Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Fakta Menarik Berdirinya Museum Zoologi Frater Vianney, Malang

24 Oktober 2016   19:12 Diperbarui: 25 Oktober 2016   11:22 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi cangkang kerang dan siput (dok pri)

“Frater, saat ini koleksi frater sudah banyak dan disimpan di museum ini. Di belakang masih ada ular yang hidup. “Apakah Frater sudah menyiapkan orang yang bisa melanjutkan hobi ini dan kelanjutan atas koleksi museum ini?” tanya saya. “Untuk menambah koleksi, tempatnya sudah tidak cukup, Bu!”jawab Frater Clemens. Sejenak, pandangan beliau menerawang jauh dan tak segera menjawab pertanyaan saya. Ada kegalauan untuk melanjutkan menjawab pertanyaan saya. 

“Iya Bu, Ini sulit! Banyak orang yang bertanya seperti Ibu,” lanjutnya. Museum Zoologi ini berada di bawah naungan Kongregasi BHK, maka pengelolanya juga harus anggota kongregasi. Frater Clemens telah mencoba mencari penerus dengan mencari bibit penerus pada frater binaannya. Sudah 2 orang yang pernah dicoba, tapi mereka berdua tak berminat dan tak sanggup lagi. 

Memang tak mudah bagi seseorang untuk menumbuhkan minat dalam bidang ini. Mengklasifikasi hewan lunak yang jumlahnya begitu banyak dan buku-buku referensinya kebanyakan berbahasa Inggris dan Belanda sudah sangat menyulitkan. Jadi sampai saat ini, Frater Clemens belum menemukan frater penerus. “Saya sudah memikirkan hal itu sejak lama, karena saya juga sudah tua. Tetapi yang paling lama hanya 6 bulan bisa bertahan, lalu pergi!” jelas Fr. Clemens.

Koleksi dan Program Belajar di Museum Zoologi

Koleksi yang ada di museum ini beragam, sebagian besar adalah hasil temuan Fr. Clemens. Sebagian besar adalah hewan laut dan reptil yang diawetkan dalam air. Ada pula yang diawetkan kering seperti berbagai jenis penyu dan ular. Koleksi terbanyak adalah siput dan kerang yang semuanya sudah diklasifikasi.

Bila berkunjung ke tempat ini juga disediakan kelas untuk mengenal berbagai binatang sesuai dengan kelompok umur. Oleh sebab itu sangat disayangkan bila datang hanya untuk melihat-lihat,  mengambil gambar lalu pulang. Terutama untuk pengunjung pelajar.

Pengunjung kelompok bisa belajar di museum ini, dengan mengadakan perjanjian sebelum datang ke sana agar disiapkan bahan ajarnya. Para pengunjung bisa menghubungi nomor telpon 0341 – 558965 untuk meminta waktu kunjungan. Ada paket TK sampai SMA. Paket TK mempelajari ekosistem, Paket SD mempelajari Vertebrata dan Paket SMP – SMA mempelajari Molusca.Ada biaya untuk setiap paketnya, yaitu mulai Rp 10.000 sampai Rp 20.000 / orang. 

Fasilitas yang didapat : untuk Paket TK meliputi Lembar Unjuk Kerja dan pensil warna. Untuk paket SD meliputi Lembar Unjuk Kerja serta pre test dan post test. Diluar paket harus dikonsultasikan dengan petugas museum. Minimal kunjungan kelompok berjumlah 25 orang. Jam buka mulai Senin – Sabtu, pukul 07.30 sampai 14.00. Bagi pengunjung kelompok ada penjelasan dari guru biologi sehubungan dengan materi yang disampaikan. Bagi pengunjung umum tidak ada biaya restribusi khusus, disediakan kotak untuk sumbangan sukarela.

Koleksi cangkang kerang dan siput (dok pri)
Koleksi cangkang kerang dan siput (dok pri)
Pengabdian Frater Clemens bagi Ilmu Pengetahuan dan Harapan yang Belum Terwujud

Perbincangan singkat saya dengan Fr. Clemens benar-benar membuat saya terkagum-kagum dengan upayanya yang luar biasa. Pengabdian yang tulus ikhlas, penuh perjuangan dan didasari semangat yang tak kunjung padam sepanjang hidup. Seolah saya mendapati sosok Fr. Vianney yang diceritakan oleh beliau dalam dirinya. Apalagi sampai saat ini, beliau masih tetap menulis buku, meskipun ada beberapa naskah buku yang ditolak. Museum Zoologi ini adalah wujud nyata spirit dua orang Frater yang begitu mencintai ilmu pengetahuan sepanjang hidupnya dan jejaknya menjadi peninggalan yang sangat berguna bagi ilmu pengetahuan.

Selama mengelola museum ini Fr. Clemens mendapat dana dari Kongregasi dan uang yang didapat dari pengunjung. Pernah Fr. Clemens meminta dana kepada kepala daerah setempat untuk perluasan museum, tetapi mendapat jawaban tidak ada dana untuk museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun