(Hal ini mengingatkan penulis pada awal Juli lalu yang menerima SMS berantai tenang isu resuffle kabinet pemerintahan Jokowi, dan rumor yang memberitakan “analisis Bloomberg” bahwa rupiah akan terjun bebas dengan adanya krisis utang Yunani. Yang menyatakan 3 bulan ke depan rupiah akan menjadi Rp.17.000 per satu dollar US dan bahkan akan tembus Rp 25.000 pada 2016 dan pada saat itulah Indonesia akan dinyatakan bangkrut bersamaan dengan Puerto Rico, Argentina. Rumor ini yang mendorong penulis mencari bahan untuk tulisan ini. Dan kita harus mewaspadai rumor semacam ini yang tidak tahu dari mana sumbernya, terutama pada masa kini dimana pemerintahan masih disesaki oleh penjual nusa & bangsa yang berlagak patriot, koruptor, vested interest yang masih berada diposisi birokrat pemerintahan Jokowi.).
Sikap Pemerintah AS
Pada awal oktober 2010, pemerintah Yunani tiba-tiba menerbitkan laporan tentang defisit keuangan pemerintah dan utang publik pada tahun 2009, yang posisinya berada masing-masing 12,7% dan 113% dari PDB, jauh melebihi dari 3% dan 60% batas atas yang ditetapkan dalam “Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan” Uni Eropa.
Setelah krisis keuangan pecah, Dewan Reserve Federal dan Uni Eropa mulai menyelidiki peran Goldman Sachs, yang memainkan dalam memanipulasi produk keuangan yang komplek yang mengarah dan menyebabkan krisis utang pemerintah Yunani.
Tapi hingga hari ini, pemerintah Obama tampaknya masih seperti seolah memiliki simpati besar untuk pemerintah Yunani. Dengan mengatakan AS mendukung diskusi damai dan keanggotaan Yunani di zona euro. Dengan mengklaim agar zona euro sedapat mungkin untuk berjuang untuk mengatasi krisis keuangan ini, yang sebenarnya komentar yang sangat ironis. Para analis dan pengamat percaya dibalik semua ini Goldman Sachs sebagai penyebabnya.
Yang lebih ironis lagi, ketika krisis utang Eropa terjadi pada 2011, tiga pemimpin baru Eropa semuanya mempunyai kaitannya dengan Goldman Sachs. Mario Graghi – Presiden Bank Sentral Eropa, mantan Wakil Presiden Urusan Eropa di Godman Sachs pada thuan 2002 hingga 2005. Mario Ponti PM Italia pernah menjabat sebagai penasehat Goldman Sachs dunia sejak thaun 2005. Papademos, PM Yunani untuk ikut berpartisipasi dalam penipuan utang yang diprakarsi Godlman & Sachs, dia saat itu menjabat sebagai Bank of Greece (Bank Yunani) dari tahun 1994 hingga 2002. Walaupun Papademos sudah tidak berkantor lagi di Goldman Sachs, tetapi tetap masih dianggap “orang Goldman Sachs” oleh harian “ Le Monde” , Prancis.
“The Christian Science Monitor” dari AS, memberi komentar : Goldman Sachs adalah biang pelakuknya yang harus bertanggung jawab atas krisis utang Eropa saat itu. Mereka membebani dunia dengan utang yang berat, dan sekarang krisis telah pecah, mestinya mereka harus dipilih untuk menangani masalah ini.”
“The Indepenent” Inggris, juga menyatakan kesedihan, bahwa seluruh zona euro telah menjadi proyek (dikerjai) Goldman Sachs.
Warren Buffet, seorang investor Amerika, pengusaha dan dermawan, yang ditenggarai sebagai salah satu investor paling sukses di dunia. Pemegang saham utama, ketua dan CEO Berkshire Hathaway, termasuk orang terkaya di dunia pada 2008, dan ketiga pada tahun 2011, pernah mengemukakan pepatahnya : “ Hanya pada saat air surut barulah Anda dapat mengetahui siapa yang berenang telanjang”.
Demikian juga dengan Yunani, setelah krisis keuangan Eropa tahun 2008, semua baru menyadari bahwa Yunani yang berenang telanjang.
Rasio utang yang super tinggi yang mengejutkan Uni Eropa. Selama bertahun-tahun ini apa yang terjadi di Yunani dan Uni Eropa sehingga Yunani terpengaruh oleh krisis? Apa yang sebenarnya yang diperoleh Yunani dan kerugiannya memasuki zona euro?