Mohon tunggu...
Edi Sugianto
Edi Sugianto Mohon Tunggu... profesional -

Be Yourself ... WWW.NAQSDNA.COM

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Manusia Menuhankan Bukan Tuhan

8 November 2014   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:18 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menjadi permasalahan klise pada umat beragama pada umumnya adalah karena menduakan Tuhan dan menganggap manusia sebagai Tuhan. Hal inilah yang menghalangi serta menghambat manusia untuk menaikkan kesadarannya mencapai kesadaran Ilahi dan menyempurnakan Akhlak atau budi pekertinya... Manusia suka menganggap pimpinannya, kyainya, ustadznya, ulamaknya, imamnya sebagai Tuhan. Atau menganggap dirinya sendiri, nafsunya sendiri sebagai Tuhan... Inilah kesalah kaprahan yang membuat hancur umat beragama....

Terjadinya kekerasan dimana-mana, pembunuhan atas manusia oleh manusia yang lainnya, penganiayaan, pemerkosaan, dan segala ketidak adilan serta kezaliman yang dilakukan oleh manusia dengan mengatas namakan Tuhan. Sesungguhnya itu karena mereka tanpa sadar sudah menuhankan Tuhan yang bukan Tuhan....

FILOSOFI NUR MUHAMMAD
Banyak fihak anti sufi yang memandang Filosofi Nur Muhammad ini sebagai sebuah ajaran yang sesat, syirik, serta Musyrik. Padahal Metodologi ini sebenarnya ilmiah dan universal juga. Sebagai Upaya untuk meneladani Nabi Muhammad SAW.

Filosofi Nur Muhammad yang ada dilkalangan sufi itu kalau dalam ilmu psikoterapi disebut sebagai tekhnik Role Model, kita menduplikasi serta memodel sebuah personal citra diri tertentu yang Excellence untuk diduplikasikan ke dalam diri sendiri..

Bila kaum sufi memodel atau meneladani Nabi Muhammad Saw dengan filosofi Nur Muhammadnya, maka tekhnik itu juga ada dalam ajaran dari agama lain, dalam agama Budha mereka melakukan meditasi untuk mencapai derajad Budha yang ada di dalam diri mereka masing-masing.....

Muhammad itu artinya yang terpuji karena baik akhlaknya. Dan hal itulah juga yang menjadi misi utama Rasulullah SAW, yaitu untuk menyempurnakan akhlak. Dan ketika kita sudah memodel dan mencapai derajad Muhammad, itu artinya akhlak kita telah mencapai derajad akhlak yang sempurna dan mulya...

Tolok ukur atau parameter dari peningkatan kesadaran adalah kemulyaan akhlak. Dan bukannya kemampuan melihat jin, setan, hantu serta gendruwo....ataupun sekedar mengalami pengalaman-pengalaman mistik sebagaimana yang sering dituduhkan kepada kaum sufi. Karena melihat Praktek sufisme yang keblinger.

Bila ingin melihat hakikat ajaran dari kaum sufi, lihat dengan kedua mata. Dan jangan hanya melihat dengan sebelah mata. Bagaimana anda akan memperoleh sebuah kebenaran bila anda belum-belum sudah under estimated dan merendahkan. Lihatlah apa adanya, lihatlah dengan hati dan pikiran yang bersih. Maka engkau akan tahu nilai-nilai kebenaran yang dibawakan oleh kaum sufi. (Baca Meditasi Islamiyah di sini : http://www.naqsdna.com/2014/11/meditasi-mata-ketiga-meditasi-islam.html )

KHALIFAH FIL ARDLI
Itu artinya kita menjadi pemimpin serta pengendali bagi dimensi alam materi dari diri kita sendiri. Kita dapat mengendalikan serta mengarahkan segenap potensi diri demi kebaikan serta kemajuan diri sendiri dan umat manusia serta alam semesta..

Kita dapat mengendalikan serta mengarahkan pikiran serta emosi kita untuk kebaikan diri. Menjadi pemimpin bagi pikiran dan emosi. Dan bukannya dikendalikan oleh pikiran serta emosi...

Pada umumnya, orang merasa dirinya penuh kendali dan dapat mengendalikan dirinya sendiri... Tapi lihatlah bagaimana akhlaknya ketika dirinya sedang terlibat konflik... Apakah emosinya yang memimpin ataukah rasionya..?

Persepsi, sudut pandang, kebiasaan serta perilaku kita, dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Semuanya berlangsung dan bekerja secara otomatis..

Nah... Sudahkah itu semua menguntungkan anda..?
Bila benar... Tentu anda sekarang sudah hidup dengan baik serta sejahtera, tiada kurang suatu apa....

KHILAFAH
Islam menjadi Rahmatan Lil 'Alamin itu bila umat islam telah mampu menyempurnakan akhlaknya menjadi Umat Islam Yang ber-Akhlakul Karimah.... Dari sinilah sinar ke emasan Cahaya Islam akan mampu menyinari semesta alam.. Menyejukkan hati bagi siapapun yang memandang...

Umat Islam tidak bisa menjadi Rahmatan Lil 'alamin kalau masih ada sebagian umat Islam yang suka memaksakan kehendak untuk menguasai umat yang lain. Memaksakan berdirinya khilafah di atas masyarakat yang heterogen...

Ini namanya cita-cita yang gila karena dibutakan oleh nafsu. Nafsu untuk berkuasa. Dan tidak ada kedamaian serta tegaknya bendera Islam di atas Nafsu. Yang ada adalah kehancuran serta perpecahan.

Kaum yang memaksakan berdirinya Khilafah, tidak hanya akan memusuhi kaum Non Muslim, tetapi juga akan memusuhi dan membunuhi semua kelompok Islam yang tidak sehaluan.. Demi memperoleh sebuah kekuatan dan kekuasaan yang absolut agar semua kehendaknya terpenuhi.

Untuk menegakkan bendera Islam, tidaklah dengan mendirikan khilafah atau kerajaan Daulah Islamiyah. Tetapi dengan manjadi Umat Islam Yang Rahmatan Lil 'alamin karena mempunyai Akhlak yang karimah. Akhlak yang baik dan membaikkan orang lain serta alam semesta.

Rasulullah SAW dan para sahabat melakukan Jihad serta perang bukanlah untuk memaksakan agama, tetapi untuk menegakkan kebebasan beragama bagi umat manusia..

Lihatlah sejarah Islam, adakah nabi serta para sahabat yang memaksa kaum kafir serta kaum musyrik untuk memeluk agama Islam.. Tidak ada bukan..???

Perjuangan serta peperangan Nabi beserta semua sahabat, baik yang terjadi di zaman Nabi ataupun di zaman sesudah Nabi. Semuanya itu dilakukan agar Kaum Islam diberikan kebebasan untuk berdakwah dan beribadah. Dan bukan untuk memaksa pemeluk agama lain agar masuk Islam...

Lalu mengapa di zaman sekarang ada sekelompok orang yang mengaku sebagai pengikut Salaf hendak memaksa orang lain agar sehaluan dengan mereka... Bersikap keras dan bahkan membunuh kelompok Islam yang lain.

Bukankah Spirit keislaman yang ada pada diri mereka ini patut untuk dipertanyakan bukan....?

Ataukah, mungkin karena mereka tanpa sadar telah menduakan Tuhan dan menuhankan yang bukan Tuhan....???

Mari kita sama-sama Introspeksi diri....

Salam Damai, Untuk anda semua.

Edi Sugianto, Founder NAQS DNA Institute

PIN BB : 7CCD0CA5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun