Even 50 tahun Kompas, cukup tepat memilih salah satu rangkaian acaranya, Donor Darah. "Tetes Darah Solidaritas" demikian tema yang diambil dalam even donor darah masal ini. Sebuah pilihan tepat rasanya. Di saat kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, solidaritas kemanusiaan sudah seharusnya tetap digaungkan. Salah satunya, lewat aksi masal donor darah ini, diharapkan adanya 'nada sumbang' tentang 'jual beli darah' dapat ditepis.
Sebuah proses edukasi cerdas ke masyarakat bahwa dengan donor darah, kita pun bisa berbagi. Menggandeng Unit Doroh Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) setempat dan beberapa provider sebagai pendukung acara. Ada 8 kota sebagai tempat menggelar aksi Tetes Darah Solidaritas tersebut. Diantara kota yang terpilih diantaranya adalah: Jakarta, Depok, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan Medan.
- Berbadan sehat. Pemeriksaan kesehatan melalui skrining yang dilakukan oleh petugas PMI. Skrining awal meliputi: pengukuran berat badan, tekanan darah, dan pengukuran kadar Hb.
- Berusia 17-60 tahun.
- Berat badan lebih dari 45 kg.
- Tidak sedang menderita penyakit.
- Wanita: tidak sedang hamil dan menyusui, serta tidak dalam kondisi menstruasi.
- Jarak waktu donor darah sekurang-kurangnya 3 bulan.
Salah satu dari persyaratan tersebut di atas tak terpenuhi, maka dipastikan tidak akan bisa mendonorkan darahnya. Alhamdulillah, penulis sendiri saat ini sudah 62 kali melakukan donor darah rutin sejak tahun 1991. Begitu banyak manfaat yang dirasakan pasca mendonorkan darah. Diantara manfaat secara fisik adalah adanya dorongan untuk selalu membuat diri agar bugar. Semantara manfaat psikis adalah dapat menjalin tali silaturrahim bersama pendoroh lainnya dalam Keluarga Donor Darah.Â
Aksi tersebut memang terlihat 'sepele' sepintas diperhatikan. Tetapi akan menjadi 'sepala' (masalah besar) jika keluarga atau sahabat kita sedang membutuhkan transfusi darah. Hingga kejadian miris sering terjadi di masyarakat. Karena ketidaktahuannya, keluarga pasien yang sedang membutuhkan transfusi darah, harus 'membeli' calon pendonor untuk menyiapkan stok pendonor. Padahal hal tersebut sebenarnya tak perlu terjadi jika masyarakat benar-benar terbiasa berkomunikasi dengan UDD PMI. Salah satunya lewat aksi donor darah (rutin).
Tentu butuh waktu dan belajar untuk melakukan hal tersebut. Donor darah bukan untuk gaya-gayaan. Namun donor darah bisa menjadi gaya hidup. Sebab setetes darah Anda, akan sangat berguna bagi saudara Anda. Sukses untuk Kompas di usia 50 tahun. Semoga selalu tetap berinovasi dan menginspirasi.
---------
Â