Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Zhou Xiaochuan Bankir Kelas Dunia RRT

1 Juni 2013   15:58 Diperbarui: 3 Agustus 2015   06:35 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Mungkin di Indonesia kita jarang mendengar nama Zhou Xiaochuan (周小川), seorang bankir kelas dunia made in Tiongkok tulen bukan alummus dari Universitas Barat atau lembaga pendidikan beken dunia Barat. Zhou seorang tokoh ekonomi paling berpengaruh di dunia yang menempati peringkat ke-4 pada tahun 2010/11 dalam [Foreign Policy Top 100 Global Thinkers], dan menjadi peringkat ke-50 orang paling berpengaruh dalam bidang ekonomi dunia menurut Blomberg Market Magazine. Tapi yang paling penting adalah pendiriannya dan intergritasnya sebagai Kepala Bankir RRT sejak 2002.

Zhou Xiaochuan lahir pada 29 Januari 1948 di Yixing, Provinsi Jiangsu (宜兴-江苏), putra dari Zhou Jiannan (周建南) dan Yang Weizhe (杨维哲). Zhou senior adalah mantan Menteri Permesinan dan Industri pada tahun 1980an, yang pernah mengalami pengutukan pada era Revolusi Kebudayaan, konon dia juga menjadi salah satu mentor dari Jiang Zemin (mantan Presiden RRT).

Zhou lulus S1 dari Beijing Chemical Engineering Institute pada tahun 1975. Pada 1985 lulus Doktoral dalam bidang Sistim Engineering dari Universitas Qinhua. Sejak dari 1975 hingga 1985 berperan serta dalam analisa reformasi ekonomi, mendapat respek dari PM Zhao Ziyang kala itu, secara cemerlang menunjukkan sebagai seorang reformis ekonomi. Selama ini telah menerbitkan lebih dari 10 buku dan ratusan artikel akademik.

Zhou memulai kariernya sebagai pekerja di Beijing Institute of Automation. Dan juga sebagai anggota dari State Commission for Recontructuring the Economy atau Komisi Negara untuk Restrukturisasi Ekonomi, selain itu menjadi Asisten Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri dan Perdagangan.

Pada 1985 Zhou ditunjuk sebagai Direktur Kantor Negara Urusan Valuta Asing (State Administration of Foreign Exchange) jabatan ini dipangkuh hingga 1998. Dan secara simultans menjadi Wakil Gubernur People Bank of China (PBOC) hingga ditunjuk sebagai Gubernur dari China Contruction Bank pada 1999.

Pada Pebruari 2000 hingga Desember 2002, Zhou memimpin China Securities Regulatory Commission (CSRC), sejak itu reputasinya naik berkat tindakannya mendorong pengawasan ketat atas persyaratan pelembagaan terhadap pasar saham Tiongkok yang baru lahir.

Zhou Xiaochuan seorang yang berpendirian teguh dan berintergritas tinggi selama menjabat Gubenur Bank Tiongkok sejak 2002, terkenal dengan tepat mengambil keputusan untuk kebijaksanaan ekonomi dalam era reformasi, merupakan hal yang langka di Tiongkok dalam sistim yang tidak transperen, dimana para staf birokrat dan pejabat  umumnya patuh dengan kebijakan yang ditetapkan pusat. Salah satu misal dia menjadi yang paling pertama dan bersuara lantang untuk melakukan pemutihan kapital bagi BUMN pada dekade yang lalu.

Ketika dia menjadi orang tertinggi dalam pada 2009 dan seterusnya, telah memperingatkan secara resmi kepada para banker tetang ancaman sistemik terhadap sistim perbankan yang dihasilkan dari ratusan milliar dollar US dari pinjaman dipergunakan untuk kendaraan keuangan pemerintah daerah untuk berinvestasi di pasar properti. Sedangkan kenyataannya masih setidaknya ada US$1,5 triliun pinjaman yang masih beredar.  Zhou mendesak dan meyakinkan para pejabat senior partai untuk mengendalikan ekses-ekses pemerintah daerah yang secara signifikan proporsinya menjadi semakin tergantung  pada hasil pendapatan properti. Meskipun pinjaman pemerintah daerah menunjukkan adanya ancaman sistemik terhadap sistem perbankan negara dengan serius, Zhou merupakan salah satu teknokrat yang tidak tidak tertidur sambil menyetir dan terlena, tetap bekerja keras ketika buku pinjaman dari Bank China membengkak hingga 60% dari tahun 2009 sampai 2010.

Selain itu jangkauan pandangannya juga meluas ke luar negeri, Zhou dengan konsisten memperjuangkan Tiongkok memainkan peran lebih besar dalam lembaga-lembaga global yang sudah ada seperti IMF dan World Bank, sepak terjangnya sering juga berlawanan dengan keinginan politik dan naluri dari pejabat politik atasannya di Tiongkok.

Dengan ditunjuknya kembali Zhou sebagai Gubernur PBOC akhir-akhir ini, posisi Zhou kini lebih cemerlang, lebih-lebih dengan Tiongkok yang telah menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia. Dengan dia menerima peran yang lebih besar dan tanggung jawab dalam institusi ini akan lebih baik bagi stabilitas sistemik global dan Tiongkok dalam berkerjasama dunia.

Pada pertemuan puncak GFC (Global Financial Crisis), Zhou  juga pemberi suara utama di balik saran bahwa perlunya US dollar digantikan sebagai mata uang cadangan internasional oleh rezim global baru yang dikendalikan oleh IMF. Sarannya adalah untuk menggunakan hak penarikan khusus IMF yang nilainya didasarkan pada berbagai mata uang sebagai mata uang cadangan baru. Walaupun usulan ini tidak diterima tapi naluri dari bankir Tiongkok ini adalah untuk menemukan suatu tanggapan inovatif dalam lembaga yang ada, dan bagi Tiongkok untuk memainkan peran utama dalam menemukan solusi dan ikut bertanggung jawab. Tapi yang jelas ingin memanfaatkan lembaga yang ada untuk mendorong kepentingannya. Dengan taktik kuno dimana dikatakan jika kita ingin memenangkan perang, perlu juga berada diantara musuhnya dan bahkan menguasai dan memilikinya.

Dengan ditunjuknya kembali Zhou merupa suatu fenomenan, dimana Li Keqiang yang dikelilingi oleh komite yang konservatif, walaupun pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap cukup tinggi dan menjadi prioritas utama, tetapi secara fondamental mereformasi perekonomian tidak menjadi prioritas utama, paling hanya dianggap sebagai perbaikan teknis dibanding harus menjadi proyek transformatif. Namun ini merupakan konskuensi yang tak terelakkan ketika menimal menerima ‘saham’ dari kemakmuran negara dan kesempatan. Walaupun Zhou telah mendorong untuk reformasi mendasar pada pada dekade terkahir, seperti merombak kebijkan pinjaman dan resiko BPOC , mengambangkan Yuan dan membuka rekening negara, namun PBOC bukanlah lembaga independen dari pemerintah tetapi tetap harus mengikuti pengarahan dari Politburo dan berbagai subkomite lainnya. Namun selama dekade terkahir ini sarannya yang blak-blakan selalu dicari dan dapat diterima. Zhou telah menggunakan keahliannya, perangkat kebijakan, sumber daya dari bank sentral untuk mentrapkan perbaikan teknis dalam menstabilkan sistim keuangan yang reyok dan juga ekonomi. Zhou (selaku bank sentral) telah digunakan sebagai pemecah permasalahan, ketimbang sebagai pembaharu dengan mandat untuk mengubah politik-ekonomi.

Misalnya ketika pada 2004, 2008, dan 2011Tiongkok menghadapi bahaya inflasi tinggi. Pada setiap episode ini, inflasi itu telah disebabkan oleh kredit bank yang dilepas secara masif. Saat itu Zhou telah diminta oleh “Boss”nya untuk menstabilkan harga-harga dan menurunkan inflasi. Maka Zhou mengambil tindakan dengan menaikkan suku bunga secara signifikan, sebenarnya perangkat ini yang tidak diberikan kepada dia, mengingat perioritas yang lebih tinggi adalah untuk memastikan pembiayaan yang berkelanjutan bagi BUMN. Memang, Zhou telah secara konsisten mendesak Beijing untuk meliberalisasi suku bunga untuk mencegah ancaman sistemik yang sedang berlangsung atas berbuihnya asset dan inflasi. Yang-mana dia dipaksa untuk menggunakan perangkat yang berbeda dengan lebih mengambil langka-langka teknis, seperti pengatur baku (ceilling) yang lebih rendah untuk ekspansi kredit perbankan dan mensyaratkan cadangan yang lebih tinggi pada bank.

Pada 2005 ketika Zhou mengatur apresiasi Yuan, inisiatifnya juga nampak. Zhou telah minta Beijing untuk mengambangkan Yuan selama berbulan-bulan, dengan alasan bahwa peg Amerika telah memaksa Tiongkok untuk meniru mereka memasang suku bunga rendah dalam rangka untuk menghentikan aliran dana spekulatif yang masuk saluran belakang rezim modal tertutup. Karena peg akan mahal dan tidak effisien bagi PBOC dikarenakan akan memerlukan interfensi keuangan yang besar untuk mempertahankan peg ini. Juga akan membuat barang impor menjadi mahal. Zhou secara persuasif mengatakan bahwa salah satu dari beberapa yang menguntungkan dari kebijakan ini perusahaan asing kemudian akan mendominasi sektor ekspor manufaktur dalam negeri.

Pada Juni 2005 Zhou mengadakan de-pegging. Yuan segera ber-apreasiasi 2,5% pada Juli tahun itu juga dan naik nilainya terhadap dollar AS 19% pada pertengahan 2008. Zhou juga minta leberalisasi suku bunga yang lebih besar dan mereformasi pinjaman bank BUMN yang tidak effisien. Tindakan-tindakan ini sangat penting untuk mereformasi ekonomi dan menyakinkan bahwa bersakit-sakit dahulu untuk meraih keuntungan jangka panjang.

Masalahnya bahwa dengan apreasiasi Yuan tanpa mereformasi yang lain hanya akan menyebabkan rasa sakit pada eksportir dengan beberapa keuntungan bagi perekonomian secara keseluruhan. Belajar dari kegagalan reformasi yang dilakukan PM Wen Jiabao yang menyebabkan kesengasaraan ekonomi Tiongkok menuju 2009. Sejak itu tidak ada reformasi kebijaksanaan mata uang yang signifikan, Zhou mengambil langkah-langkah lebih marginal dengan melebarkan sedikit band dimana Yuan dapat diperdagangkan terhadap dollar AS. Sementara terus berjuang untuk melawan reformasi mata uang.

Pelajaran dari 10 tahun terkahir menunjukkan dengan jelas bahwa Zhou bukanlah mengubah perekonomian Tiongkok, tapi lebih menerapkan perbaikan teknis untuk beberapa ketimpangan pendekatan yang dipimpin oleh negara-negara. Secara berkala dia diminta untuk menstabilkan sistim keuangan tanpa benar-benar mereformasi ekonomi. Maka dengan ditunjuknya Zhou sebagai Gubernur PBOC sungguh menjanjikan bagi Tiongkok dan dunia. Semoga....

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Zhou_Xiaochuan

http://www.bloomberg.com/news/2012-11-17/china-s-next-step-in-yuan-overhaul-is-convertibility-zhou-says.html

http://www.scmp.com/topics/zhou-xiaochuan

http://www.businessspectator.com.au/article/2013/3/20/china/zhou-man-chinas-bandaids?utm_source=exact&utm_medium=email&utm_content=240660&utm_campaign=kgb&modapt=

http://finance.ifeng.com/people/detail/official/zhouxiaochuan.shtml

http://www.facebook.com/pages/Zhou-Xiaochuan/112023708814203#

http://baike.baidu.com/view/34117.htm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun