Sikap Iran Terhadap Houthi & Israel Terhadap Negosiasi Nuklir Iran
Ben Anderson, koresponden HBO.com yang berbasis di AS, memberi komentar : “Politik kami tidak melihat bukti langsung adanya koneksi antara Iran dan Houthis juga, tapi pihak lain mengatakan bahwa sedikitnya mereka sudah memiliki semacam hubungan.
Tapi dugaan demikian selalu hadir. Jadi apa sikap yang sebenarnya dari Iran terhadap Houthi dan kekacauan di Yaman ? Ketika negosiasi perjanjian kerangka kerja nuklir sedang dibentuk, apakah sikap Iran melakukan penyesuaian besar ?
Menlu Iran Zarif menyerukan : Operasi militer harus dihentikan sesegera mungkin, dan negosiasi mulai mencari resolusi. Kami percaya bahwa ini semacam perjanjian militer yang hanya akan semakin mengganggu wilayah tersebut. Dan ini tidak bermanfaat bagi negara manpun yang terlibat dalam operasi internasional.
Dan sikap dari pejabat resmi Iran, dunia luar mengira bahwa ini hanyalah retorika diplomatik yang tidak akan bernilai apapun.
Keganasan Houthi sebenarnya bertentangan dengan Iran, Iran sedang sedang melakukan negosiasi dengan Barat dalam upaya politik untuk menyelesaikan masalah nuklir. Pada waktu yang sama, mereka tidak ingin kamp Syiah memobilisasi gerakan pemberontakan baru, karena jika ini terjadi akan menunjukkan bahwa faksi Syiah adalah kelompok politik offensif di Timteng.
Kini masalah Houthi sudah menjadi masalah dan sudah berefek, mereka sudah tumbuh lebih kuat, tetapi ketika Iran membutuhkan Houthi supaya tetap damai, mereka justru menimbulkan masalah. Kini Iran ha rus memikirkan bagaimana untuk mengendalikan mereka ?
Iran menjadi menderita atas masalah tersebut. Kalau bukan untuk negosiasi nuklir dan masalah nuklir, Iran akan tanpa ragu membiarkan konflik sengit ini. Tapi dengan masalah nuklir, maka pemegang kekuasaan di Iran berusaha menyeimbangkan antara pro dan kontra, dan secara resmi menjaga keheningan. Tetapi ada sebagian pihak yang mengatakan tidak bahaya dan tindakan mereka tidak tertahankan, dengan mengemukakan alasannya, tapi secara keseluruhan tetap mempertahankan diam dan menjaga ketenangan.
Dengan dicapainya Kesepakatan Kerangka Kerja yang sulit ini, banyak negara menyambut dengan gembira. Umumnya mereka menyambut kesepakatan ini penting.
Penentang Negosiasi Nuklir Iran
Namun tidak semua pihak dan negara menginginkan kesepakatan semacam ini berlangsung, seperti Israel, Arab Saudi dan Kongres AS. Dunia luar mengistilahkan keanehan ini sebagai “ iron triangle” (segitiga besi).
[caption id="attachment_384429" align="aligncenter" width="509" caption="Iron Tringle : Israel, Arab Saudi, Kongres AS (Sumber; CCTV4 Tiongkok)"][/caption]
Paul Carroll. Director of Programs, Ploughshare Fund mengomentari : “Sehubungan dengan Arab Saudi, mengenai senjata nuklir (per se ) menjadi masalah geopolitik. Saudi dan Iran adalah saingan, mereka ini saingan regional. Jadi kesepekatan ini yang mereka lihat akan membantu meningkatkan ekonomi dan status Iran adalah zero-sum game bagi mereka.
Setelah negosiasi perjanjian nuklir kerangka kerja terbentuk. Speaker (ketua) DPR AS, John Boehner, mengeluarkan peringatan, dengan mengatakan bahwa Negosiasi Perjanjian Kerangka Kerja bervariasi (menyimpang) dari tujuan asli dari kebijakan luar negeri Obama, dan Kongres AS akan ketat memeriksa perjanjian kerangka kerja tersebut.
Saat ini DPR AS dan Senat dikuasai Partai Republik, yang meragukan bagi orang luar bahwa Obama akan mampu meyakinkan Kongres.
Paul Caroll, lebih lanjut mengatakan ; Sehubungan dengan masa yang akan datang ini. Keputusan bisa dari presiden berikutnya dan bisa jadi dari Kongres baru yang memutuskan. Kemudian bisa saja mereka mengatakan “kami tidak suka dengan kesepakatan ini”. Sangat sayang jika ini terjadi, mereka bisa merusak ini. Tapi pertanyaannya harus ditanyakan pada diri mereka sendiri, sadarkah mereka bahwa “kesepakatan ini adalah untuk kepentingan keamanan AS ? Apakah untuk menghentikan Iran dan memberi kita (AS) cukup peringatan, jika mereka berbohong bagaimana, untuk memastikan bahwa mereka tidak bertujuan membuat bom (nuklir)” pertanyaan ini yang perlu bagi setiap perwakilan (anggota DPR), senator untuk menempatkan dirinya.
Kekuatiran Israel Terhadap Kemajuan Iran dan Kaitannya Dengan Situasi Yaman
Sedang Israel yang selalu melihat Iran sebagai musuh, juga sangat tidak senang dengan adanya kesepakatan kerangka kerja ini, mereka menganggap ini suatu “kesalahan sejarah” dan mengeritik semua pihak untuk membuat konsesi untuk Iran.
Pada 2 April 2015, PM Israel, Benyamin Netanyahu mengatakan, Israel menentang keras tercapainya masalah nuklir Iran dengan kesepakatan kerangka kerja, dan perjanjian ini akan “mengacam eksistensi Israel”.
Pada hari berikutnya, Netanyahu mengadakan pertemuan dengan para pejabat senior keamanan Israel untuk membahas tanggapan tersebut. Reuter melaporkan bahwa pejabat senior militer menyatakan pada hari itu bahwa Israel akan menyimpan opsi diatas meja.
Dalam hal diatas ini Paul Carolle mengomentari: Mereka (Israel) ingin melihat perkembangan kesepakatan ini untuk menjadi lebih baik, tapi ini benar-benar ilusi. Apa yang PM Israel sebenarnya katakan adalah tidak ada kesepakatan. Dia lebih suka rezim Iran masih dikenakan Sanksi. Anda bisa lihat ini benar-benar cara yang berbahaya dalam menanggapi hal tersebut.
Seorang pengamat Tiongkok , Jin Canrong, mengatakan. Secara historis, hubungan Israel dan Iran baik-baik saja. Di masa lalu, orang Persia melindungi orang Jahudi berulangkali. Di Timteng, Yahudi diusir keluar di berbagai daerah, namun mereka diperlakukan baik di Persia.
Terlebih lagi sehabis P.D. II, pada masa pemerintahan Mohammad Reza Pahlavi, Revolusi Putih berlangsung, keadaan benar-benar kebarat-baratan, hubungan Israel dan Iran menjadi fantastis. Tapi sekarang hubungan mereka menjadi buruk terutama setelah Revolusi Iran---setelah Revolusi Khomeini 1979, Iran menjadi negara yang paling anti-Israel di Timteng, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini, dengan naiknya Presiden Mohammad Ahmadinejab yang relatif kiri.
Dia sering mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan, mengatakan hal-hal seperti dia ingin menghapus Israel dari muka bumi, dan itu yang membuat Israel sangat kuatir. Lebih-lebih lagi, kini kemampuan nuklir dan teknologi rudal Iran yang terus meningkat akhir-akhir ini, kekuatiran Israel makin hari makin meningkat, sehinga terus menerus meminta bantuan dari AS atau bahkan memberi tekanan kepada AS.
Pada 3 Maret 2015, PM Israel Benyamin Netanyahu menerima undangan untuk memberi pidato di Kongres AS. Dalam pidatonya dia mengatakan, meskipun telah dicapai kesepakatan konprehensif dengan Iran, hal itu tidak akan menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklir.
Di masa lalu, Iran tidak memiliki kapasitas apapun untuk menyerang Israel. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, dengan upaya sendiri dan bantuan asing, Iran memiliki kapasitas tertentu . Kini rudal Iran mampu mencapai Israel, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, ekstrimis Iran, dan kemajuan dan kemampuan ini telah membuat Israel kuatir tentang keadaan ini.
Jika hingga teknologi senjata nuklir makin matang dan teknologi rudal ikut maju, dan berkemampuan menjangkau Israel, ditambah kini Iran telah memiliki rudal “Meteor” yang dapat menyerang Israel. Jika kedua teknologi digabung, Israel mungkin akan menghadapi bencana.
Dari sini mudah dimahami mengapa dalam konflik Yaman kini, Israel telah bergabung dengan Arab Saudi untuk menyerang Yaman. Menurut Sekjen Al-Haq, Hassan Zaid: Ini adalah untuk yang pertama kali bagi Israel mengambil bagian dalam operasi militer Arab bersama, dan diperintahkan langsung kepada militer Israel oleh PM Benyamin Netanyahu.
Bagi Israel menyerang pasukan Houthi sama dengan menyerang Iran. Jadi kesimpulannya sangat jelas bahwa hal ini tidak ada hubungannya dengan Houthi, karena Yaman berada di sisi Laut Arab dan Selat Hormuz serta di sisi Laut Mediterania, dimana dua tempat ini tidak bisa menjangkau langsung Israel sama sekali, sehingga keamanan Israel belum terancam sama sekali oleh pasukan Houthi.
Jadi pengerahan pasukan Israel lebih untuk melepaskan ketidak senangan dengan negosiasi nuklir Iran, dan berharap dengan operasi ini dapat menyeret Iran, sehingga negosiasi ini tidak tercapai.
(Bersambung ....... )
Sumber : Media TV & Tulisan L.N.
http://www.worldministries.org/yemen.html
http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2015/04/zarif-iran-deal-reactions-lausanne-nuclear-talks.html#
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/04/150422_iran_bantuan_yaman
http://en.wikipedia.org/wiki/Bilad_al-Sham
https://insidethemiddle.wordpress.com/2012/04/13/bilad-al-sham-arabic-for-geographical-syria/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H