Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Minyak Dunia Baru - Kini Sedang Berlangsung (4)

17 Januari 2015   19:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telsa seperti industri energi baru lainnya di AS, telah mendapat pukulan telak.

Jin Canrong (金灿荣), Deputy Dean of School of International Studies at Renming University of China, memberi penjelasan : Jadi ada faktor di luar pasar yang bermain, karena ada banyak kekuatan keuangan di belakang isu minyak ini, banyak produk keuangan yang terkait dengan minyak. Sehinggga selain dari masalah pasokan dan permintaan, ada kekuatan keuangan yang tak terlihat. Di balik kekuatan-kekuatan keuangan ada kekuatan strategis, jadi benar bahwa di balik penurunan harga minyak yang terus-menerus ada dua kekuatan yang bekerja.

Salah satunya adalah kekuatan pasar, dan satu lagi adalah kekuatan strategis. Kekuatan strategis memainkan peran melalui kekuatan keuangan, dengan memainkan peran untuk menambah minyak dalam bara api. Misalnya, yang awalnya pasar yang seharusnya bisa stabil di US$ 80, tetapi karena kekuatan tipe kedua harga diturunkan hingga menjadi US$ 50 atau 60, bermain dengan memperbesar masalah ini.

Sekarang yang menjadi korban Rusia, Iran dan Venezuela, kondisi keuangan mereka menjadi buruk, mereka percaya bahwa diferensial ini disebabkan oleh konspirasi. Jadi jika kita bertanya kepada negara-negara ini tentang hal ini, 100% mereka akan mengatakan bahwa ini disebabkan oleh konspirasi. Tapi jika kita tanya kepada Arab Saudi dan AS, mereka pasti tidak akan mengatakan itu konspirasi, mereka akan mengatakan itu karena ditentukan pasar. Pihak yang diuntungkan atau yang ada pada pihak yang lebih aktif dalam strategis akan menekankan bahwa itu faktor pasar. Tapi yang menjadi korban pasti akan menekankan bahwa itu konspirasi.

Dengan peran yang tak terbendung dari aturan pasar dan revolusi energi, kedua kepentingan yang dianggap aktif dan pasif, mereka mencoba mati-matian untuk mempertahankan kepentingan mereka, dan itu adalah inter-aktivitas antara obyektif dan subjektif yang membentuk misteri di balik krisis harga minyak yang hampir tidak mungkin untuk bisa diukur secara akurat.

Han Xiaoping mengatakan : Semua negara sedang sibuk menangani hal ini. Jadi selama ini masih dalam proses, kita bisa menjelaskan hal ini sebagai suatu jenis konspirasi, karena setiap orang memiliki kepentingan mereka sendiri, dan semua orang akan bertindak untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Mereka akan memaksimalkan strategi mereka sendiri untuk mempertahankan kepentingan mendasar mereka sendiri.

Strategi ini terlihat oleh kita suatu konspirasi, tapi suatu permainan intrik antara negara-negara besar, mereka menganggap bahwa tindakan ini harus diambil. Adanya konspirasi adalah normal. Tidak adanya konspirasi justru yang tidak normal. Mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah teori konspirasi.

Xiang Songzuo mengatakan : “Tapi yang lebih tepat dan akurat untuk perlengkapan strategi global dan produk strategis seputar minyak mentah. Setiap negara harus berpikir tentang hal ini untuk kepentingan nasional yang tertinggi dan merancang strategi mereka yang sesuai. Tapi tentu saja mereka tidak akan memberitahu strateginya kepada kita.”.  Dalam hal ini siapa yang yang bisa lebih cepat, dialah yang akan menang.

Dari sini kita dapat melihat dengan turunnya harga minyak Internasional yang terus menerus ini bisa merupakan perang konspirasi dalam permainan politik dan intrik, tepatnya suatu perlombaan untuk melarikan diri. Dalam menghadapi hukum ekonomi yang terjadi adalah yang kuat yang akan bertahan (survival of the fittest), semua orang coba melarikan diri. Dalam perlombaan ini semua akan coba masuk dalam gelanggang laga, hanya mereka yang bisa lari tercepat dan yang bisa melindungi diri dari ketegangan masalah krisis perang harga minyak baru ini yang akan menang. Tapi siapakah yang akan keluar sebagai pemenang ?

Bagi rakyat biasa turunnya harga minyak bisa membuat mereka bisa membelanjakan uang lebih untuk keperluan lain, untuk sandang pangan dan papan dan lainnya. Harga minyak dunia telah turun drastis, bagi AS sebagai konsumen terbesar minyak dunia, yang pertama diuntungkan adalah masyarakat umum. Dalam enam bulan terkahir, harga gas AS  terus menurun. Bahkan lebih dari itu, menurut statistik menunjukkan pada bulan Juni’14 Amerika menghabiskan sekitar US$ 380 miliyar untuk membeli BBM, dan pada bulan Oktober ’14 jumlah ini menurun menjadi US$ 340 milyar, jadi menghemat US$ 40 milyar dalam sebulan.

Bagi ekonom AS hal ini menguatirkan, dengan melemahnya konsumerisme ini justru akan memperlambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Harga minyak yang rendah tidak diragukan lagi mendorong konsumsi di AS dengan sukses besar.

Namun, jika dikatakan AS mendapat manfaat atau keuntungan dalam badai ketidak stabilan harga miyak dunia ini akan keliru. Tesla adalah merek otomotif yang diciptakan pada tahun 2003, yang berkantor pusat di Silicon Valley (Lembah Silikon), California AS, suatu perusahaan yang masih muda sekali, baru berumur 10 tahun. Selama ini kata “Telsa” sudah menjadi favorit baru dari sektor energi AS dan dunia. Alasannya karena Tesla adalah mobil listrik pertama di dunia yang menggunakan tenaga baterai lithium-ion. Seperti juga revolusi shale gas, Telsa telah menjadi simbol baru dari pengembangan teknologi energi baru manusia.

[caption id="" align="aligncenter" width="498" caption="Telsa seperti industri energi baru lainnya di AS, telah mendapat pukulan telak. (sumber: teslamotors.com)"][/caption]

Namun, dengan adanya penurunan harga minyak yang menjadi sumber daya untuk mobil tradisional, Telsa seperti industri energi baru lainnya di AS, telah mendapat pukulan telak.

Media memperhatikan bahwa sejak ditutup dengan US$ 248,44 per saham pada 26 Nopemver’14, saham Tesla belum naik lagi. Pada 11 Desember’14 ketika Telsa tutup buku tahunan saham ada pada US$ 208,84, jadi setiap sahamnya telah turun sebesar US$ 40. Bloomberg tidak bisa membantu, tetapi mengeluh bahwa sejak dari 2003 Telsa tidak pernah mengalami 7 hari merugi yang terus menerus. Bahkan beberapa analis memperkirakan dalam waktu dekat, saham Telsa akan jatuh ke sekitar US$ 165 per saham.

“Sepuluh Hari Rugi Terus  Yang Mengerikan”, dari pengalaman Telsa hanya suatu refleksi kecil dari situasi saat ini terhadap banyak industri energi baru AS. Tapi pada titik diantara adegan komedi dan tragedi ini, AS secara halus mengalami revolusi energi. Tapi Apa keuntungan dan kerugiannya ?

( Bersambung ....... )

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri.

-http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/12/165533926/Pertamina.Februari.Harga.Premium.Rp.6.000-an.Per.Liter

-http://www.bloomberg.com/news/2015-01-15/oil-advances-as-opec-forecasts-slower-growth-in-u-s-supply.html

-http://www.opec.org/opec_web/en/

-https://groups.yahoo.com/neo/groups/Migas_Indonesia/conversations/messages/46456

-http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/16/081808826/OPEC.Tingkatkan.Produksi.Harga.Minyak.Dunia.Kembali.Melorot?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

-http://www.liveleak.com/view?i=60e_1275280267

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun