[caption id="attachment_401530" align="aligncenter" width="624" caption="Pemandangan di Pelabuhan Ningbo di Provinsi Zhejiang, Tiongkok, akhir Januari lalu. Tiongkok berambisi membangun Jalur Sutra Maritim Abad 21, dengan tujuan meningkatkan perannya dalam tata niaga yang menghubungkan Eropa ke Asia Tengah dan Timur, juga jalur energi dari Afrika ke Asia Selatan dan Timur./Kompasiana(kompas.com)"][/caption]
Berdirinya Jalur Sutra Modern
Pada 8 Nopember 2014, di acara Dialog Penguatan Konektivitas Kemitraan, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan bahwa Tiongkok akan menginvestasikan US$ 40 milyar dalam membangun Dana Infrastruktur Jalur Sutra.( the Silk Road Infrastructure Fund.)
Pada APEC CEO Summit 9 November 2014, Xi Jinping menyatakan bahwa Dana Infrastruktur Jalur Sutra (Silk Road Infrastructure Fund) akan memberi dukungan untuk pendirian infrastruktur, pengembangan sumber daya, kerjasama industri, dan proyek-proyek yang sesuai lainnya di negara-negara sepanjang Sepanjang Sabuk Jalan Sutra Ekonomi Dan Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21.
Gagasan ini pertama kali dikemukakan pertama kali oleh Xi Jinping pada pidato di Universitas Nazarbayev selama kunjungannya ke Kazakhtan pada September 2013 untuk membangun Jalur Sutra tersebut. Satu bulan kemudian ketika mengujungi negara-negara ASEAN, dan selama pidatonya dihadapan DPR-RI, mengdedikasikan untuk memperkuat konektivitas dengan negara-negara ASEAN, dengan mengharapkan negara-negara ASEAN dapat mengembangkan kemitraan kerjasama maritim dengan baik untuk menciptakan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 bersama-sama.
Pada saat itu, maka dapat dikatakan konsep Strategi Sabuk Jalur Sutra secara resmi telah terbentuk. Konsep ini sebenarnya dicanangkan sebagai strategi kerjasama pemerintah Tiongkok dengan negara-negara tetangga yang mendapat dukungan majoritas Kongres Nasional ke-18 Partai Komunis Tiongkok. Sabuk Jalur Sutra Ekonomi pada usulan saat itu terutama untuk jalur daratan, yang akan menghubungkan Tiongkok ke arah laut Kaspia melalui Asia Tengah, sedang untuk Jalur Sutra Maritim ditujukan kearah Asia Tengagara melalui Samudra Hindia menuju ke Timteng, Afrika Utara dan daerah lainnya untuk mitra dagang dengan bagian perbatasan sebelah barat yang lebih jauh dari Tiongkok.
Jika dilihat dari peta dunia, jalur ini dimulai dari Tiongkok dan melewati Asia Tengah, Asia Tenggara, asia Barat untuk mencapai Eropa. Di sebelah Timur, akan menghubungkan dengan lingkaran ekonomi Eropa. Poryek ini akan mencakup sekitar 4,4 milyar populasi, dengan agregat ekonomi sekitar US$ 21 trilyun, atau 63% dan 29% dari akuntansi dunia.
Sebagian besar negara-negara di sepanjang jalur sutra ini merupakan negara sedang berkembang dan kini sedang mulai bangkit. Tujuan inti dari dua strategi ini untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas Tiongkok dalam pendanaan dan pembangunan infrastruktur untuk membantu beberapa negara tetangga dan tetangga yang jauh untuk meningkatkan kemampuan membangun infrastruktur mereka, serta memperkuat kerjasama ekonomi dengan Tiongkok. Usulan strategi ini akan menguntungkan masing-masing pihak baik Tiongkok maupun negara-negara sekitarnya yang berpartisipasi dalam strategi tersebut.
Pada 24 Oktober 2014, anggota negara termasuk Tiongkok, India dan Singapura menanda-tangani kontrak di Beijing yang mengungkapkan niat mereka untuk mendirikan AIIB (Asian Infrastrure Internatioanl Bank). Menurut “MOU” dalam pembentukan AIIB yang terdaftarkan, untuk modal pertama US$ 100 milyar, semua negara pendiri akan mendapat jatah saham berdasarkan besar kecilnya keadaan ekonomi diukur menurut PDB mereka.
AIIB merupakan organisasi keuangan pertama yang bekerjasama secara multilateral yang berbasis di wilayah Asia yang tidak dipimpin oleh negara Barat dan tidak ada negara-negara Barat yang menjadi anggota utama. Dalam hal ini berarti suatu yang bisa sangat membantu untuk meningkatkan otonomi keuangan negara-negara Asia, ide ini bisa terlihat dengan sangat disambut baik oleh negara-negara pada umumnya, bahkan bagi negara yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan Tiongkok bersedia untuk secara aktif bergabung dalam AIIB.
