Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menerawang Kerangka Kesepakatan Nuklir Iran (1)

4 Agustus 2015   12:21 Diperbarui: 4 Agustus 2015   12:21 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada garis besarnya pengayaan uranium, dengan menggunakan sentrifuse untuk meningkatkan konsentrasi U-235. Pada semua reaktor di Barat, uranium diperkaya sampai 5%. Untuk membuat bom Atom perlu diperkaya lebih dari 90%, dan Iran sudah memproses hingga 20%.

Untuk membuat bom atom bisa dibuat dari material radio-aktif uranium dan plotonium. Uranium yang bisa ditambang dari bumi hanya kurang dari 1% U-235, isotop yang dapat digunakan untuk bahan bakar reaktor dan membuat bom atom. Sentrifuse diperlukan untuk memisahkan U-235 dari sisa uranium, proses ini dinamakan pengayaan, Bahan lain yang bisa dibuat bom atom adalah Plotonium, dibuat dari penyinaran uranium di reaktor nuklir, untuk mengubah beberapa uranium ke plotonium.

Dalam Kesepakatan Nuklir Iran

Iran telah sepakat untuk merancang ulang dan membangun kembali reaktor Arak, sehingga tidak akan memproduksi plotonium yang bisa dibuat bom atom. Inti reaktor asli yang memungkinkan memproduksi plotonium untuk dibuat bom atom harus dilumpuhkan atau tidak dioperasikan lagi, tapi masih diperkenankan tetap berada di negara Iran. Menurut ketentuan dalam kesepakatan, sisa bahan bakar yang digunakan dalam memproduksi yang bisa dibuat bom harus dikirim keluar negeri. Iran tidak akan membangun lagi reaktor heavy-water (air berat) selama 15 tahun seperti yang telah disebutkan diatas).

Bagaimana proses dan kisah negosiasi dari kesepakatan ini hingga terakhir ditanda-tangani ? 

Pada 30 Juni 2015, menjadi batas waktu untuk negosiasi recana aksi komprehensif, terlihat seperti apa yang telah direncanakan. Pembicaraan nuklir ini jika diibaratkan dengan lomba lari marathon, maka penanda-tangan kesepakatan ini seperti lari pada 1 km terakhir mencapai finis.

Kilo meter terakhir sering kali menjadi yang paling sulit. Meskipun masing-masing pihak coba menjaga stamina mereka, tapi hasilnya tetap belum bisa diantisipasi atau diharapkan. Pada “International Depths” meskipun arah pembicaraan telah jelas, namun pembicaraan ini penuh dengan kompleksitas.

Apa yang menjadi hambatan pada pembicaraan terakhir ini?

Setelah bertahun-tahun ketegangan dan selama 20 bulan berkonsentrasi berunding, semua pihak dalam pembicaraan nuklir Iran ini harus menandatangani perjanjian akhir di Wina, Austria pada akhir Juni 2015, tapi kesepakatan terakhir tertunda dari “apa yang telah direncanakan”.

Sebelum 30 Juni, informasi yang diungkapkan oelh banyak pihak mengindikasikan kesepakatan akhir akan gagal lagi.

Pada 22 juni 2015, Parlemen Iran meloloskan RUU untuk menpertahankan hasil program nuklir Iran dengan sangat anthusias. Dalam RUU ini diputuskan, pemerintah perlu untuk melindungi hak-hak nuklir nasional dan prestasinya, dengan menjaga kapasitas uranium yang diperkaya dan dioperasikan oleh fasilitas nuklir (Iran).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun