Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi AS Di Kepulauan Nansha atau Spratly Dan Laut Tiongkok Selatan Menjadi Perhatian Dunia (3)

30 Agustus 2015   06:18 Diperbarui: 30 Agustus 2015   06:18 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenaan dengan dengan “kerja keras” AS untuk masalah Laut Tiongkok Selatan, Dubes Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai meminta AS apakah usulan perilaku non-konstruktif juga harus dibekukan?

Cui Tiankai menanyakan : Dalam isu Laut Tiongkok Selatan, apakah AS sendiri yang sudah melakukan banyak hal setelah tahun 2002, dan apakah itu konstruktif? Tidakkah mereka juga harus membekukan? Atau Mereka harus melakukan sebaliknya? Mereka harus mengklarifikasi semua pertanyaan ini?

Ide AS untuk “pembekuan hal-hal di Laut Tiongkok Selatan” mendapat sambutan dingin oleh ASEAN. Sekjend ASEAN Le Luong Minh mengatakan bahwa Menlu negara-negara ASEAN belum membahas usulan AS, dan ASEAN dan Tiongkok telah berjanji bersama-sama untuk “menahan diri” ketika mereka menandatangani “DOC” pada tahun 2002.

Le Luoang Minh mengatakan hanya pihak yang terlibat dengan sengketa kedaulatan di Luat Tiongkok Selatan saja yang akan memiliki solusi untuk masalah tersebut.

Tahap kedua, dari intervensi AS di Luat Tiongkok Selatan dimulai Mei tahun ini (2015), dengan intervensi fisik.

Pada 20 mei 2015, militer AS mengirim P-8A “Poseidon” pesawat anti-kapal selam yang paling canggih terbang melintas di kepulauan Spartly dan Terumbu di Laut Tiongkok Selatan, untuk melakukan misi pengintaian. Terbang rendah hingga 4.500 m. Sehingga mendapat peringatan dari AL-PLA Tiongkok untuk menjauh.

Selama misi pengintaian ini, P-8A AS ini telah mendapat 8 kali peringatan dari AL-PLA Tiongkok. Denikian CNN yang berbasis di AS melaporkan bahwa Deperatemen Pertahanan AS mengatakan tujuan dari misi terbang lintas pengintaian ini merupakan acara untuk menyatakan tidak mengakuinya AS atas klaim atas kedaulatan teritorial Tiongkok di wilayah ini.

Pada 18 Juli 2015, Komandan Armada Pasifik AS , Scott Swift berada dalam pesawat anti-kapal selam P-8A “Poseidon” dan menyelesaikan penerbangan 7 jam misi pengintaian di wilayah udara yang diklaim teritori Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Swift mengatakan pengintaian  ini bagi AS untuk didedikasikan bagi kebebasan navigasi dan penerbangan ini memungkinkan dia untuk melihat/mengukur  “langsung” kemampuan tempur Armada Pasifik, AS.

P-8A adalah pesawat patroli maritim AS terbaru, pesawat ini sekaligus bisa memproses infromasi dari beberapa sasaran, dan mengontrol luasnya perairan. Selain itu pesawat ini memiliki kemampuan ofensif yang kuat dengan memuat lebih dari 8 torpedo anti kapal selam, dapat melakukan serangan terus menerus terhadap sasaran di bawah air.

Banyak ahli militer pecaya bahwa Laut Tiongkok Selatan merupakan wilayah paroli militer yang paling ideal bagi kapal selam nuklir setrategis AL-PLA Tiongkok.  Dengan AS menggunakan pesawat tersebut di Filipina berarti tujuan patroli mereka kemungkinan besar untuk melacak kepal selam nuklir strategi Tiongkok.

Selama kunjungannya di Filipina, Swift meyakinkan sekutunya di Asia bahwa AS memiliki peralatan militer terbaik dan telah membuat persiapan yang diperlukan untuk setiap kesempatan di Laut Tiongkok Selatan. Dia menyatakan, militer AS mungkin mengerahkan lebih dari 4 kapal tempur pesisir ke wilayah tersebut, dan berharap untuk memperluas latihan tahunan AL-AS dengan sekutu regional untuk latihan militer multinasional, yang mungkin juga termasuk Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun