Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perekonomian Tiongkok Ditengarai Menjadi Nomor Satu di Dunia

18 Februari 2015   16:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:57 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perekonomian Tiongkok Ditengarai Menjadi Nomor Satu di Dunia Dan Latar Belakang Apa Bagi AS Dan Barat (6)

Upaya Damai Tiongkok di Dunia

Tahun 2014 lalu Tiongkok dengan solid memperdalam reformasi ekonomi domestik, sementara juga secara gencar mempromosikan pembentukan konnektivitas Belt and Rodal Initiative, dan mendirikan AIIB (Asian Infrastrukture Investment Bank dengan modal awal US$ 100 miliyar dan Silk Road Fund dengan modal awal US$ 40 milyar, proyek ini tidak hanya diterima secara positif di negara-negara Asia-Pasifik, bahkan juga di negara Eropa, Amerika Latin dan Afrika yang disambut gembira oleh mereka.

Belum lama ini Tiongkok mengumumkan rencana untuk membangun rel kereta api sepanjang lebih dari 1.400 Km disepanjang pantai Nigeria. Departemen Kereta Api India menanda tangani perjanjian dengan Tiongkok untuk memberikan laporan kelayakan untuk membangun rel kereta api dengan panjang 1.750 km, kedua terpanjang di dunia, antara Dehli dan Chennai.

Strategi ekonomi luar negeri Tiongkok didasari pada saling menguntungkan, sehingga memungkinkan untuk menghindari strategi AS yang dirancang dengan cermat untuk membuat seimbang kembali di Asia-Pasifik agar tetap akan menjadi pemimpin diwilayah tersebut.

Komentator ekonomi Inggris “Financaial Times” Martin Wolf, mengatakan pada Maret 2014, cadangan devisa Tiongkok mencapat US$ 4 trilyun, tapi hal ini akan membawa keuntungan dan kerugian. Modal Tiongkok yang telah terakumulasikan bertahun-tahun dapat menciptakan sesuatu dengan sekejap hanya dengan menekan beberapa tombol.

Tapi Sun Zhe membantah dengan mengatakan : Sebenarnya negara yang mmemiliki kekuatan untuk memanipulasi mata uang dunia adalah AS, karena 60% dari perdagangan global dilakukan dengan USD. Dan AS juga memiliki hak veto di IMF. Dan memiliki dominasi mata uang. Federal Reserve Bank Committee dapat menggunakan serangkaian lembaga pemerintah AS sendiri untuk mengatur peredaran USD, dan menggunakan kelonggaran kuantitatif. Salah satu dari tindakannya memiliki effek besar kupu-kupu / “buterfly” terhadap ekonomi dunia. Jadi bagi AS argumen ini adalah memutar balik kenyataan dengan membicarakan RMB, Sun Zhe beranggapan ini benar-benar bertentangan dengan hukum ekonomi.

Pada 15 Desember 2014, dalam Forum Ekonomi dan Keuangan dari Negara-negara BRICS yang Ketiga, Wakil Menkeu Tiongkok Zhu Guangyao menyatakan bahwa Tiongkok telah selesai dengan persiapan pembukaan kontor pusat Bank Pembangunan BRICS, dan dijamin pada akhir 2015 beroperasi.  Selain itu AIIB dan Silk Road Fund Tiongkok telah diumumkan November  2104 lalu pada KTT APEC, yang akan menjadi lembaga keuangan internasional penting diluar IMF dan World Bank.

Zhang Yunling memberi komentar, di IMF dan World Bank, Tongkok hanya minta agar saham Tiongkok bisa ditingkatkan. Tiongkok menginginkan punya hak suara lebih. Namun AS tidak mengizinkan. Sekarang semua orang  setuju, tetapi hanya AS satu-satunya yang tidak setuju. Jadi apa yang harus Tiongkok lakukan ? Jadi harus melakukan sesuatu agar bisa berkembang. Kita memperluas tanpa menggulingkan sistim asli. Apakah bisa melakukan itu ? Itu suatu tantangan. Jika Tiongkok memperluas terlalu cepat, mungkin bisa membahayakan sumber daya. Jadi Tiongkok menekankan berkali-kali bahwa ini hanya sebagai pelengkap. Kedua, Tiongkok terbuka, maka jika AS ingin bergabung tidak masalah, Tiongkok tidak pernah mengatakan tidak boleh bergabung. Tapi jika AS tidak mau bergabung itu salahnya sendiri. Jika AS berubah pikiran mau bergabung jelas bisa bergabung.

Sepanjang sejarah, pemerintah AS telah mendefinisikan Tiongkok sebagai “bukan teman, tapi juga bukan musuh”. Dengan definisi semacam ini, yang paling mungkin adalah bisa lepas kontrol.

Seperti apa yang oleh sejarahwan Yunani kuno Thuccydides*4 mengemukakan, negara yang baru muncul pasti akan menantang negara-negara besar yang ada, dan negara yang ada pasti akan menanggapi perlakuan ini, sehingga dalam keadaan ini  perang akan tidak bisa dihindari.

P.D.I telah menghancurkan mimpi Jerman yang saat itu sedang berkembang naik dan juga mempercepat penurunan atau kemunduran dari Kerajaan Inggris. Sejarah perang antara Jerman dan Inggris, akhirnya semua pihak tidak ada yang jadi pemenang

Pada 22 Januari 2015 lalu, “The world Post” sub-outlet “The Huffington Post” mewawancarai Presiden Xi Jinping. Yang menguatirkan dengan cepat-naiknya Tiongkok akan menimbulkan konflik dengan negara kuat AS dan Jepang yang ada, Xi Jinping dengan jelas menyatakan dalam wawancara ini, bahwa Tiongkok akan berusaha menghindari jatuh dalam perangkap Thuycudides, bahwa konsep negara-negara yang kuat harus mengejar supremasi, teori itu tidak berlaku untuk Tiongkok, karena Tiongkok tidak memiliki kecendrungan genitik untuk berprilaku semacam itu.

Ketika Obama berkunjung ke Zhongnanhai, Beijing (Kediaman resmi pejabat ring 1), Xi mengatakan kepadanya di Yingtai (瀛台 ) “Mari kita bicara tentang hal-hal lain, bukan isu-isu spesifik.”; Obama bertanya : “Hal lain apa ?”.  Xi meneruskan: “Sejarah Tiongkok. Kita harus membuat orang Amerika mengerti mengapa hal itu begitu penting bagi Tiongkok untuk mendapat kembali posisinya sebagai kekuatan utama (major power). Karena Tiongkok telah menjadi lemah dalam sejarah komtemporer, Tiongkok telah kehilangan penampilan asli yang dimiliki selama ini. Tiongkok membutuhkan AS untuk memahaminya. Jadi saya kira tidak ada dalam sejarah dunia selama ini, dimana negara besar yang begitu berkembang naik namun tidak menunjukkan sikap yang memperlihatkan dan menjanjikan untuk mengambil jalur pembangunan damai.” *5

[caption id="" align="aligncenter" width="536" caption="Pertemuan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Amerika Obama di Yingtai, Beijing (Sumber: 新华社记者 鞠鹏 摄)"][/caption]

Obama menanggapi Xi Jinping dengan mengatakan “Saya lebih memahami mengapa orang Tiongkok menghargai persatuan dan stabilitas nasional. AS mendukung reformasi Tiongkok dan kebijakan keterbukaan diri, dan tidak berusaha untuk membendung dan mengepung Tiongkok, karena hal itu tidak menjadi kepentingan Amerika. AS berusaha untuk berdialog tulus dengan Tiongkok, untuk meningkatkan saling pengertian, saling belajar, secara effektif mengelola perbedaan dan menghindari kesalah pahaman dan penilaian yang tidak tepat.”

Dalam pertemuan tersebut, kedua presiden ini berbincang dengan asyiknya, pertemuan santai yang direncanakan  30 menit molor hingga 90 menit. Xi kuatir Obama kelaparan menawarkan minum teh dan molor lagi hingga 1 jam, akirnya pertemuan selesai hingga malam jam 11 lebih baru berpisah. Dalam pertemuan ini kedua tokoh menceritakan sejarah negaranya masing-masing.

Obama sangat senang dan berkata: “AS dan Tiongkok sebagai dua ekonomi terbesar dunia, kerjasama yang effektif akan membawa keuntungan dunia. Saya harap bisa bertemu Anda di Sunnyland Park , dan berbincang secara jujur dan terbuka untuk pertukaran pikiran untuk hasil baik.”

Saat berjalan kaki, Obama menanyakan Xi dimana dia berkantor, Xi menunjuk gedung dibelakangnya. Xi berkata : “Disana saya berkantor”. Obama berkata : “Saya juga berjalan kaki di Gedung Putih, tapi panjang lingkarannya tidak sebesar Yingtai.”

Pada akhir pertemuan ini Obama mengatakan : “Sejarah Sino-Amerika ada kemiripannya, reformasi selalu akan menglami perlawanan, ini tanpaknya berlaku hukum yang sama, kita perlu keberanian untuk menghadapi ini.  Xi memberi komentar : “Memahami sejarah modern Tiongkok akan bisa mengetahui cita-cita dan harapan masa depan orang Tiongkok kini adalah sangat penting.”  Sambil berjabatan tangan saat berpisah, Obama mengatakan “ Malam ini, bagi saya benar-benar memahami dengan komprehensif sejarah Partai Komunis Tiongkok dan filosofi pemerintah dan idealisme Anda.”

Beberapa media mengomentari pertemuan ini dengan mengatakan bahawa Tiongkok dan AS telah melangkah ke era membangun hubungan baru antara kekuatan yang baru muncul dan kekuatan yang sudah mampan.

Sebenarnya pada Pebruari 2012, ketika Xi Jinping masih menjabat sebagai Wakil Presiden Tiongkok pernah mengusulkan pembentukan hubungan kekuatan yang sudah mampan dan kekuatan baru, sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya dalam sejarah.

Ketika bertemu dengan Presiden AS, Menlu dan Menhan AS, Xi Jinping menekankan beberapa kali, “tidak ada konflik, tidak ada konfrontasi, saling menghormati dan kerjasama saling menguntungkan (win-win).” Sebagai prinsip hubungan kekutan mampan dan kekuatan baru antara AS dan Tiongkok.

Wakil Menlu Tiongkok Zhang Yesui menjelaskan, alasan Tiongkok mengusulkan membangun hubungan kekuatan besar baru dengan AS terutama mengharapkan menghindari perangkap Thuycydides. Lebih-lebih di era nuklir saat ini, perang skala penuh antara negara besar akan menjadi bencana yang menghancurkan umat manusia.

Ahli startegi terkenal AS, Zbigniew Brzezinki mengatakan sejak 200 tahun lalu, politik global mulai dengan empat peperangan yang panjang telah terjadi untuk mendominasi Eropa. Pada setiap akhir perang ini, negara adidaya yang mengklaim supremasi atas dunia akhirnya menjadi asap. Namun, penciptaan senjata nuklir telah menyebabkan perang untuk supremasi memiliki kekuatan menghancurkan yang dasyat. Karena itu, kemenangan akan tidak berarti. Dengan terus tumbuhnya ekonomi Tiongkok, bagi AS tidak akan terelakkan, tapi hubungan kedua negara sebagai kekuatan utama dan kekuatan baru memungkin untuk bekerjasama dan berkomunikasi diperluas. Tapi untuk menciptakan perdamaian abadi memerlukan upaya dari Tiongkok dan AS.

“Handelsblatt” Jerman dalam sebuah artikel yang dimuat tanggal 12 Desember 2014, menuliskan : 10 tahun lalu bahwa Tiongkok akan melompat menjadi top ekonomi dunia adalah murni imaginasi. Tapi sekarang itu menjadi jelas bagi semua orang bahwa hari itu telah tiba, dimana negara besar dengan penduduk terbesar dunia ini menjadi kenyataan. Sehingga AS pun pada akhirnya mau datang.

Kini, setelah ekonomi sudah memasuki keadaan normal baru, Tiongkok tidak lagi hanya peduli dengan data. Peningkatan pendapatan dan kualitas hidup rakyatnya telah menjadi fokus utama. PM dan Dewan Negara Tiongkok Li Keqiang dalam sambutannya di KTT Davos Forum mengatakan : “Semua sangat perduli dengan data dari ekonomi Tiongkok, tetapi pemerintah Tiongkok sangat peduli dengan situasi pekerjaan dalam negeri Tiongkok.”

Sunzhe mengemukakan, Tiongkok telah memperluas dari perekonomian model ekonomi tunggal untuk sesuatu yang meliputi indeks kebahagiaan dan kualitas lain dari indeks kehidupan. Misalnya, apa yang disebut “Tiga Gunung Besar” yang diberi label di masa lalu, termasuk perawatan medis dan pendidikan Tiongkok. Apakah reformasi ini dapat menyetuh kehidupan warga biasa. Jika Anda melihat perspektif itu, Tiongkok masih memiliki infra struktur yang perlu direnovasi.

Pernah suatu ketika seorang cendikiawan Tionghoa Amerika, Gordon G. Chang yang menulis sebuah buku “The Coming Collapse of China” (Akan  Datang Kerutuhan Tiongkok) pada 10 yang tahun lalu, kini menjadi bahan tertawaan dilingkaran akademik AS.  Pada saat itu dia   memprediksikan Tiongkok akan runtuh dalam lima tahun. Setelah lima tahun, dia memperkirakan lagi bahwa Tiongkok pasti runtuh dalam lima tahun lagi. Tapi hingga hari ini prediksi Chang masih belum terlihat. Sehingga banyak cendikiawan AS ketika berjumpa dia menanyakan padanya : “Haruskah kita menunggu lima tahun lagi untuk melihatnya?”

Tiongkok telah mengalami lebih dari 100 tahun diserang dan dirampok. Sebelum 1949, ekonomi Tiongkok sangat miskin. Setelah beberapa generasi bekerja keras, PDB Tiongkok telah naik dari US$ 17,9 milyar pada 1949 menjadi US$ 9,4946 trilyun pada 2013.

Zhang Yunling mengemukakan : Satu hal bahwa Tiongkok telah menghadapi masa lalu. Hasilnya yang diberikan kepada rakyat Tiongkok merupakan motivasi untuk membangun negara. Ketika Xi Jinping berbicara tentang kebangkitan dan impian bangsa Tiongkok, semua orang Tiongkok langsung merasa bahwa mereka hanya memikirkan dan fokus untuk hal ini. Tapi untuk aspek lain  hanya dibicarakan, mengapa kenaikan kita berbeda dengan bangsa lain? Itu dikarenakan sesuatu tetap berlanjut. Peradaban dan budaya tradisional bangsa Tionghoa tidak pernah rusak.

Saat ini, Tiongkok dan AS telah membangun mekanisme dialog, termasuk dialog strategis dan ekonomi, negosiasi tingkat tinggi tentang pertukaran budaya dan negosiasi pertahanan. Namun perbedaan masih ada antara kedua negara dalam kesadaran membangun “hubungan kekuatan utama dan kekuatan baru” (major power –new emerging power).

Mantan Asisten Presiden AS untuk Urusan Keamanan Nasional, Stephen Hadley mengatakan, untuk mengatasi konfrontasi antara militer AS dan Tiongkok, kususnya didaerah Asia-Pasifik, kedua negara perlu lebih meningkatkan tranparansi untuk bidang pertukaran militer dan mempromosikan pertukaran militer.

Sebelumnya di masa lalu hal tersebut diatas tidak pernah ada, saat ini Tiongkok dan AS telah memiliki lebih dari 100 mekanisme dialog strategis. Terdapat berbagai jenis mekanisme yang dahulunya tidak ada. Sebelumnya tidak ada sebuah kekuatan yang baru muncul dan kekuatan yang telah mampan memiliki begitu banyak pertukaran pembicaraan secara harian. Ini benar-benar menciptakan sejarah. Dimana negara yang sedang berkembang dan negara sudah berkembang menyelesaikan transisi struktur hubungan mereka dan seluruh tatanan dunia dengan tanpa perang.

Pada kenyataannya, tidak ada konflik, tidak ada konfrontasi, saling menghormati dan bekerjasama saling menguntungkan, bukan hanya janji Tiongkok sebagai kekuatan besar baru muncul untuk mencapai hubungan dan impian untuk bangkit dengan damai, namun benar-benar dilaksanakan.

Mantan menlu AS Henry Kissiger menulis dalam bukunya “On China” yang diterbitkan dua tahun lalu, ada menuliskan “Eksepsionalisme Amerika seperti misionaris, dimana AS berkewajiban menyebarkan nilai-nilainya ke setiap pelosok dunia. Eksepsionalisme Tiongkok adalah budaya, Tiongkok tidak  berusaha untuk mengubah kepercayaan negara lain, tidak mengklaim lembaga kontemporernya untuk disebarkan keluar Tiongkok dan dianggap relevan kepada luar. Dengan kata lain semacam universalitas budaya.”

Zhang Yunling kepada asiosiasi wartawan dalam negeri Tiongkok dan wartawan luar mengemukakan pandangannya tentang Tiongkok, yang mengira Tiongkok adalah kekuatan baru yang kesepian dan sangat terisoalsi. Semua negara sekitarnya berpaling ke AS dan Tiongkok tidak punya teman. Namun sebenarnya Tiongkok memiliki teman lebih banyak dari AS. Berapa banyak AS memiliki teman?  Jepang adalah sekutunya, tetapi hanya setengah dipercaya AS. Jepang ingin menggunakan AS untuk mengembangkan diri. Korea Selatan tidak bisa dikatakan sepenuhnya komitmen. Hanya tinggal Philipina, tapi apa yang bisa Philipina bantu untuk AS. Vietnam juga bukan sahabat sejati. Thailand sekutu AS tapi tidak pernah diperlakukan sebagai sekutu. Australia begitu jauh dan sangat kecil.

Sedang Tiongkok ada Rusia dan negara-negara dari Asia Tengah sampai Asia Selatan, meskipun banyak konflik antara Tiongkok dan India, hubungannya stabil. Ada juga Sri Langka, Pakistan. Negara-negara Asean juga tidak menentang Tiongkok. Yunling melanjutkan, orang secara alami menggunakan pikiran dan pandangan perspektif tradisonal untuk melihat masa sekarang dan masa akan datang. Saya selalu menekankan Tiongkok perlu menggunakan perspektif baru dan konsep baru untuk mempertimbangkan masalah  Tiongkok  untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Pada kuartal ketiga 2014, ekonomi AS terlihat meningkat pertumbuhan 5%. Hanya beberapa tahun lalu negara adidaya ini mengalami krisis keuangan, dan bahkan berada diambang kebangkrutan. Tapi berbagai data kini menunjukkan AS masih bisa menjadi penggerak ekonomi global.

Berita sensasi yang mengatakan ekonomi Tiongkok melebihi AS, sepertinya untuk membuat ragu orang tentang pembangunan Tiongkok dengan jalur damai. Ini menunjukkan sebagaina AS yang masih belum mengerti tradisi budaya Tiongkok, yang mengajarkan ‘menerima dan harmoni dengan keragaman (宽容共济, 和而不同)’. Dan masih tidak bisa memahami esensi dari niatan Tiongkok menempuh jalur damai dalam pembangunan. Tiongkok tampaknya ingin menjadi maju dengan jalur damai ini bisa menyebar keseluruh dunia, tapi nampaknya akan menjadi beban berat dan menempuh jalan panjang. Semoga peradaban manusia dimasa yang akan datang bisa berjalan maju dan berkembang dengan damai. (Habis)

*4 Sejarahwan Yunani Thcydides (455 SM – 400SM) yang melukiskan tentang Perang Peloponnesia, dan dia berpihak pada Athena. Dijuluki bapak dari Political Realism.

*5 Pada 11-11-2014 malam, acara pertemuan anatara Xi Jinping dan Obama yang diselenggarakan di Zhongnanhai (berada di Jl. Chang’an Ave Barat  kota Beijing, luas 100 hektar dan 50 hektar terdiri dari air berupa telaga. Disini terdapat kantor : Dewan Negara RRT,  Komite Sentral PKT, Komite BPK pusat, dan kantor penting negara lainnya. Mao Zedong, Zhou Enlai, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping dan pemimpin negara ring I pernah tinggal disini.).

Sumber : Berbagai Media TV dan Tulisan Luar Negeri.

http://www.foxnews.com/world/2014/12/06/china-surpasses-us-to-become-largest-world-economy/  China surpassed U.S. to become largest world economi

http://www.marketwatch.com/story/its-official-america-is-now-no-2-2014-12-04

http://qz.com/278012/nope-chinas-economy-hasnt-yet-surpassed-americas/

https://www.cigionline.org/thematic/chinas-role-global-economy?gclid=COenosft0cMCFQURjgodGDcA6A

http://zh.wikipedia.org/wiki/%E5%92%8C%E5%B9%B3%E5%85%B1%E5%A4%84%E4%BA%94%E9%A1%B9%E5%8E%9F%E5%88%99

http://language.chinadaily.com.cn/60th/2009-08/26/content_8620300.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Peaceful_coexistence

http://en.wikipedia.org/wiki/Offset_strategyhttp://www2.hkej.com/instantnews/current/article/

http://www2.hkej.com/instantnews/current/article/935334/奧巴馬與習近平瀛台散步對話首曝光

http://news.xinhuanet.com/2014-11/12/c_1113206992.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun