Negara mana yang akan menjadi target berikutnya?
Baru-baru ini rakyat Austria mengumpulkan tandatangan untuk meminta pemerintah mengadakan referendum untuk penarikan dari zona euro. Hingga saat ini (3 minggu lalu) kabarnya telah mendapat dukungan lebih dari 260 ribu orang. Jumlah ini lebih besar dari satu setengah kali dari batas minimum untuk membolehkan membahas masalah tersebut.
Pada saat yang sama, PM Inggris, Cameron berjanji Inggris akan mengadakan referendum sebelum akhir tahun 2017 untuk menentukan apakah akan menarik diri dari Uni Eropa atau tidak.
Dapat dibayangkan, jika Yunani harus meninggalkan dalam waktu dekat ini, investor dan warga pasti akan mulai khawatir, pertanyaannya siapa lagi untuk giliran berikutnya, Potugal atau Italia? Siapa yang akan menjadi berikutnya? Dan itu akan meningkatkan kemungkinan kolaps dan akan menyebabkan efek domino.
Jika hal tersebut terjadi akan menjadi mimpi buruk bagi zona euro bahkan mungkin akan berkembang menjadi mimpi buruk bagi Uni Eropa.
Sistem moneter semacam zona euro sebenarnya belum pernah terjadi dalam sejarah manusia, dan tidak pernah ada sebuah negara menarik diri dari zona euro. Jadi apakah dengan Yunani meninggalkan zona euro, bisakah Uni Eropa tetap bertahan?
Kolumnis “Financial Times” Gideon Rachman antar lain menuliskan : “Krisis saat ini mudah menyebabkan penarikan Yunani dari zona euro dan mengundurkan diri dari Uni Eropa pada akhirnya. Hal ini mungkin menjadi proses berbahaya baru, tanda-tanda disintegrasi Uni Eropa.”
Negara Yang Baru Bergabung Zona Euro
Pada 1 Januari 2015, Lithuania bergabung dengan zona euro, menjadi negara ke-19 dari zona euro. Populasi zona euro total sudah lebih dari 320 juta, selain itu, banyak negara lain seperti Bulgaria, Republik Ceko, Korasia, Hungaria, Polandia dan Rumania, sedang menunggu untuk bergabung dengan zona euro.
Dengan perluasan Uni Eropa dan zona euro, antisipasi untuk skala besar dibawah entitas ekonomi makin berkembang, kesenjangan dalam pembangunan ekonomi Uni Eropa akan makin lebar. Struktur ekonomi yang berbeda-beda dan siklus atau peredaran keuangan memaksa mereka untuk mengambil strategi “Multi Speed Europe” (Kecepatan Multi Eropa), artinya negara-negara anggota inti dan anggota periperal (peripheral) dapat mengambil langkah-langkah sesuai dengan tingkat perkembangan ekonominya. Yang dengan demikian tidak diragukan lagi akan lebih melebarkan kesenjangan.
Memang saat itu kita dapat mengatakan bahwa itu langkah inovatif untuk merancang zona euro, karena mereka melakukan tanpa ada referensi apapun. Zona Euro adalah inovatif. Dari tahun 1999 ketika zona euro diwujudkan untuk sepuluh tahun pertama dalam abad ini, perekonomian dunia telah sangat berubah.