Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Illahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.
Doktrin dalam Syi'ah terdapat apa yang dinamakan ushuluddin (pokok-pokok agama) dan furu'uddin {masalah penerapan agama). Syi'ah memiliki Lima Ushuluddin.
- Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
- Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
- An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia
- Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.
- Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al-Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir. Menurut mereka Allah yang menentukan segala akibat. Nabi sama seperti muslimin lain. I’tikadnya tentang kenabian ialah:
- Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.
- Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.
- Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Ialah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada.
- Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.
- Al-Qur'an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.
Sekte dalam Syi'ah. Syi'ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni: Dua Belas Imam yang disebut juga Imamiah atau Itsna 'Asyariah, dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan imam mereka yaitu:
- Ali bin Abi Thalib ( tahun 600–661 ), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
- Hasan bin Ali ( tahun 625–669 ), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
- Husain bin Ali ( tahun 626–680 ), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
- Ali bin Husain ( tahun 658–713 ), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
- Muhammad bin Ali ( tahun 676–743 ), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
- Jafar bin Muhammad ( tahun 703–765 ), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
- Musa bin Ja'far ( tahun 745–799 ), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
- Ali bin Musa ( tahun 765–818 ), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
- Muhammad bin Ali ( tahun 810–835 ), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
- Ali bin Muhammad ( tahun 827–868 ), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
- Hasan bin Ali ( tahun 846–874 ), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari
- Muhammad bin Hasan (868— ? ), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi
(Tulisan diatas dipetik dari naskah pribadi penulis yang sudah lama sekali: “Serba Serbi Tentang Agama”, tapi tidak untuk dipublikasikan dan diterbitkan).
Banyak pengamat Timteng dunia luar zaman sekarang yang melihat konflik dan kekacauan yang terjadi di Timtengn karena terkait dengan perbedaan antara Sunni dan Syiah, yang tercampur aduk dengan kepentingan geopolitik dan geostrategis serta kepentingan-kepentingan pihak-pihak tertentu.
Jadi mengapa Arab Saudi terdorong untuk terlibat langsung dalam babak baru kekacauan di Timteng ini? Dan seperti apa peran yang dilakukan Arab Saudi? Bagaimana menurut pengamat dunia luar ?
( Bersambung ...... )
Sumber & Referensi : Media TV & Tulisan Dalam negeri dan Luar Negeri