Cao Honghui, Deputy Chief of China Development Bank’s Financial Research and Development. (曹红辉 --- 国家开发银行研究院副院长), mengatakan: Berdasarkan perhitungan dari Bank Pembangunan Asia, sebelum tahun 2020 yang akan datang ini, dikawasan Asia membutuhkan dana US$ 730 milyar per tahun untuk investasi infrastruktur. Jadi AIIB dan Dana Jalur Sutra bisa membantu satu sama lain. Dengan menggunakan kekuatan keaungan Tiongkok untuk secara langsung mendukung pembangunan Sabuk Jalan Sutra. Sedang Tiongkok adalah yang pertama menganjurkan untuk mendirikan AIIB dan Dana Jalur Sutra, tujuannya untuk menggunakan mekanisme inovasi untuk mendirikan organisasi baru dalam memberikan pendanaan baru dan sumber baru pendanaan untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut.
Menurut Cao Hunghui, Tiongkok telah sangat jujur dan tulus menerapkan langkah-langkah nyata untuk mendukung dan mempromosikan proses pembangunan infrastruktur dan interkonektivitas di wilayah tersebut.
Sabuk Jalan Sutra ini mencakup perjanjian perdagangan bebas tradisional dan kerjasama sub-regional di suluruh aliran sungai Mekong, serta koridor ekonomi, zona pembangunan ekonomi, interkonektivitas, pertukaran budaya, jalur transportasi tradisonal dan kerjasama keuangan. Setelah Inisiatif Sabuk Jalur Sutra diusulkan, ternayata mendapat tanggapan yang cepat dari Rusia dan India, serta respon positif dari Jerman. Ternyata antusias negara sepanjang Sabuk Jalur Sutra tidak hanya dari Tiongkok saja.
Menteri Penerangan Myanmar Ye Hutut, menyatakan sepenuhnya mendukung Inisiatif yang diusulkan Tiongkok seperti Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21 dan AIIB, juga inisiaitf lain untuk Koridor Ekonomi Tiongkok-Banglades-India-Myanmar. Dengan Bank Industri dan khususnya dengan dana US$ 40 milyar, serta pengaruhnya terhadap perkembangan di Asia Tenggara and Asia Tengah. Kata Perwakilan Australia, pada pertemuan di Kunming Tiongkok 18-19 Desember 2013.
Menurut laporan dari China Economic Net (中国经济网) pada tahun 2013, total perdagangan Tiongkok dengan negara-negara di sepanjang Sabuk Jalur Sutra lebih dari US$ 1 trilyun atau seperempat dari perdagangan luar negeri Tiongkok. Dalam 10 tahun terakhir, total perdagangan Tiongkok dengan negara-negara di sepanjang Sabuk Jalur Sutra meningkat rata-rata 19% setiap tahunnya. Selama lima tahun ke depan Tiongkok diperkirakan akan mengimpor US$ 10 trilyun komoditas, dan warga Tiongkok akan melakukan perjalanan ke luar negeri sekitar 500 juta. Tetangga dan negara-negara di sepanjang Sabuk Jalur Sutra akan menjadi destinasi pertama, yang akan mendapat keuntungan dari inisiatif ini.
Wu Dahui, Senior Expert at the China-Russia Center Cooperation and Joint Innovation (吴大辉 中俄人文合作协同创新中心首席专家)/Ahli Senior Pusat Kerjasama dan Gabungan Inovasi Rusia-Tiongkok, mengatakan : Sabuk Jalur Sutra adalah sekelompok negara yang mempunyai kepentingan bersama. Manfaat kami untuk di-share bersama. Bagaimana Sabuk Jalur Sutra ini ditetapkan tergantung pada upaya semua negara, bukan hanya tergantung dari Tiongkok. Ini bukan strategi yang dipimpin Tiongkok. Ini hanya usulan, sebuah konsep yang dibuat Tiongkok. Perlu upaya bersama dari semua negara sepanjang Sabuk Jalur Sutra.
Sejak krisis keuangan tahun 2008, pemulihan ekonomi global telah mengalami kesulitan, dan beberapa negara bahkan telah berada di tepi resesi. Jadi strategi ekonomi Sabuk Jalur Sutra yang diusulkan Tiongkok telah mendapat sambutan luas dari negara-negara Asia-Pasifik, terutama negara-negara yang sedang berkembang.
Kemudian jenis berubahan apa yang kiranya akan terjadi bagi negara-negara di wilayah ini? Dan peluang apa yang akan diberikan oleh negara-negara ini kepada Tiongkok?
(Bersambung ....... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam Negari & Luar Negeri.
- Xinhua News : Integration of china, Indonesia’s development intiatives to benefit both countries. ( 11-02-2015 )
- Xinhua Insight : Walking in the footsteps of maritme silk road pioneers (11-02-2015)
- Xinhua News : China launches first maritime Silk Road cruise liner (09-02-2015)
- China-Eurasia Expo to highlight openining-up Silk road economic belt (Xinhua – 30-08-2014)
- China blueprint means oppotunities, not threats (Xinhua : 22-11-2012).
- China Focus : Silk road initiatives to boost China-EU ties (Xinhua : 11-02-2015)
- Expert say: “Maritime Silk Road” will stimulate economic potential of developing countries. (Xinhua net : 09-02-2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H