Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sandera Sekolah : Pukul Rata 8 jam SD sampai SMU

14 Juni 2017   11:02 Diperbarui: 22 Juni 2017   13:34 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi pendidikan karakter bukanlah cuma teori yang mengajarkan hal-hal yangbaik kepada para peserta didik, tetapi juga teladan tingkah laku, ucapan, sikap nyata dari orang tua, guru dan masyarakat. Saat ini media sosial punya pengaruh besar di Indonesia. Sudah sejak tiga tahun terakhir, saya begitu sering membaca kolom komentar dengan kata-kata kasar, jorok secara terang-terangan disampaikan dengan arogan tanpa rasa bersalah. Itu bisa diakses oleh siapa saja yang membacanya. Sekarang dengan adanya media sosial dengan pesan-pesan pendek yang juga bisa men-share status orang lain yang dianggap sepaham maka makin rusaklah moral anak-anak yang termakan provokasi. Penegak hukum akan kewalahan kalau mau mengurusi wabah komentar atau status berkonten kata-kata yang kurang sopan, dengan enteng mencela serta membuat meme lucu-lucu tapi menyinggung perasaan orang lain.

Oleh sebab itu bila kita semua sadar bahwa status kita akan dibaca olehsiapa saja, termasuk anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa.Sebagai orang dewasa kiranya bisa menyampaikan komentar dengan kata-kata yang sopan tetapi mengena pada tujuannya. Baik secara langsung maupun di mediasosial. Tanpa kita sadari, generasi muda kita ikut melihatnya, membacanya dan kemudian menirunya.

Akhir kata, semoga Mendikbud dan pemerintah bisa mengkaji ulang penerapan Full Day School secara bertahap yang akan diterapkan di tahun ajaran  . Menyampaikan hasil kajian tersebut secara terbuka, baru membuat kebijakan. Tak perlu terjebak oleh Peraturan Menteri (permen) kalau memang perlu dikaji ulang. Janganlah anak-anak kita dijadikan ajang uji coba lagi danlagi..... Selama ini sekolah sehari penuh dan setengah hari sudah berjalan seiring sejalan, masyarakat diberi kesempatan memilih sesuai kebutuhannya juga sudah berjalan baik. Belum ada urgensi memaksakan semuasekolah untuk melaksanakan FDS. Sekolah harus menjadi taman belajar anak-anakyang nyaman, agar mereka dapat menimba ilmu dan belajar secara optimal untuk meraih cita-cita masa depannya. Durasi belajar yang panjang di sekolah jangan sampai menjadikan mereka tertekan, apalagi menimbulkan masalah psikis yang lebih buruk. Penting bagi pemerintah memperhatikan pro-kontra yangberkembang di masyarakat, jangan bersikukuh tanpa bisa memberi penjelasan yang bisa diterima sebagian besar masyarakat. Sungguh melanggar etika dan hak para pelajar apabila kebijakan segelintir orang harus mengurbankan kepentingan sebagian besar masyarakat Indonesia. Salam untuk pendidikan Indonesiayang lebih baik.

Oleh : Majawati Oen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun