Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegeraman Prancis Untuk Balas Dendam Kepada “ISIS” (3)

9 Desember 2015   18:57 Diperbarui: 9 Desember 2015   19:08 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, Prancis sangat bergantung pada informasi dari Rusia, karena Rusia mempunyai hubungan yang sangat bagus dengan Bashar al-Assad.

Jika melihat kekacauan di medan perang Syria, Prancis mendapatkan “sekutu-seperti” Rusia tidak diragukan lagi merupakan bantuan besar, yang selama ini kurang memiliki “visi”(penglihatan) di Syria.

Namun, setelah keduanya mengalami serangan teroris, dan akumulasi persahabatan mereka dari masa lalu, bisakah kerjasama antara Prancis dan Rusia di medan perang Syria benar-benar dapat membuat jalan Hollande untuk membalas dendam menjadi mulus? Apa yang menjadi kunci kemenangan Prancis dalam perang ini?

Bashar al-Assad adalah presiden Syria, selama bertahun-tahun ia dicap oleh Barat sebagai “diktator tirani” . Pada tahun 2011, terutama setelah dunia Arab bergejolak, pemerintahan al-Assad hampir saja tergulingkan, menghadapi tantangan terkoordinasi Barat yang dipimpin AS.

Oposisi al-Assad dengan dukungan Barat mengambil keuntungan dari waktu itu untuk tumbuh lebih kuat, dan menduduki beberapa wilayah al-Assad, mereka juga menyediakan (menyebabkan) kesempatan untuk “ISIS” untuk tumbuh.

Dan sekarang negara-negara Barat dipaksa untuk membayar terorisme dengan datangnya mereka ke Sryia. Dalam hal ini penguasa hukum Syria secara dramatis tidak diragukan menjadi kekuatan untuk melawan terorisme tidak dapat diabaikan lagi.

Sehari setelah serangan teroris Paris, Basahar al-Assad bertemu dengan perwakilan dari Parlemen Prancis di Syria, ketika ditanya tentang kemungkinan bergabung dalam operasi gabungan melawan terorisme dengan Prancis, al-Assad menjawab: “Tanpa kerjasama politik, kita tidak bisa menjalin kerjasama antara departemen intelijen kami.”

Pesan tersembunyi dari jawaban ini adalah Prancis diminta, agar AS mengubah “lagu lamanya” yang menuntut al-Assad untuk mundur, dan berhenti memandang dia sebagai musuh. Alasan al-Assad dengan jawaban kalimat ini bukan tanpa alasan.

Yang jelas siapapun yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintahan al-Assad sekarang, maka serangan udaranya akan lebih efektif. Karena pasukan tempurnya telah menyebar sangat luas, memiliki proporsi terbesar di wilayah ini. Pasukan inti yang memerangi “ISIS” sekarang adalah militer al-Assad.    

Memang ada beberapa kelompok moderat dan oposisi lainnya, yang memerangi “ISIS” setempat dan AS telah menghabiskan ratusan juta dollar untuk memberi pelatihan 60 orang, namun sebagian dari orang ini telah menyerah atau dieksekusi. Beberapa ada yang telah mengambil senjata dan peralatan mereka yang diperoleh dari AS dan bergabung dengan “ISIS”. Hanya ada beberapa yang benar-benar memerangi “ISIS” di Syria.

Jika dilihat dari perspektif ini, Bashar al-Assad adalah satu-satunya yang memiliki sistem informasi di seluruh zona pertempuran, karena ketika pasukan tempurnya memerangi “ISIS”, terjadi pertemuan komprehensif dan mendalam, mereka mungkin tahu hal-hal detail seperti siapa nama-nama perwira komandan musuh dan berada dimana mereka. Jika informasi intelijen ini diberikan untuk serangan udara, maka manfaatnya akan sangat terlihat dan menguntungkan bagi kedua belah pihak (sekutunya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun