Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015 (1)

29 Juli 2015   11:16 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:55 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015” yang baru saja dirilis awal Juli ini, dalam kata pengatar ketuanya menyatakan : “Hari ini, lingkungan keamanan global adalah yang paling tidak bisa diduga dalam 40 tahun pelayanannya.”

Sejak “Strategi Militer Nasional Amerika Serikat” (NMS) yang terakhir diterbitkan tahun 2011, gangguan global telah meningkat secara signifikan sementara keunggulan komperatif militer AS telah mulai terkikis. 

AS merasa menghadapi beberapa tantangan keamanan secara simultan dari aktor negara tradisional dan jaringan trans-regional kelompok ‘sub-state’ , mereka ini semua mengambil keuntungan dari perubahan teknologi yang cep

Menurut AS konflik masa depan akan datang lebih cepat, lebih lama, dan mengambil tempat di medan perang yang menantang lebih teknis. Mereka akan meningkatkan implikasinya ke tanah AS.

Dikatakan bahwa Strategi Militer Nasional ini menjelaskan bagaimana AS akan menggunakan kekuatan militer untuk melindungi dan mengedepankan kepentingan nasionalnya. AS harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan ancaman baru sambil mempertahankan keunggulan komperatif melebihi yang tradisional.

Keberhasilan akan semakin tergantung pada seberapa baik instrumen militer AS untuk mendukung instrumen kekuasaan lainnya dan memungkinkan jaringan sekutu AS dan mitra.

NMS 2015 terus disesuaikan untuk memenuhi kelincahan yang lebih besar, inovasi dan integrasi. Untuk memperkuat kebutuhan militer AS agar tetap terlibat untuk membentuk lingkungan keamanan dan untuk menjaga jaringan aliansi AS.

AS terlihat lebih harus menghadapi kampanye yang berkepanjangan daripada konflik yang dapat diselesaikan dengan cepat... dimana kontrol eskalasi akan menjadi lebih sulit dan yang lebih penting lagi, sumber daya AS berkurang, sehingga harus menyesuaikan postur global AS.

AS meskipun merasa masa depan sulit, mersa diberkati untuk dapat mengandalkan orang muda Amerika yang memilih untuk melayani, untuk menjalani kehidupan biasa, dan untuk membela sesama warga mereka. AS tetap fokus dipinpim kekuatan terbaik mereka dan perlengkapan terbaik dunia. Dan NMS 2015 menawarkan blueprint  ke depan hingga akhir.

Pandangan Para Analis Dunia Luar AS

NMS Amerika 2015 versi baru ini menggambarkan seolah dunia dalam keadaan bahaya, dimana kekuatan AS sedang menurun, dan berbagai tantangan keamanan yang terus muncul.

Tentu saja ini hanya pernyataan dari AS sendiri. Pada kenyataannya AS memiliki militer yang paling kuat di dunia, gudang senjata nuklir paling besar dan anggaran militer yang tertinggi di dunia.

Kenyataan, militer AS berada di banyak lokasi di dunia, dan tempat-tempat ini bukan wilayah AS. Jadi mengapa AS tetap tidak merasa senang dengan keadaan militernya, dan merasa itu masih belum cukup? Apa kira-kiranya di balik pemikiran ini?

Pada 1 Juli 2015, Menhan AS Aston Carter dan Kastaf Gabungan AS--Martin Demsey dalam konferensi pers mengumumkan “Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015” (NMS) secara resmi.

Salah satu kalimat yang menarik perhatian media dunia adalah : ‘Ini pertama kalinya sejak diperbaruhi’ : “Hari ini, kemungkinan keterlibatan AS dalam perang antar negara kekuatan utama dinilai masih rendah tetapi terus tumbuh.” Tidak seperti NMS versi 2011 yang berfokus pada kontraterrorisme, versi 2015 ini difokuskan pada nilai ancaman keamanan dari negara lain, yang disebutkan bernilai realtif tinggi.

Harian Jerman “Bild” pada 2 juli 2015 memberi reaksi : “sangat bahaya AS menyatakan bahwa perang sedang tumbuh? Probabilitas ini bisa berkembang, atau setidaknya itulah Strategi Militer Nasional baru AS mengatakannya.”

NMS 2015 menggabarkan konflik sbb:

Analis lain melihat, adanya perubahan besar pada MNS baru AS untuk mengkonfirmasi negara lain, terutama negara-negara besar sebagai ancaman terbesar terhadap militer AS saat ini yang harus dihadapi. Dalam hal ini yang disebutkan empat negara besar itu menurut urutan prioritas adalah : Negara pertama Russia, Iran,  kemudian DPRK (Repbulik Demokrasi Rakyat Korea atau Korut) dan tentu saja Tiongkok. Tantangan dari ke-empat negara ini tidak sama menurut AS, semua dianggap menimbulkan ancaman bagi AS. Tapi yang tebesar adalah Rusia.

Dalam laporan ini secara langsung menyebutkan Rusia, Iran dan Korea Utara, meskipun negara-negara lain tidak mencari konflik militer langsung terhadap AS atau sekutu-sekutunya, namun tetap dianggap dapat menimbulkan resiko keamanan yang parah kepada AS.

Tapi dalam laporan ini terdapat pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya “mendukung kebangkitan Tiongkok”, tetapi dikatakan tindakan Tiongkok dapat menimbulkan peningkatan ketegangan di Asia Pasifik. 

Dalam laporan tersebut juga dinyatakan, banyak organisasi trans-regional termasuk organisasi ekstrimis juga memberi ancaman terhadap keamanan nasional AS. Meskipun AS memiliki kemajuan teknologi militer, tapi sulit sekali untuk benar-benar memberantas organisasi ekstimis.

Pada 15 Pebruari 2015, Kastaf Gabungan AS, Martin Damsey pernah mengatakan tentang isu keamanan nasional AS dalam menghadapinya harus bisa dipecah menjadi 2-2-2-1. Yang berarti pertama ada dua isu : Rusia dan Tiongkok. Kedua, ada dua isu-isu internasional : Iran dan DPRK (Korut). Ketiga. Ada dua masalah jaringan : Jaringan kekerasan ekstrimis dan Jaringan kejahatan transnasional. Ke-empat, ada masalah yang hanya satu domain: dunia maya. ( Ini pada dasarnya sama dengan penjelasan dalam MNS 2015).

Namun, apakah AS mempunyai kemampuan untuk menghadapi tantangan ini? Berdasarkan laporan, “Heritage Foundation” yang berbasis di AS merilis berita : ‘indeks kekuatan militer  AS  2015’. Menurut laporan ini senjata dan peralatan angkatan bersenjata AS, saat ini tidak mampu menangani dua ‘insiden daerah utama’ yang terjadi pada waktu yang bersamaan. Juga pemotongan anggaran militer sedang dilakukan untuk 10 tahun ke depan. Juga dana Departemen Pertahanan AS akan dipotong lebih dari US$ 1 trilyun. Menurut laporan media AS, personil Angkatan Darat AS akan dikurangi 40.000 orang selama tiga tahun ke depan, dan biaya militer akan dipotong US$ 7,1 milyar.

Perlu diketahui, kekuatan militer AS selalu didukung oleh kekuatan ekonominya. AS merupakan negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia. Menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute, pada 2014, biaya militer AS sebesar US$ 610 milyar—tertinggi di dunia. Bahkan akan yang ke-2 hingga ke-9 jika dibandingkan dengan total pertahanan nasional negara yang berada dalam daftar. Biaya sebesar itu sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk pertahanan diri, tetapi jika AS ingin mempertahankan hegemoni global, hal ini jelas tidak cukup. 

Analis melihat AS merasa kurang karena persenjataan AS tumbuh lebih mahal, dan harus menghadapi banyak lawan, jadi memerlukan dukungan ekonomi yang lebih besar, dan kini kekurangan dukungan demikian. Jadi sekarang bagaimana AS harus mampu mempertahankan militernya agar sangat efektif berperang dan dapat dengan cepat dikerahkan ke segala penjuru, sementara pengeluaran pertahanan nasional relatif ketat, ini menjadi tantangan utama bagi AS.

Dalam kenyataannya menunjukkan pada tahun lalu dan tahun sekarang, militer AS dan kebijakan luar negeri AS terlihat telah agak kelelahan.

Pada 10 September 2014, Presiden Obama memberi pidato di TV, dimana ia menggambarkan strategi AS untuk memerangi organisasi ekstrimis IS(ISIS), dengan mengumumkan bahwa AS dan IS berada dalam keadaan perang. Dan itu telah setahun berlalu, kenyataannya IS terus berkembang dan lebih ganas. Karena itu Obama sangat diragukan oleh rakyat AS.

Pada bulan Maret 2014, Krimea (Ukranai) di aneksasi Rusia, dan Ukraina Timur berada dalam keadaan perang. Negara-negara Barat yang dipimpin AS bersatu menjatuhkan sanksi kepada Rusia, dan mendukung militer Ukraina dalam perjuangan mereka melawan milisi di Timur Ukaraina.

Namun, situasi dalam negeri Rusia masih tetap stabil, dan rating Putin dalam negeri bahkan mencapai rekor tertinggi. Dan penyelesaian akhir masalah Ukraina masih terlihat jauh.  

Situasi semacam ini jelas sulit bagi AS untuk menanggungnya, sedangkan dalam pidato pertama kali Obama ketika terpilih menjadi presiden pada 28 Januari 2010, dia mengatakan dalam Kongres bahwa AS tidak akan pernah menjadi nomor dua. Obama berseru : “Saya tidak akan bisa merima AS berada di tempat kedua. AS memiliki ambisi yang tinggi, tetapi tidak memiliki kekuatan untuk mewujudkannya. Ini akibat hasil dari kekuatan nasional AS yang menurun dan kenaikan konstan kekuatan yang sedang tumbuh. Ini suatu yang kompleks, dengan selalu berubahnya dunia. Sama seperti apa yang dikatakan oleh Kastaf Gabungan Martin Damsey dalam laporannya : {Lingkungan keamanan global saat ini yang paling sulit untuk diprediksi dalam 40 tahun saya (Martin Demsey) mengabdi.}”

Ini dapat disimpulkan, laporan strategi militer nasional AS telah berada dalam keadaan yang paling mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ketika untuk pertama kali Perang Dingin berakhir, jika kita melihat kembali pada waktu itu, AS sangat mencolok sekali, pada waktu itu sangat jelas dalam laporannya menyebutkan AS memiliki apa yang disebut sebagai kedalaman strategis besar. Yang dimaksud dengan “kedalaman strategis besar” mengacu pada negara-negara yang dianggap musuh AS. Uni Soviet bubar, jadi negara-negara lain secara relatif akan lama untuk menjadi ancaman bagi AS.

Tapi sekarang jelas tidak berpikir seperti itu. AS percaya negara-negara tersebut telah secara bertahap berkembang dan sudah menyusul tidak jauh dari AS. Tidak saja apa itu kemajuan nuklir, maupun teknologi, dan kontrol keamanan global atau regional. bagi AS semua itu secara bertahap menurun serta secara bertahap akan tertingal/hilang.

(Bersambung ........)

 

Sumber : Media Tulisan & TV Dalam & Luar Negeri

http://www.ncpers.org/files/WJ%20Washington%20Update%2007-02-2015.pdf

http://www.atlanticcouncil.org/blogs/natosource/the-new-us-national-military-strategy-and-nato

https://www.washingtonpost.com/news/checkpoint/wp/2015/02/06/the-pentagons-electromagnetic-rail-gun-makes-its-public-debut/

http://www.news.com.au/national/talisman-sabre-2015-the-biggest-australia-us-military-exercise-yet/story-fncynjr2-1227435944288

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun