---
Aku hancur mendapat balasan seperti itu dari dia. Perlu diketahui, aku sama sekali tidak punya kerabat di Padang, bahkan teman sekali pun. Aku belum tau akan tinggal di mana, makan-minum bagaimana?. Sebersik pikiran menjadikan bandara ini tempat tinggalku sampai rabu nanti.
Perasaan yang tadinya senang, sekarang hancur. Rasanya ingin memukul seseorang. Aku sungguh murka, dikhianati seperti ini. Pada saat aku ingin menyampaikan maaf ke dia. Dia malah berlaku seperti itu.. Dia sekarang dengan seorang pria lain di Jogja, dan meninggalkanku di Padang sendirian.
---
(2 jam kemudian)
Aku tidak bisa seperti ini terus. Dengan perasaan kesal. Aku dengan besar hati menerima "Semoga dia bahagia dengan orang itu.. Mungkin.. Mungkin bukan dengan diriku..." Ini saat yang paling menyakitkan dari hubungan aku dengan dia. Dan aku akan terus mengingat kejadian di kota Padang ini. Di sini aku telah meninggalkan hati dan semua perasaan terhadap dia. Terhadap seorang perempuan yang kapan pun akan terus merawat dia, bagaimanapun kondisinya. Walaupun lewat doa..
---
Akhirnya aku menyerah, ini adalah jalan yang paling baik. Dan untuk membuat dia sedikit menyesal, aku kirim email ke dia berisi perjuanganku selama di Padang sesaat sesampainya aku di Bandung.
---
ISI EMAIL UNTUK ANDINI
Kamu ingat kata-kata terakhir ketika di Jogja sebelum kamu antar aku ke stasiun Tugu, "Sayang, aku mimpi beberapa ini, kita ga bakal bertemu lagi?". Kemudian kita berpelukan, dan kamu bilang "jangan bilang itu, Yang?".