Turki menyesal.”
Putin mengatakan : “Kita akan terus mengingatkan mereka dari tindakannya, dan mereka akan menyesal karena hal ini. Kita akan tegas apa yang harus kita lakukan.”