Tentu saja ini hanya pernyataan dari AS sendiri. Pada kenyataannya AS memiliki militer yang paling kuat di dunia, gudang senjata nuklir paling besar dan anggaran militer yang tertinggi di dunia.
Kenyataan, militer AS berada di banyak lokasi di dunia, dan tempat-tempat ini bukan wilayah AS. Jadi mengapa AS tetap tidak merasa senang dengan keadaan militernya, dan merasa itu masih belum cukup? Apa kira-kiranya di balik pemikiran ini?
Pada 1 Juli 2015, Menhan AS Aston Carter dan Kastaf Gabungan AS--Martin Demsey dalam konferensi pers mengumumkan “Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015” (NMS) secara resmi.
Salah satu kalimat yang menarik perhatian media dunia adalah : ‘Ini pertama kalinya sejak diperbaruhi’ : “Hari ini, kemungkinan keterlibatan AS dalam perang antar negara kekuatan utama dinilai masih rendah tetapi terus tumbuh.” Tidak seperti NMS versi 2011 yang berfokus pada kontraterrorisme, versi 2015 ini difokuskan pada nilai ancaman keamanan dari negara lain, yang disebutkan bernilai realtif tinggi.
Harian Jerman “Bild” pada 2 juli 2015 memberi reaksi : “sangat bahaya AS menyatakan bahwa perang sedang tumbuh? Probabilitas ini bisa berkembang, atau setidaknya itulah Strategi Militer Nasional baru AS mengatakannya.”
NMS 2015 menggabarkan konflik sbb:
Tapi dalam laporan ini terdapat pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya “mendukung kebangkitan Tiongkok”, tetapi dikatakan tindakan Tiongkok dapat menimbulkan peningkatan ketegangan di Asia Pasifik.
Dalam laporan tersebut juga dinyatakan, banyak organisasi trans-regional termasuk organisasi ekstrimis juga memberi ancaman terhadap keamanan nasional AS. Meskipun AS memiliki kemajuan teknologi militer, tapi sulit sekali untuk benar-benar memberantas organisasi ekstimis.
Pada 15 Pebruari 2015, Kastaf Gabungan AS, Martin Damsey pernah mengatakan tentang isu keamanan nasional AS dalam menghadapinya harus bisa dipecah menjadi 2-2-2-1. Yang berarti pertama ada dua isu : Rusia dan Tiongkok. Kedua, ada dua isu-isu internasional : Iran dan DPRK (Korut). Ketiga. Ada dua masalah jaringan : Jaringan kekerasan ekstrimis dan Jaringan kejahatan transnasional. Ke-empat, ada masalah yang hanya satu domain: dunia maya. ( Ini pada dasarnya sama dengan penjelasan dalam MNS 2015).