Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggerakkan Budaya Bersih dan Senyum, Apa Dulu Umpannya?

9 Oktober 2016   19:50 Diperbarui: 9 Oktober 2016   20:12 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topeng dari bahan kertas koran (sumber foto : http://2.bp.blogspot.com/-6mTgTgwPu1A/T3l8QyurGrI/AAAAAAAAC1I/vRymENpON2k/s1600/Foto0500.jpg)

Kampung Tri Di (sumber foto : http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2016/08/kampung-tridi2.jpg)
Kampung Tri Di (sumber foto : http://jadiberita.com/wp-content/uploads/2016/08/kampung-tridi2.jpg)
Tak lama kemudian, kampung disebelahnya segera berbenah, mereka menamakannya kampung Tridi (3D - Tiga Dimensi). Kedua kampung ini dulunya hanyalah wilayah yang kurang diperhitungkan oleh masyarakat. Hanya setahun sekali masyarakat Malang diajak untuk bersih-bersih di kawasan sungai tersebut. Namun sekarang Kampung Jodipan dan Kesatrian menjadi salah satu destinasi wisata yang padat pengunjung. Tanpa harus dihimbau warganya pun bangkit berbenah demi kampung kebanggaannya ini. Walikota Malang menyambut fenomena ini dengan program yang positif, bahkan akan dibentuk kampung-kampung tematik di Malang menggandeng beberapa perguruan tinggi untuk menggali potensi setiap kampung.

 Wow.... akan ada berapa destinasi wisata baru lagi yang akan menggeliat di Malang dalam waktu beberapa bulan ke depan? Inilah salah satu peran dari kepala daerah dalam menangkap moment positif untuk menggerakkan warga. Dengan sendirinya warga bangkit untuk berbenah diri, karena daerahnya akan menjadi destinasi wisata baru sesuai potensinya masing-masing. Ada kebanggaan atas kampungnya, ada kesadaran untuk membenahi kampungnya, ada nilai ekonomi yang akan diterima warga sebagai kompensasi, akan ada banyak lapangan kerja bagi warga setempat, ada harapan kampungnya akan makin terkenal.

 Kondisi ini akan memberi kebahagiaan dan menambah kesejahteraan bagi warga daerah tersebut. Sebagai destinasi wisata mereka otomatis sadar, keramahtamahan adalah unsur penting sebagai daerah wisata. Senyum bahagia akan menyambut setiap pengunjung yang datang ke sana. Wisata kampung tematik di Malang adalah salah satu bentuk upaya menggerakkan masyarakat untuk sadar akan budaya bersih dengan senang hati.

Peluang menuai berkah dari sampah

Kebersihan tak bisa lepas dari sampah. Bila dulu orang bisa membuang sampah ke sungai tanpa diikuti masalah, saat ini ketika jumlah penduduk makin padat dan dengan cepat terus bertambah jumlahnya. Maka penanganan sampah tidak bisa asal-asalan. Pengelolaan sampah harus ditangani lebih serius. Masyarakat perlu diedukasi dan diberi pelatihan untuk memanfaatkan sampah sebagai berkah. Di beberapa tempat mulai ada yang menggerakkan  sampah sebagai biaya pembayaran berobat, biaya sekolah dan lain-lain. Dari sinilah masyarakat setempat mulai menghargai sampah di sekitar mereka. Saat ini banyak masyarakat yang mulai menyadari akan nilai sampah, tetapi pengelolaan secara terpadu masih sangat jarang dilakukan. Kebanyakan sampah hanya dijual ke pengepul sampah.

Setelah sampah dipilah-pilah sebenarnya sampah bisa diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat dan bernilai jual. Mulai dari pupuk organik, kompos, biogas, ataupun di diolah kembali menjadi barang kerajinan.

Mengolah sampah membutuhkan pelatihan khusus, untuk dapat menuai berkahnya. Banyak orang tahu pelatihan-pelatihan pengelolaan sampah bisa membuka lapangan kerja baru dan peluang usaha yang menjanjikan. TV seringkali menyiarkan tayangan inspiratif tentang pengelolaan sampah sehingga memiliki nilai ekonomi, membuka lapangan kerja baru, sampai menembus pasar ekspor. Tetapi kebanyakan tidak ada yang menyebutkan dengan lengkap alamat tepatnya, bagaimana peminat bisa menghubungi? Tayangan-tayangan ini lebih dititikberatkan pada prestasi dari pembuatnya, tapi kurang memberi nilai manfaat langsung bagi pemirsanya. Saat ini orang-orang yang bisa dilatih membuat kerajinan tak selalu bisa mengakses internet, wawasan mereka terbatas. Akibatnya tayangan lewat begitu saja.

Topeng dari bahan kertas koran (sumber foto : http://2.bp.blogspot.com/-6mTgTgwPu1A/T3l8QyurGrI/AAAAAAAAC1I/vRymENpON2k/s1600/Foto0500.jpg)
Topeng dari bahan kertas koran (sumber foto : http://2.bp.blogspot.com/-6mTgTgwPu1A/T3l8QyurGrI/AAAAAAAAC1I/vRymENpON2k/s1600/Foto0500.jpg)
Masalah sampah sungguh-sungguh akan menjadi bencana bisa tak tertangani secara baik di Indonesia yang jumlah penduduknya sangat padat, terutama di perkotaan. Sementara dari sampah akan ada banyak orang yang akan menuai berkah bila ditangani secara benar. Penanganan sampah bisa melibatkan komunitas, dana CSR dan turun tangan pemerintah daerah untuk memberikan pelatihan-pelatihan.

Wadah bagi seniman berkreasi

Salah satu hal yang juga termasuk mengotori wajah kota adalah coretan-coretan tanpa makna di tembok atau tempat umum. Ada banyak ditemui pintu ruko dikotori dengan coretan, tulisan dan lukisan tanpa makna. Pemilik ruko mungkin kesal dengan ulah ini, tetapi mau berbuat apa. Pintu mereka dicoret-coret tanpa sepengetahuan pemiliknya. Tembok-tembok yang dicat bersih jadi kotor, bahkan taman-taman juga begitu. Ini ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Kalaupun mereka punya kemampuan membuat kreasi di dinding dan butuh wadah, bukankah sangat elok bila minta izin pada pemilik lokasi tersebut. Kontes mural di berbagai kota, secara rutin mungkin mengatasi masalah ini dan menjadi wadah kreasi kreatif bagi seniman. Terbukti, saya pernah melihat pameran karya mural mereka sungguh-sungguh bagus. Sekarang mulai ada perusahaan juga menghiasi dindingnya dengan seni mural.

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum sebagai bentuk Kepedulian pada Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun