Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang memiliki daerah kekuasaan yang luas dan tergolong kerajaan yang makmur. Kerajaan tersebut memiliki kerajaan dibawah kekuasaannya (kerajaan Taklukan) dan berkuasa secara penuh terhadap daerah kerajaan yang dia kuasai. Raja yang memimpin kerajaan tersebut dikenal oleh masyarakatnya sebagai raja yang bijaksana.
Ada sebuah daerah di dalam kerajaan, dimana penduduknya berprilaku menyimpang dariketentuan yang telah ditentukan oleh kerajaan tersebut. Ketentuan tersebut sifatnya baik baagi seluruh kerajaan, namun meskipun bersifat baik menurut takaran kerajaan, tetapi penduduk daerah tersebut tidak menganggapnya baik, sebgaian dari penduduk tersebut tahu maksud dengan ketentuan yang telah ditentukan kerajaan.
namun tetap saja ada yang tidak mau mengikuti ketentuan tersebut, Entah itu dengan alsan keadaan mereka,atau karena ajakan salah satu dari mereka.
Raja sendiri telah memilih diantara penduduk tersebut atas rekomendasi para pembantu Raja untuk mengingatkan penduduk tersebut agar hidup tidak menyimpang dari ketentuan kerajaan supaya kelak terwujud kemakmuran, keadilan, dan ditekakan kebenaran dalam kerajaan tersebut yang akan dipimpin oleh Putra Tunggal Raja.
Namun tetap saja rakyatNya tidak mau berubah, karena sebenarnya rakyatNya telah di hasut oleh seseorang yang dulunya kepercayaan Raja, namun pada akhirnya dia membangkang terhadap Kerajaan dan berusaha untuk mengagalkan segala cita-cita Kerajaan tersebut. Orang tersebut yang menjadi penghalang terhadap upaya Raja untuk mengingatkan dan mengarahkan Rakyatnya yang baik.
Akhirnya Raja berpikir bagaimana biar usahaNya tidak sia-sia, dipilihyalah orang tersebut yakni PutraNya yang Tunggal untuk diutus kedarah tersebut.
Dia diutus untuk merubah pola pikir dan kehidupan masyarakat, namun Dia ditentang oleh orang-orang yang taat terhadap Kerajaan karena mereka merasa bahwa cara yang digunakan oleh Putra Raja beda jauh dari harapan mereka.
Secara diam-diam mereka merencakan membinasakan Putra Raja namun belum menemukan kesalahan yang tepat. Pada akhirnya mereka menemukan alasannya yang tepat untuk menghukum Putra Raja tersebut, meskipun alasanya dingada-ngada.
Raja tahu terhadap PutraNya yang akan dihukum, dan para Prajurit kerajaan mau membebasakan Sang Putra Mahkota, namun usaha tersebut dicegat oleh Raja. Karena Raja beranggapan dengan dikorbankanya AnakNya siapa tahu bisa membuat sadar rakyatNya di daerah tersebut. Akhirnya putraNya di hukum mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H