[caption caption="Smartwatch Generic"][/caption]
Berapa lama baterai smartphone Anda bertahan? Tergantung dari bagaimana Anda menggunakannya. Apabila ada 2 orang menggunakan smartphone bermerk dan seri yang sama, bisa dipastikan baterai akan habis tidak pada waktu yang bersamaan. Ini semua bergantung, apakah Anda menggunakannya sering sekali, atau ada proses latar belakang yang berperan menghabiskan baterai tersebut.
Ada orang yang tiap saat melakukan cek pesan pada smartphone walau tidak ada notifikasi. Notifikasi pada smartphone bisa berupa suara, atau juga notifikasi LED. Omong-omong, inilah lucunya. Ada smartphone tapi tidak punya notifikasi LED, padahal harganya mahal, mereknya mentereng, tapi orang tetap membelinya, justru karena merek tersebut.
Dan, ada juga orang yang hanya membuka smartphone ketika diperlukan saja: ketika ingin melakukan panggilan, atau melakukan cek pesan KARENA ada notifikasi. Mungkin fair bagi sebagian orang bahwa mereka tidak membutuhkan notifikasi. Tapi, kenyataan yang kita lihat bahwa banyak orang menunduk, kepala terpekuk melihat smartphone selama berjam-jam. Bisa jadi di antara waktu itu ada notifikasi, tapi justru karena SEDANG melihat layar.
Untuk yang ingin terbebas dari rasa 'terbelenggu' tersebut, notifikasi LED adalah jawabannya. Kita tidak perlu melihat layar dari waktu ke waktu. Cukup lihat apakah notifikasi LED menyala? Apabila iya, ada pesan masuk, dan kita cek. Apabila tidak, kita biarkan saja. Toh, ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan selain melihat layar smartphone.
Smartphone dibuat untuk mempermudah hidup, bukan untuk membelenggu hidup
Cara lain untuk melepas belenggu smartphone adalah smartwatch. Seperti disebut sebelumnya, notifikasi LED memberitahukan ada pesan masuk ke dalam smartphone kita. Pada saat itu kita baru melakukan cek pesan. Di sinilah peran smartwatch yang bisa menggantikan hal tersebut. Jadi, kita tidak perlu membuka smartphone kita untuk melakukan cek pesan. Cukup cek pesan dari smartwatch dan malah kita bisa balas pesan dari smartwatch tersebut.
Dengan tidak perlu melakukan cek pesan dari smartphone, bisa dipastikan baterai bertahan lama karena tidak perlu menyalakan layar dan aktifitas lain yang menyertainya. Ini juga solusi untuk pengguna smartphone yang tidak memiliki notifikasi LED.
Kembali kepada judul tulisan ini. Smartwatch sebenarnya sudah masuk dalam pasar Indonesia. Merek-merek ternama seperti dari Sony dan Pebble sudah ada beberapa waktu lalu. Namun, mungkin karena marketingnya kurang agresif, orang belum banyak berminat membeli. Apalagi, harga smartwatch yang paling murah sudah bisa dipakai untuk membeli smartphone dengan spec yang bagus.
Intinya, orang akan berpikir, "Ngapain beli smartwatch? Mending beli smartphone." Mindset ini yang harus diubah. Sejatinya, smartwatch BUKAN untuk menggantikan smartphone. Melainkan, mereka dibuat sebagai COMPANION dari smartphone. "Loh, jadinya buang-buang duit saja dong kalau beli smartwatch."
Nah, ini kembali ke poin di awal tulisan ini: bagaimana Anda memperlakukan smartphone Anda.
Smartwatch Sebagai Companion Smartphone
Apabila Anda orang yang aktif -aktif bukan dalam artian sering cek smartphone walau tidak ada pesan masuk, melainkan sering banyak pesan masuk- maka smartwatch bisa dipastikan menggantikan kegiatan cek pesan di smartphone. Jadi, smartphone tetap di dalam saku, Anda melakukan cek pesan di smartwatch. Skenario ini mungkin terjadi ketika Anda dalam meeting.
Misalkan, ada incoming call, Anda bisa lihat dari siapa. Apabila memungkinkan untuk reject, cukup lakukan dari smartphone. Apabila ada SMS, cukup reply, akan ditelepon balik, itu semua dari smartwatch.
Aktifitas smartwatch tidak terbatas itu saja. Untuk smartwatch berbasis Android, kita bisa melakukan navigasi turn by turn. Artinya, apabila Anda mengemudi, tidak perlu terus-terusan lihat smartphone dalam berkendara. Itu semua bisa dilakukan di pergelangan tangan Anda di smartwatch. Berapa jauh lagi sebelum belok kiri? Di bundaran di depan, ambil belokan ke mana? Itu semua ada di smartwatch.
Untuk smartwatch yang lebih high end, ada sensors yang sangat berguna untuk yang suka olahraga. Ada sensor detak jantung dan juga menghitung berapa langkah dilakukan untuk yang suka berjalan sebagai exercise. Beberapa smartphone high end, memiliki sensors ini, tapi untuk yang punya smartphone kelas di bawahnya, bisa menggunakan smartwatch untuk menggantikan fungsi ini di smartphone.
Cukup mengejutkan bahwa untuk merek yang mahal, iPhone, orang tetap membelinya walau sensors yang dimiliki kurang. Untunglah fungsi tersebut baru ada di Apple Watch. Sayangnya, seperti smartwatch high end lain, belum masuk pasar Indonesia pada saat tulisan ini dibuat.
Samsung cukup berani untuk memasarkan smartwatch mereka dengan flagship Galaxy Gear S2 sekarang ini di Indonesia. Sebenarnya, harga asli mereka cukup terjangkau, USD 299. Tapi, karena di pasarkan di Indonesia dan dikurskan pada saat ini menjadi kira-kira IDR 4juta untuk versi yang paling murahnya. Terlebih lagi, OS yang ditanamkan dalam smartwatch ini adalah proprietary Samsung punya. Cukup sulit untuk menjatuhkan pilihan kepada produk mereka, walau secara desain sudah cukup bagus.
Saya berharap, tahun ini menjadi tahun smartwatch di Indonesia. Dan, bukan untuk gaya-gayaan, melainkan sebagai companion dari smartwatch. Dan, kita akan semakin berkurang melihat orang cek smartphone baik ketika mengemudi maupun naik motor. Smartwatch bukan menggantikan smartphone, tetapi menambahkan fungsi dan memudahkan hidup kita yang dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H