Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Drone UAV Pesawat Nirawak Alat Perang Masa Depan (1)

30 Juni 2015   13:44 Diperbarui: 30 Juni 2015   13:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengadaptasi kebutuhan perang masa depan, kekuatan militer berusaha mengembangkan senjata dan peralatan canggih yang dapat mendominasi medan perang masa depan, antara lain DRONE atau Pesawat Terbang Nirawak --- UAV (Unmanned Aerial Vehicle-UAVs) atau UAS (Unmanned Aerial System)  menjadi hal yang menarik untuk kita ketahui.

Pada kampanye Presiden Jokowi mengemukakan akan menggunakan Drone atau pesawat tanpa awak UAV untuk mengamankan wilayah laut RI. Kabarnya kini UAV yang di-idamkan adalah Global Hawk bikinan Northtrop Grumman AS, yang nama lengkapnya RQ-4 Gobal Hawk, dengan Varian barunya MQ-4C Triton yang dirancang khusus untuk pengawasan maritim.

Memang tidak salah jika Pemerintahan Jokowi harus lebih memperhatikan wilayah laut kita, mengingat wilayah RI yang 5.180.053 km2 daratannya hanya 1.9922.57 km2, jadi hampir 70% merupakan lautan, yang terdiri dari kira-kira 17.000 pulau dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia sepanjang 81.000 km atau 15% dari garis pantai dunia. Dan berbatasan dengan sepuluh negara. Jadi tidak salah jika Pemerintahan Jokowi lebih memilih pembangunan maritim, yang tampaknya kurang begitu diperhatian oleh beberapa rezim pemerintahan terdahulu.  

Memang jika pertahanan kita kuat terutama dalam pertahanan udara dan maritim kuat, lautan wilayah kita tidak hanya akan menghasilkan keuntungan dari perikanan saja yang sekarang sudah mulai digenjot oleh Menteri Kelautan dan Perikanan—Susi Pudjiastuti yang sangat maju pemikirannya. Tapi kita bisa membuat jalur Tol berlayar untuk jalur dalam dan penting antara lautan Pasifik dan Lautan Hindia, dari utara ke selatan di mana kapal-kapal yang akan melintas dari laut Jawa ke Samudra Hindia di selatan Pulau Jawa dan Sumatera di Selat Sunda dan Selat-Selat yang ada di NTT untuk dipungut bayaran seperti Terusan Suez dan Panama. Karena kalau tidak mereka harus berputar jauh. (Namun posisi kita di dunia harus kuat dulu).

Pada Agustus tahun lalu, Mantan Brigjen Sisriadi Kepala Puskom Publik Kemenhan menyatakan TNI-AU sedang menyiapkan satu skuadron khusus pesawat terbang tanpa awak (UAV) sebanyak 12 unit yang akan ditempatkan di Lanud Supadio, Pontianak.

6 unit UAV dari 12 unit yang akan ditempatkan disana merupakan  produk dalam negeri yang diberi naman “Wulung”. Sisanya dibeli dari luar negeri. Sedang 6 unit UAV ini dibuat oleh konsorsium Dirgantara Indonesia, Kemenhan, Kemenristek. Dan 6 unit sisanya dibeli dari Filipina.

Tapi perlu diingat bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, kekuatan militer global telah menguncurkan dana untuk pengembangan berbagai UAV untuk penggunaan dalam operasi militer. UAV Stealth yang berkemampuan seperti pesawat pembom berawak juga sudah mulai muncul dan berhasil dengan baik. Dewan Ilmu Pertahanan AS (The US Defense Science Board) dalam sebuah laporannya menyatakan bahwa UAV akan dengan cepat menjadi “titik kritis” dalam urusan global.

Saat ini, semua negara kekuatan utama khususnya ingin bersaing untuk coba menjadi lehih unggul dalam medan perang dengan menggunakan UAV dan sangat terlihat bahwa kompetisi UAV antar semua negara terlihat sudah mulai.

Di AS pada 22 April lalu, diatas langit pantai Maryland sebuah pesawat tanpa awak X-47B (UAV) berhasil melakukan percobaan terbang pengisian bahan bakar dengan pesawat tanker K-707 di udara.

Dengan keberhasilan X-47B mengadakan pengisian bahan bakar di udara berarti pesawat ini bisa mengisi bahan bakar banyak kali atas kebutuhannya tanpa merasakan kelelahan, jika pesawat tempur berawak bisa terbang 5 hingga 10 jam, maka pesawat tanpa awak dengan pengisian bahan bakar di udara ini bisa terbang 50 jam. Dengan demikian pesawat ini bisa berada di suatu daerah medan perang yang cukup lama sehingga bisa memantau situasi lapangan terus menerus sacara unik.

Menururt analis militer, dengan X-47B sebagai pesawat Stealth (siluman) dan berkemampuan mengisi bahan bakar di udara, dan kapasitas tempurnya juga sudah ditingkatkan, ini berarti kemampuan daya serang kapal induk AS akan lebih meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun