Mohon tunggu...
Majesty Victoria Jalu
Majesty Victoria Jalu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Gaul Zaman Old Tidak Kalah Unik dan Kreatif daripada Bahasa Gaul Zaman Now?! Simak Yuk!

31 Oktober 2021   17:55 Diperbarui: 1 November 2021   15:19 3594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Douglas Brown, bahasa adalah bagian dari budaya dan budaya adalah bagian dari bahasa. Keduanya saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Selain Bahasa Indonesia, salah satu bahasa yang ada di Indonesia adalah bahasa gaul dimana hal tersebut juga merupakan bagian dari budaya.

Di era digital seperti ini, bahasa gaul semakin banyak bermunculan terutama di kalangan anak muda zaman now. Bahkan bahasa gaul sendiri sudah menjadi bahasa yang tidak asing lagi digunakan untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul biasanya diciptakan oleh anak muda dari plesetan Bahasa Indonesia, namun bahasa gaul juga bisa berasal dari pengaruh dari budaya Barat.

Nah, jika anda berpikir bahwa bahasa gaul hanya terdapat di zaman now, tentunya anda salah besar. Perlu kita ketahui jika bahasa gaul sudah ada sejak lama hanya saja penyebutannya yang berbeda. Sekitar tahun 1970-an bahasa gaul dikenal sebagai bahasa prokem yang dimana bahasa ini hanya digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu dan hanya mereka juga yang mengetahui maknanya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, bahasa prokem ini mulai diamati oleh orang-orang yang tidak ada di dalam kelompok tersebut dan mulai disebarluaskan sehingga bahasa prokem ini menjadi dikenal oleh masyarakat umum.

Selain itu, bahasa prokem atau bahasa gaul zaman old pastinya tidak kalah unik dan kreatif dibandingkan bahasa gaul zaman now. Berikut ini 5 perbandingan bahasa gaul zaman old dengan bahasa gaul zaman now yang saya temukan setelah saya melakukan wawancara dengan narasumber dari generasi 70-an:

1. EGP “Emang Gue Pikirin”

Di era 70-an, kata EGP merupakan singkatan dari kalimat ‘Emang Gue Pikirin’. Arti dari kata EGP ini adalah rasa tidak peduli. Biasanya kata ini sering digunakan ketika seseorang merasa tidak peduli dengan apa yang dibicarakan lawan bicaranya. Namun, di zaman now kata EGP sudah jarang digunakan karena anak-anak muda zaman now memodifikasi kata EGP ini menjadi ‘bodo amat’ yang juga memiliki arti tidak peduli dengan pembicaraan lawan bicara.

2. Gokil

Kata kedua adalah ‘gokil’. Biasanya di era 70-an, kata gokil ini digunakan ketika ada sesuatu yang menarik ataupun lucu. Jika di era 70-an disebut sebagai kata gokil maka di era modern saat ini, kata gokil dimodifikasi oleh anak-anak muda menjadi ‘goks’ dimana kata ini juga memiliki arti yang sama hanya penyebutannya saja yang berbeda. Namun, di zaman now, kata gokil atau goks ini juga bisa digunakan oleh anak muda ketika ingin memuji sesuatu, contohnya seperti “Goks juga gaya lu.” dan lain sebagainya.

3. Bokap Nyokap

Selain EGP dan gokil, terdapat beberapa bahasa gaul zaman now yang merupakan bahasa yang diambil dari bahasa gaul zaman old. Salah satunya adalah kata panggilan untuk orang tua yaitu ‘bokap’ dan ‘nyokap’. Biasanya kata ini sering digunakan ketika sedang nongkrong bersama teman. Contohnya seperti “Bokap lu di rumah?”. Kata bokap nyokap ini pastinya tidak asing lagi di telinga kalangan anak zaman now karena di era saat ini, kata bokap nyokap juga masih sering digunakan di pergaulan anak muda dan artinya pun masih sama yaitu bokap untuk bapak dan nyokap untuk ibu.

4. Bokek

Selanjutnya adalah ‘bokek’. Jika di era 70-an, kata bokek diartikan tidak punya uang maka di era zaman now, bokek juga diartikan sama seperti saat era 70-an. Kata bokek dapat kita jumpai di kalangan mana saja karena kata bokek sendiri merupakan kata yang sudah ada sejak zaman dulu, tetapi mayoritas kata bokek saat ini digunakan oleh kalangan anak muda.

5. Gabut

Kata yang kelima adalah ‘gabut’ yang memiliki arti bosan atau tidak ada pekerjaan. Jika kita berpikir bahwa kata gabut ini baru diciptakan di zaman now, tentunya kita salah. Ternyata kata gabut ini sudah ada sejak tahun 70-an dimana arti dari kata gabut ini sama seperti apa yang kita ketahui biasanya yaitu bosan atau tidak memiliki pekerjaan. Kata gabut ini dapat kita jumpai di kalangan anak muda.

Nah, ternyata bahasa gaul zaman old tidak kalah unik dan kreatif dengan bahasa gaul zaman now. Malah sebagian besar kata gaul zaman now merupakan kata serapan yang diambil dari kata gaul zaman old. Hanya saja terdapat beberapa kata yang dimodifikasi namun terdapat juga yang tidak dimodifikasi sama sekali namun tetap eksis di era saat ini.

Namun, sebelum menutup artikel kali ini, perlu kita ingat kembali seperti yang sudah dijelaskan di atas dimana bahasa adalah bagian dari budaya dan budaya adalah bagian dari bahasa sehingga meskipun terdapat bahasa gaul yang terlihat lebih keren dan gaul, kita tidak boleh melupakan bahasa asli kita yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa gaul yang sering kita jumpai juga tidak mungkin ada jika tidak ada Bahasa Indonesia karena bahasa gaul sendiri merupakan hasil dari modifikasi Bahasa Indonesia sehingga tetap lestarikan dan gunakan budaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama sehari-hari kita.

Daftar Pustaka

Samovar, L.A., Porter, R.E., McDaniel, E.R., & Roy, C.S. (2015). Communication Between Cultures (9th edition). Boston: Cengage Learning 

Azizah, Rif'at Auva. (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja. Jurnal Skripta, 5(2), 34.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun