Mohon tunggu...
Majelis Pekerja
Majelis Pekerja Mohon Tunggu... Editor - Majelis para pekerja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Majelis Para Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jangan Mau Diprovokasi, Upah Bukanlah Masalah Utama!

12 Maret 2020   12:56 Diperbarui: 12 Maret 2020   12:59 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntutan buruh selalu soal upah. Apapun momennya, tuntutannya selalu kenaikan upah. Padahal, banyak isu-isu lain yang lebih strategis untuk buruh. Menuntut kenaikan upah tidak selalu baik bagi buruh dan upah tidaklah selalu satu-satunya penentu kesejahteraan buruh. Jangan lupa, besaran upah buruh ditentukan oleh kondisi perusahaan. Jadi, dengan buruh terus menerus menuntut kenaikan upah, kondisi perusahaan belum tentu bisa memenuhinya. Akibatnya, faktor buruh menjadi faktor pembiayaan yang besar hingga keuntungan perusahaan tergerus, bahkan membuat mereka gulung tikar. 

Kalau perusahaan sudah bangkrut, apa yang akan terjadi pada buruh? Akan terjadi pengangguran besar-besaran. Jangan lupa juga, dalam konteks upah, Upah Minimum Provinsi (UMP) suatu daerah--yang buruh terus menuntut kenaikan--berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain. Bagi perusahaan, buruh yang terus menerus mogok kerja, demonstrasi, menuntut kenaikan upah, dan mengganggu stabilitas perusahaan. Situasi ini memberi mereka alasan untuk merelokasi perusahaan ke daerah lain dengan UMP lebih ringan. Bandingkan Karawang yang UMP-nya Rp4.5 juta dengan Jawa Tengah yang berada di kisaran Rp2 juta, selisihnya sebanyak Rp2,5 juta. Anggap saja jumlah buruh hanya 1.000 saja selama setahun (12 bulan) sudah memberi ruang bagi perusahaan sebesar Rp30 miliar.

Karena itu, sebaiknya buruh fokus pada isu-isu lain selain upah karena kenaikan upah sudah ada regulasinya. Apa isu-isu lain itu? Isu-isu lain yang lebih strategis adalah efisiensi biaya-biaya yang harus mereka keluarkan untuk bekerja. Misalnya, transportasi murah ke lokasi pabrik, pengendalian inflasi dengan pengendalian harga sembako di sekitar pabrik, tempat tinggal murah untuk buruh, dan lain sebagainya. Sebab, isu-isu itu terbukti yang menggerus nilai upah buruh. Apa maknanya kenaikan upah jika bisa disalip oleh inflasi? Apa maknanya kenaikan upah jika disalip oleh besaran cicilan tempat tinggal? Apa maknanya kenaikan upah jika disalip oleh besarnya ongkos transportasi ke tempat kerja?

Fokus buruh sebaiknya pada isu-isu yang berkesinambungan terhadap masa depan industri di Indonesia, bukan hanya masalah upah terus-terusan. Isu-isu tersebut dapat ikut menjaga umur perusahaan dan pekerjaan buruh menjadi panjang. Bukan ego kenaikan upah sesaat yang mungkin akan terwujud dalam waktu dekat, tapi umur perusahaan tak akan panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun