Pada 1 Oktober 2015, hari kedua serangan udara Rusia, AS dan Rusia memulai melakukan putaran pertama perundingan, untuk membahas bagaimana menghindari “meningkatnya ketegangan diantara mereka” di Syria di masa depan. Dalam diskusi terutama dirundingkan bagaimana merumuskan kode etik untuk melaksanakan misi militer di wilayah udara Syria untuk mencegah meningkatnya ketegangan.
Isu yang paling kritis sekarang adalah apakah dengan terlibatnya Rusia dalam perang di Syria kali ini, apakah akan membuat permasalahan Syria makin rumit dan lebih sulit diselesai atau sebaliknya?
Ada pengamat dan analis yang berpikir dalam masalah yang masif ini, permainan intrik dalam kekacauan, ketika semua pihak ikut “bermain”., maka sudah saatnya untuk mempertimbangkan pengaturan pasca perang, bagaimana melakukan tata kelola kekacauan. Perlu dipikirkan sekarang masalah apa saja yang harus dilakukan setelah pertempuran telah mulai membesar dalam perang di Syria ini.
Ada analis yang berpendapat, proses kearah pemerintahan demikian harus sudah dimulai, dengan mengikuti perkembangan konflik yang terus meningkat. Ini menjadi masalah dan tugas pertama bagi pemerintahan Bashar al-Assad. Penentuannya harus bisa mempertahankan dengan pasti sabuk pantai Syria yang merupakan wilayah terkaya di kawasan Alawit ini, dan ini harus sudah bisa diatur, jika menginginkan situasi Syria menjadi lebih jelas dalam beberapa tahun ke depan... kiranya ini merupakan tantangan yang tidak ringan....
Dengan terlibatnya Rusia di Timteng, maka diperkirakan percaturan AS di Timteng akan berubah.
( Habis )
Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri
http://news.yahoo.com/russia-planes-fly-western-syria-053421955.html
Assad-Putin meeting signals push to end Syria crisis Associated Press
Putin says Syria's Assad is open to working with some rebels Reuters