5. Kacang Kedelai
Kacang kedelai adalah sumber protein nabati yang biasanya diolah menjadi susu kedelai, tahu, atau tempe. Selain sebagai sumber protein, kacang kedelai bisa digunakan untuk menunjang pengobatan kanker. Hal tersebut telah dibuktikan dalam penelitian yang menyatakan bahwa kacang kedelai bisa mencegah bahkan meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker payudara hingga 21%.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa zat isoflavon yang terkandung dalam kacang kedelai mampu menghambat perkembangan sel kanker payudara dengan cara merangsang peningkatan hormon estrogen di dalam tubuh.Â
Selain itu, isolfavon juga termasuk dalam kelompok antioksidan dan zat anti peradangan, sehingga sangat berguna untuk membantu mengobati kanker payudara. Antioksidan adalah zat yang mampu mencegah pembentukan radikal bebas yang bisa menyebabkan sel tubuh berkembang menjadi sel kanker. Khasiat yang sama juga berlaku untuk kanker serviks maupun kanker rahim.
Porsi kacang kedelai yang dibolehkan untuk dikonsumsi setidaknya 1-2 porsi per hari. Di mana satu porsi kacang kedelai dan makanan olahannya setara dengan satu gelas susu kedelai, satu potong sedang tahu atau tempe, sepertiga gelas kacang kedelai, atau setengah kacang edamame.
6. Kubis
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Charles Batheword MD dari University of Alabama, menyatakan bahwa kubis memiliki kemampuan untuk menangkal kanker serviks, dalam hal ini kubis mencegah terjadinya peradangan pada serviks.
Kandungan anti kanker pada kubis tidak hanya karena kandungan sulfur yang terdapat didalamnya. Masih banyak terdapat senyawa lain  anti kanker yang ampuh, seperti beta-karoten, antosianin (khusus kubis merah), glucobrassicin, glucoraphanin, dan lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut akan meningkatkan kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi antibodi.
7. Ikan Salmon
Ikan salmon adalah salah satu jenis ikan yang sangat kaya akan manfaat kesehatan. Kandungan omega 3 dalam ikan salmon memiliki asam lemak yang bagus untuk melawan sel-sel kanker, baik yang sudah terbentuk stadium awal maupun stadium lanjut. Hal itu diungkapkan langsung oleh Profesor Kenneth Parkinson dari Universitas London.Â
Menurutnya, ditemukan kandungan asam lemak omega 3 yang mampu secara selektif memerangi pertumbuhan kanker dan tidak memberikan efek buruk pada sel yang normal.