Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Iran Berhasil Membajak RQ-170 Sentinel Pesawat Pengintai Tanpa Awak CIA

21 Desember 2011   15:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto yang dimuat dalam website IRGC Iran pada 8 Des ’11. Iran Revolutionary Guard website/ EPA

Iran telah berhasil memandu/membajak pesawat milik CIA AS, RQ-170 Sentinel untuk dipaksa mendarat didalam territorinya, dengan memanfaatkan kelemahan dari sistim navigasi pesawat tersebut. Demikian menurut keterangan salah seorang ahli Iran yang bekerja untuk membajak pesawat tersebut, yang tidak mau menyebutkan namanya.

Para ahli cyber war Iran telah dapat memutuskan sistim komunikasi pesawat kelelawar AS RQ-170 Sentinel ini, pengetahuan ini mereka dapatkan dari pesawat sejenis dengan teknologi lebih rendah yang berhasil dijatuhkan pada September yang lalu. Dari sini para ahli dari sipil dan militer mempelajari dan mengungkapkan teknik yang digunakan untuk pesawat siluman dan inteligen tersebut.Mereka mencoba untuk meng-rekonfigurasi koordinat GPS dari pesawat ini agar mendarat di wilayah Iran, yang mana pesawat ini mengira dirinya mendarat di wilayah tempat pangkalannya didaerah Afganistan.

Menurut para ahli Iran, navigasi GPS merupakan titik terlemah dari sistim pesawat ini. “Dengan mengirim noise/kebisingan, mereka meng-jam sistim komunikasinya, dan mengacaukan sistim autopilot pesawat, sehingga pesawat kehilangan “otak”.

Teknik “pengelabuhan” yang digunakan ahli Iran ini dengan menanipulasi data altitudes, juga data latitudinal dan longitudinal, sehingga pesawat ini mengira dirinya mendarat di tempat yang memang diinginkan, dengan tanpa harusmemecahkan sinyal remote control dan komunikasi dari pusat kontrol komando AS, kata para ahli Iran.

Upaya Iran ini rupakan dipacu untuk membalas dendam AS, Irael, dan beberapa negara Eropa yang telah“mengadakan perang rahasia” terhadap Iran. Yang telah berhasil membunuh beberapa ilmuwan nuklir Iran, meledakan peluru kendali Iran dan beberapa fasilitas industri strategis Iran, dengan virus Stuxnet telah mengacaukan program komputer nuklir Iran.

Kini para ahli Iran berhasil menjaring pesawat tak berawak tercanggih AS, ini kiranya merupakan pembalasan Tahran terhadap provokasi AS terhadap mereka. Teknik ini dikembangkan oleh para ahli Iran dari pesawat-pesawat sejenis yang teknologinya lebih rendah yang berhasil di sergap dan ditembak jatuh akhir-akhir ini, ahli Iran mengambil keuntungan dari kelemahan pesawat ini yang ternyata berada di bagian pengedali yang mengandalkan sinyal GPS untuk meng-kalkulasi posisi dan kecepatan yang diperoleh dari satelit-satelit GPS.

Menurut ahli Barat dan beberapa terbitan tentang GPS, skenario pengelabuhan seperti yang dikemukan para ahli Iran memang masuk akal dan memungkinkan. Bahkan GPS modern untuk alat tempur dan militer sekalipun sangat rawan untuk dapat dimanipulasikan, kata Robert Densmore seorang mantan perwira AL AS spesialis electronic warfare. “ Hal itu memang sangat memungkinkan, agar pewasat tersebut dikendalikan kearah yang berbeda. Saya tidak mengatakan bahwa itu mudah, tapi teknologi untuk itu memang mungkin.”

( Satelit-satelit GPS diluncurkan oleh AS sebanyak lebih dari 23, dengan posisi stationer mengikuti putaran bola bumi di permukaan bumi diluar angkasa, masing-masing satelit memancarkan gelombang yang berbeda-beda frekwensinya. Jika alat/gadget GPS menerima 3 atau lebih sinyal dari satelit ini disalah satu posisi bumi atau dipermukaan bumi, maka komputer gadget GPS sudah bisa menentukan koordinatnya dan jika bergerak bisa meng-kalkulasi kecepatannya. Satelit GPS memancarkan sinyal C code untuk sipil dan P code untuk militer).

Pada 2009, militan Shite di Irak yang di back-up Iran telah berhasil secara langsung merekam video stream off the shelf Pesawat Predator AS. Namun kemampuan signifikan yang kini ditunjukkan Iran untuk bisa mengotrol pesawat non awak canggih ini sungguh menakjubkan.

Iran menyatakan bahwa kemampuan ini telah dilakukan Septmber lalu, atas respon tekanan Barat terhadap program nuklirnya.

Jenderal Moharam Gholizadeh deputy komadan angkatan udara untuk electronic warefare di Kantor Pertahanan IRGC ( Islamic Revolutionary Corps, Iran ),menjelaskan kepada Fars News, bagaimana kemampuan Iran bisa mengalihkan jalannya rudal yang dipandu GPS, maka untuk pesawat yang terbangnya lebih lambat akan lebih mudah lagi. Lebih lanjut dia mengatakan “ Kami memiliki proyek untuk dapat maju selangkah lagi, dengan jamming, untuk “menipu” sistim agresif ini. Dan mengubah rudal ketujuan yang kita kehendaki.”. Namun berita wawancara ini kemudian ditarik/dihapus dari situs berbahasa Persia “ Fars”. ( dikutip dari Christian Science Monitor 12/15/2011)

Bulan lalu Gholizadeh yang masih berusia muda ini diberitakan mendadak meninggal karena serangan jantung, banyak pihak yang curiga bahwa ahli electronic warfare muda ini korban dari konspirasi pihak Barat yang sedang gencar memerangi Iran akhir-akhir ini.

Parlemen Iran mengatakan keberhasilan menyergap pesawat tak berawak ini merupakan “peristiwa besar”, ini merupakan langkah-langkah akhir untuk membobolkan kode rahasia pesawat tersebut.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan kepada Fox News pada tanggal 13 Des ’11, bahwa AS akan tetap melanjutkan kampanye pesawat tak berawak ini terhadap Iran, untuk mencari bukti-bukti program senjata nuklir Iran. Tapi taruhan dan resikonya kini akan lebih tinggi, sekarang Iran ternayata dapat mengganggu kerja pesawat tersebut. Namun para pejabat AS tetap skeptis dan menertawakan akan kemampuan para ahli Iran, tapi mereka tidak menjelaskan bagaimana Iran dapat memperoleh satu pesawat utuh mereka.

Seorang mantan pejabat senior Iran yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan : “ Iran memiliki banyak SDM, Iran tidak seperti Pakistan”. Jenderal Hossein Salami komandan IRGC pekan ini mengatakan “secara teknologi, jarak kami dengan AS dan Zionis serta negara-negara maju lainnya, tidak begitu jauh untuk bisa menjatuhkan pesawat jenis ini, kelihatannya seolah seperti mimpi bagi kita... tapi akan sangat luar biasa bagi orang lain.”

Menurut sumber intelligen Eropa, Iran telah mengejutkan badan intelligen Barat dalam insiden yang terjadi dua tahun terkahir ini, ketika berhasil “membutakan” satelit mata-mata CIA dengan “menembakan lasser dengan sangat akurat”.

Baru-baru ini, Iran juga dapat meng-hack sertifikat keamanan Google, kata seorang ahli. Pada bulan September lalu, ada kira-kira 300.000 akun Iran dibuat dapat diakses oleh hacker. Perusahaan yang menjadi target mengatakan “mendapat bukti” yang mengindikasikan sebuah “serangan yang dikendalikan negara” yang datang dari Iran, bertujuan untuk mengitip para pengguna. Untuk membongkar proteksi koordinat GPS di pesawat Sentinel tidaklah lebih sulit dari itu, kata ahli lebih lanjut.

Prof. Andrew Dempster dari fakultas Survei & Sistim Informasi Spesial di Universitas NSW Australia ada mengatakan “Sinyal GPS itu lemah dan dapat dengan mudah untuk ‘diganti’ (outpunched) oleh sinyal menara TV yang kurang terkontrol” dalam sebuah konferensi tentang “Kerentanan GPS” bulan Maret lalu. Lebih lanjut dia mengatakan “ Ini bukan hanya berbahaya secara signifikan untuk transportasi militer, industri dan sipil serta sistim komunikasi, namun teroris juga telah tahu bagaimana untuk membuat macet GPS.”

Menurut ahli Iran proyek untuk mengintai pesawat tanpa awak ini telah dilakukan sejak 2007, kemudian lebih digiatkan lagi pada 2009, ketika RQ-170 pertama kali dikerahkan di Afganistan sebagai state-of-art sistim surveillance. Pada Januari, Iran mengklaim telah berhasil menembak jatuh pesawat tanpa awak konvensional. Dan pada bulan Juli, Iran menunjukkan kepada ahli Russia beberapa pesawat tanpa awak AS ini, termasuk salah satu pesawat yang mengintai fasilitas nuklir bawah tanah untuk pengayaan Uranium di Fordo, dekat kota suci Qom.

Hasil sergapan pesawat siluman RQ-170 di Kashmar, yang terletak 200 Km sebelah timur laut dalam negeri Iran ini, merupakan hasil upaya dan observasi selama 2 tahunan.

Iran mempertontonkan melalui TV minggu lalu, dimana sayap sebelah kiri pesawat ini ada yang penyok, dan bagian bawah ditutupi dengan spanduk dengan kata-kata Anti-AS.

Menurut ahli Iran “ Jika dilihat dari lokasinya, kami mengelabuhi peasawat ini seolah mendarat dipangkalannya, karena keduanya berada di altitude yang sama”, tapi rupanya masih timbul masalah sehingga bagian bawah pesawat (roda pesawat) mengalami kerusakan, maka disembunyikan dengan ditutupi dengan spanduk. Kata teknisi ahli mereka.

[caption id="" align="aligncenter" width="562" caption="Foto yang dimuat dalam website IRGC Iran pada 8 Des ’11. Iran Revolutionary Guard website/ EPA"][/caption]

Lebih lanjut teknisi ahli Iran mengatakan ;” Kami benar-benar menjadi ‘mabuk’ kegirangan sekarang, coba bayangkan seperti puluhan kali girangnya ketika kita mendapat laptop yang baru”.

Untung tidak terjadi meledak sendiri atau diledakkan oleh posko pemiliknya (AS), dimanabiasanya pesawat jenis ini dilengkapi dengan“self detruction” , jika diketahui pesawat jatuh diwilayah lawan atau dibajak oleh pihak lawan. Rupanya ahli Iran juga paham ini.

Bagaimana dengan kita? Apakah pihak berwenang kita juga sudah siap dengan “Gangguan Cyber” macam ini? Sudahkah mereka telah mendidik dan menyiapkan kader-kader handal untuk menghadapi “Perang Cyber” ini? Kami harapkan mereka tidak lengah dan ikut sibuk untuk berkorupsi..... Tapi kami yakin masih banyak pejabat yang masih berdedikasi dengan nusa bangsa ini.... Mudah-mudah mereka masih mendapat posisi....

Waspadailah !!! printer wireless juga dapat di-hack oleh hacker dikemudian hari, dimana mereka dapat menipulasi heater /pemanas pada perangkat printer laser untuk membakar gedung yang mereka targeti.

Sumber: AFP ; Christian Science Monitor;msc.world news.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun