Rangkaian Serangan Terorisme di Eropa
Pada bulan Maret 2012, seorang pria bersenjata yang berafiliasi dengan Al Qaeda menewaskan tiga anak sekolah Yahudi di Toulouse, di selatan Prancis.
Pada Mei 2013, dua ekstrimis yang terpengaruh Al Qaeda dengan kejam membunuh seorang tentara Inggris di London.
Pada bulan Mei 2014, pasangan Israel dan wanita Prancis ditembak mati oleh seorang pria bersenjata dengan sanapan mesin ringan di Museum Yahudi Belgia di Brussel. Pembunuhnya berafialasi dengan organisasi Jihad.
Pada tanggal 7 Januari 2015, markas “Charlie Hebdo” Paris diserang, dan 12 orang termasuk pimpinan redaksi, kehilangan nyawa mereka.
Beberapa serangan lainnya terjadi di Prancis setelah itu. Selain adanya lubang dalam sistem memantauan mereka, Prancis dan negara-negara Eropa lainnya menghadapi masalah yang lebih sulit dipecahkan.
Dalam serangan teroris di Prancis, kita bisa melihat sampai batas tertentu dikarenakan perbatasan yang terbuka antara negara-negara Eropa.
Persetujuan Schengen
Pada bulan Juni 1985, total ada lima negara termasuk Jerman dan Prancis menandatanagni “Schengen Agreement” di Schengen, sebuah kota kecil di perbatasan Luksemburg, yang menyatakan negara-negeara yang telah menandatangani perjanjian ini tidak akan melakukan permerikasan perbatasan bagi warga masing-masing, dan jika orang asing telah menerima visa Schengen, mereka bisa bepergian dengan bebas ke seluruh wilayah negara-negara Schengen. Jadi boleh dikatakan Eropa tidak memiliki batas apapun.
Hingga 2015 negara-negara Schengen sudah termasuk : Austria, Belgia, Czech Republik, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Eslandia (bukan negara Uni Eropa), Italia, Latvia, Liechtenstein (bukan negara Uni Eropa), Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia (bukan negara Uni Eropa), Polandia, Potugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss (bukan negara Uni Eropa).