Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015 (3)

30 Juli 2015   08:14 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:09 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan NMS yang menyamakan Rusia dan IS sama-sama sebagai dua ancaman utama menimbulkan kemarahan Rusia.

Dalam siaran TV “Rusia Today” meluncurkan serangan balik kepada AS, mengatakan AS telah beberapa kali mencetuskan perang dalam beberapa dekade terahhir. AS sendiri yang sebenarnya agresor yang tidak menghormati kedaulatan negara lain. Dengan memberi beberapa contoh berikut.

Pada tahun 1999, NATO yang dipimpin AS mengadakan serangan udara terhadap Yugoslavia, yang telah membawa korban nyawa lebih dari 1.000 warga sipil, dan serangan ini tanpa mendapat persetujuan Dewan Keamanan PBB.

Pada 2003, militer AS menginvasi Irak, menyingkirkan pemerintahan Saddam Hussein,dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal, suatu tindakan yang juga tidak disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Sekarang AS melakukan serangan udara di wilayah Syria dengan mengatas namakan memerangi terorisme, ini satu contoh lain bagaimana AS telah melakukan perang sendiri tanpa persetujuan dari masyarakat internasional.

AS melakukan serangan udara dengan pesawat tanpa awak di udara Pakistan dan Yaman semua telah melanggar hukum internasional.

Pada 9 Juli 2015, Jendral Dunford, Komandan Jenderal Marinir AS selama sidang pembentukkan pencalonannya untuk menjadi Ketua berikutnya dari Kastaf Gabungan mengatakan “Jika Anda ingin berbicara tentang sebuah bangsa yang bisa menimbulkan ancaman eksistensial kepada AS, saya harus menunjukkan itulah Rusia.”

Seorang ahli militer Rusia terkenal, Marshall Tymoshenko memberi komentar : “Jika hingga terjadi perang Rusia -AS, maka akan dari provokasi AS. Saya dulu bekerja di Departemen Pertahanan Rusia, jadi saya tahu Rusia tidak akan mengambil langkah ofensif pertama. Kami akan hanya melakukan serangan balik setelah orang lain menyerang kami.” Lebih lanjut dia mengatakan .

“Sejauh yang kami tahu, Tiongkok juga tidak akan menjadi yang pertama untuk menyerang, sehingga sudah pasti AS yang akan menjadi yang pertama untuk menyerang. Apa AS benar-benar akan menyatakan perang terhadap Rusia?  Itu masalah lain. Kita harus siap untuk itu.”

Memburuknya hubungan AS-Rusia tidak terjadi semalam. Pada 1990-an, Rusia mencoba untuk berpihak ke Barat, tapi AS terus memberikan tekanan pada ruang strategis Rusia. Pertama, dengan ekspansi NATO ke timur, Polandia dan Negara Baltik bergabung dengan NATO, kemudian dengan “Colour Revolution’ di Ukraina dan Georgia membuat mereka berpihak ke Barat, akhirnya, dengan  alasan perang melawan terorisme memungkinkan pasukan militer AS untuk masuk ke Asia Tengah.

Dalam doktrin militer terbaru yang dirilis Rusia pada bulan Desember 2014, tercatat total ada 14 ancaman keamanan eksternal yang dihadapi Rusia, dan sistem pertahanan rudal AS dan ekspansi ke timur NATO merupakan ancaman yang “tak terbantahkan”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun