"Hah. Masak ada premi asuransi pendidikan hanya 100 ribu rupiah per bulan?" tanya Mas Hadi, sekretaris komunitas alumni SMA saya setengah tak percaya.
"Beneran kok, Mas. Waktu mendaftarkan anakku tahun Februari 2011 kemarin memang segitu besarannya. Tapi akhirnya saya pilih yang 500 ribu. Pembayarannya secara tri wulan," jawab saya meyakinkan.
"Nggak sih, Dik. Pada umumnya untuk asuransi pendidikan anak, besaran premi per bulannya kan 500 ribu. Masak ini ada asuransi yang preminya cuma 100 ribu per bulan."
"Di Asuransi Bumiputera memang premi diusahakan tak memberatkan nasabahnya, Mas. Maklumlah, selain untuk memberikan kelonggaran kepada nasabah, sepertinya Bumiputera juga mengajari kita untuk berproses."
"Proses apaan sih, Dik? Ada-ada saja kamu," sergah Mas Hadi.
"Hehehe. Maksudnya, Bumiputera ini memberitahukan kepada kita. Untuk menyiapkan biaya pendidikan anak kita tak harus mahal, kok. Dengan premi yang ringan, anggap saja kita menabung secara rutin tiap bulan. Begitu," tukas saya.
"Oh, begitu ya," Mas Hadi pun manggut-manggut.
"Ya begitu, Mas. Makanya saya tak ragu-ragu untuk mengikutkan lima anak saya. Lima (5) polis yang tak terlalu memberatkan," ucap saya untuk meyakinkan. Lalu, malam itu pun kami lanjutkan diskusi tentang pentingnya asuransi bagi kelangsungan pendidikan anak-anak kami.Â
Premi Terjangkau Membuat Keluarga Kami Terpesona
ASRI. Kepanjangan dari Asuransi Seluruh Rakyat Indonesia memberi kemudahan bagi nasabahnya. Bayangkan saja, untuk satu anggota keluarga yang meninggal dunia, Bumiputera akan memberikan santunan sebesar 3,5 juta rupiah. Wah, keren sekali, batin saya. Rupanya program ini sangat diminati oleh banyak desa dan kelurahan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.