Mohon tunggu...
Humaniora

Pria Utama Jawa

28 Oktober 2016   15:22 Diperbarui: 28 Oktober 2016   15:40 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Curigo di sini bukan 'Curiga’ dalam bahasa Indonesia. Curigo adalah sebutan lain kepada Keris. Bagi pria utama Jawa, memiliki pusaka adalah salah satu syarat utama yang harus dipenuhi. Pusaka itu Empuning Saka. Empu itu seseorang yang menempa sesuatu secara lahir dan bathin. Saka itutegak/cagak/tiang/sangga. Jadi Empuning Saka adalah seseorang yang memiliki keahlian dan kematangan lahir bathin untuk menegakkan pengabdian/menyangga titah/menjunjung peran kekhalifahan.

Prinsip ini disimbolkan pada keris. Seorang pembuat keris disebut empu bukan pande besi atau tukang keris. Karena untuk melahirkan keris memerlukan penyeimbangan kondisi bathin yang baik. Keris sebagai benda hanya produk, tapi keris sebagai pusaka adalah harmonisasi estetika bathin yang mengejawantah pada estetika sebuah keris.

Pada seseorang, Pusakanya adalah Nafasnya. Pancaran nafasnya bisa menyeruakkan pamor keteduhan ataupun pamor ancaman. Nafas adalah kegiatan paru-paru pada ruang yang bernama iga. Pada ruang ini ada jantung pula. Maka Curigo juga memiliki jarwa ;Pancuring Igo (pancaran nafas/nafs/diri) yang terefleksi pada pamor seseorang. Yakni akhak sebagai akibat dari tata kelola lahir dan bathinnya.

5. WANITO
Wani noto - Wani ditoto (Berani Menata & Berani Ditata)

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Dalam poin ke lima ini, kecenderungannya sepintas adalah tema gender. Padahal sekali lagi, 'wanito’ dalam hal ini mengurai banyak pesan dan untuk bisa memahami maksud dari kandungan wedharan tentang Wanito ini, digunakanlah sosok wanito sebagai simbolnya. Lantas mana yang lebih dulu, wanito yang makna dan wanito yang jenis kelamin? Adalah bersama. Meskipun ruhani pasti akan lebih dulu ada daripada jasadnya. Namun jasad dan ruhani iniperlu disatukan oleh sanubari jiwa cinta dan pengasuhan dan pengayoman.

Keberanian menata dan berani ditata merupakan rumpun darianjuran kekhalifahan. Wani itu bukan tentang konfrontasi kepada lawan, namun keteguhan. Bukan soal tidak takut tapi tentang baik sangka kepada alur rancangan Tuhan. Bahwa ketika menjalani alur itu ada ketakutan, kekhawatiran, nanar, jalannya bukan untuk dihindari dan mencari jalan lain, melainkan mengupas dan mengurai betul timbangan keberadaan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun