Kekuatan Militer Prancis Nomor Satu Di Eropa
Di Eropa, militer Prancis memang nomor satu, baik dalam jumlah personil atau jumlah persenjataan dan peralatan militer, dan semua jenis kondisi jaminan lainnya. Memiliki daya pukul yang terkuat di Eropa.
Jika dilihat dari perhitungan normal secara tradisional, seharusnya untuk merespon “ISIS” dengan meliter, dengan kapasitas militer demikian seharusnya akan sudah cukup dan baik-baik saja. Tetapi kunci perhitungannya telah berubah sekarang. Karena “ISIS” tidak memiliki militer formal, tidak tahu mereka berada dimana, tidak tahu ruang lingkup kegiatannya.
Selain itu mereka menggunakan senjata yang sama sekali tidak konvensional. Ini akan sulit bagi Prancis untuk menggunakan metode pengintaian (surveillance) yang normal untuk melihat apakah target itu tangki atau truk,. Jika truk atau pick-up yang mengangkut sayuran , maka itu adalah kendaraan transpotasi biasa, tetapi jika membawa senapan mesin atau peluncur roket, itu adalah salah satu inti dari alat perang “ISIS”.
Bagaimana cara untuk membedakan antara mereka secara rinci? Selain itu kombatan ini juga warga sipil ketika mereka tidak bersenjata. Bagaimana menentukan sifat target ini jika mereka bisa mengubah idenditas mereka dalam waktu singkat? Jadi hal ini yang menjadi masalah besar bagi pilot AU-Prancis untuk meluncurkan atau tidak meluncurkan bom. Pilot akan senang menjatuhkan bom jika menemukan target, tapi jika salah target akan jadi masalah.
Jadi yang paling sulit dan berat adalah melakukan pengintaian, verifikasi, dan mengikuti terus gerakan target. Misi ini akan lebih sulit dari melakukan pengeboman.
Melihat masalahnya, kapasitas merupakan satu hal, namun apakah Prancis bisa menangani teroris merupakan hal lain., terutama dalam perang yang tidak simetris ini, perang terhadap kelompok yang bukan negara. Karena kekuatan militer ini akan seperti meninju kapas, diperlukan yang memiliki vector. Jika tidak memiliki informasi yang akurat, dan tidak memiliki kerjasama yang efektif, mungkin tidak akan mencapai apa-apa. Jadi dalam hal ini mereka harus kuat, tetapi harus akurat.
Dalam menanggapi sengitnya Prancis melakukan serangan udara di Al-Raqqa 15 Nopember lalu, beberapa analis dan aktifis lokal menunjukkan alasan mengapa sudah lebih dari setahun operasional Prancis tidak efektif dalam serangan udara dari koalisi internasional pimpinan AS, karena “ISIS” telah menyembunyikan senjata, sistem komunikasi, dan jet tempur di benteng-benteng atau daerah padat penduduk lebih awal untuk menyelematkan mereka. Karena kurangnya info intelejen dan kekhawatiran mereka akan mebahayakan penduduk yang tidak berdosa, mengakibatkan pilot yang melakukan serangan udara menjadi ragu menjatuhkan bomnya.
Kali ini Prancis mengerahkan kekuatan militer yang cukup, masalah utama apakah akan berguna? Karena mereka harus mampu melihat musuh.
Saat ini, Prancis telah mempusatkan peralatan elit dari AU dan AL di kawasan ini. Sudah memiliki kemampuan untuk menghatam musuh, tapi target yang mana, dimana target mereka? Target apa saja yang sudah dihancurkan? Target mana yang perlu mereka hantam untuk mengganggu dan memutus link teroris? Pertanyaan-pertanyaan ini yang menjadi paling penting.
Memang Prancis mempunyai kemampuan untuk menentukan, tapi itu tergantung seberapa baik mereka dapat melihat musuh mereka. Hal-hal semacam ini yang menjadi standar emas atau indeks penting akan kesuksesan Prancis di kawasan tersebut.