Namun, hingga hari ini Tiongkok belum menjadi bagian dari negosiasi TPP. Pada Januari 2010, think-tank terkenal AS – Peterson Instittue for International Economis mengajukan proposal tentang mendukung TPP kepada Perwakilan Dagang AS, dengan sangat kuat mengusulkan agar AS proaktif ikut serta dalam negosiasi TPP. Dibalik semua ini berharap untuk menggantikan “10+3”, “10+6´dan bahkan APEC dan FTAAP (Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik ) untuk masuk dan menjadi pembimbing dalam kerjasama ekonomi Asia-Pasifik kedepan, menjadikan AS sebagai pusat dari Asia-Pasifik baru. Dan melawan kenaikan komprehensif Tiongkok.
The Wall street Journal menyatakan bahwa TPP akan menyebabkan Tiongkok merugi sekitar 100 milyar USD per tahun, karena agenda perdagangan antara negara-negara yang menandatangani TPP akan meningkatkan pengurangan perdagangan dengan Tiongkok.
Pada saat yang sama konsep lain RCEP yang merupakan kependekan dari Regional Comprehensive Economic Partnership (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional) ditambahkan dengan mengundang 10 negara ASEAN dan mengundang Tiongkok, Jepang, Korsel, Australia, Selandia Baru dan India untuk bergabung dalam (“10+6”) membentuk 16 negara perjanjian perdagangan bebas dengan pasar terpadu dengan mengurangi bea masuk dan hambatan bea masuk.
RCEP sering diberitakan dengan sensasional oleh media asing, mengatakan bahwa Tiongkok akan menggunakannya untuk melawan AS dengan peraturan perdagangan, menggunakan haknya untuk memandu ekonomi Asia-Pasifik. Ciri khasnya justru keterbalikan dari TPP dimana ambang entrinya rendah. Arti terbesar dari kecemasan AS terhadap Tiongkok mungkin berasal dari RCEP tersebut. Dan dalam hal motif, deputi dari Trade Representative AS, Demitrios Marantis dari Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan : Tiongkok memiliki perjanjian perdagangan lebih banyak dan lebih bebas di kawasan Asia-Pasifik. Itu karena TPP sangat diperlukan bagi AS untuk mempertahankan daya saing ekonomi di wilayah ini.
Zhao Lei mengatakan : RCEP berbeda dari TPP, mereka tidak dipandu oleh negara-negara ASEAN dan Tiongkok memainkan peran sangat positif. Mengenai dua organisasi yang berlatar belakang dimana mereka dibentuk berbeda, AS memiliki pertimbangan strategis yang berarti bahwa TPP itu mungkin seperti apa yang dipikirkan AS sebagai standar masa depan FTAAP, yang merupakan standar tinggi, high entry threshold (ambang entri tinggi) dalam perjanjian perdagangan bebas.
Tiongkok tidak pernah diundang untuk bergabung dalam perundingan TPP, dikatakan bahwa hal ini dikarenakan Tiongkok tidak memenuhi standar tinggi TPP. Namun Vietnam dan Filipina yang telah ditarik dalam rangkulannya, jelas tidak memiliki keunggulan dari Tiongkok sejauh untuk memenuhi standar TPP itu. Vietnam dan Fillina memiliki dasar yang buruk, tapi AS mengundang mereka bergabung. Apakah ini bukanlah pertimbangan politik? Untuk negara tertentu mereka bisa menurunkan ambang entri.
Namun RCEP memiliki kekurangan yang terdiri dari komponen rumit sepuluh negara ASEAN plus Tiongkok, Jepang, Korsel, India, Australia dan Singpura, itu sangat rumit. Dan apa prinsip-prinsip yang akan ditrapkan? Perjanjian khusus. Jika suatu negara memiliki kondisi yang buruk, mereka akan memiliki kebijakan khusus untuk itu, sehingga memiliki ambang entri (ambang batas) yang cukup rendah. Dan sebenarnya negara-negara ini seperti Vietnam dan Filipina mencoba untuk bersikap ramah dengan AS, untuk mencoba memperoleh manfaat ekonomi atau militer dari AS.
( Bersambung ...... )
Sumber : Berbagai Media Tulis dan TV Internasional
-http://en.wikipedia.org/wiki/Asia-Pacific_Economic_Cooperation
-http://www.bbc.com/news/world-asia-29999782
-http://www.bbc.com/news/world-asia-29983948
-http://www.bbc.com/news/world-asia-china-29957115
-http://www.bbc.com/news/world-asia-29983537
-http://www.xinhuanet.com/world/2014apec/
-http://www.xinhuanet.com/world/2014apec/
-http://news.xinhuanet.com/photo/2014-11/11/c_127199600.htm
-http://www.fmprc.gov.cn/mfa_chn/gjhdq_603914/gjhdqzz_609676/lhg_609918/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H