Fakta tentang Program Half Day School
Inilah program belajar konvensional, masuk di pagi hari pulang di siang hari. Itu pun anak-anak akan bersorak kalau ada pulang pagi (pulang sebelum waktu berakhir) karena ada rapat guru atau lain-lain. Meskipun sekolah itu tempat menuntut ilmu, namun para murid tetap lebih bahagia dan nyaman kalau bisa pulang. Akan lebih banyak jumlah murid yang memilih pulang daripada berlama-lama di sekolah. Rumah adalah 'istana" mereka. Memang sebaiknya mereka pulang dengan ada orang tua atau wali yang mengawasinya di rumah, apalagi bagi murid SD yang masih di bawah umur.Â
Tidak bisa digeneralisasi juga, bahwa murid-murid sekolah konvensional yang pulang tengah hari ini rata-rata bertingkah laku buruk dan terlibat kenakalan remaja. Semua itu tergantung  pemicunya. Pada usia SD, pulang siang hari membuat anak-anak berkesempatan untuk tidur siang atau bermain. Bagi anak-anak SD waktu beristirahat lebih panjang, begitupun kegiatan bermain masih sangat diperlukan. Sebagian waktu mereka juga digunakan untuk membuat pr dan mempersiapkan ulangan keesokan harinya secara mandiri di sore hari. Sebagian anak juga mengisi waktunya dengan mengikuti les untuk mengasah hobi.Â
Malam hari mereka punya kesempatan bercengkerama dengan keluarga sebelum tidur malam. Apakah kemampuan akademis mereka kalah dibandingkan dengan murid-murid full day school? Apakah mereka tak bisa dijemput orang tuanya saat pulang sekolah? Apakah mereka adalah anak-anak yang tak terurus setelah pulang sekolah?
Adalah bijak Program Full Day School sebagai Pilihan bukan Keputusan
Program Full Day School adalah baik bagi sebagian kalangan yang memang cocok dengan program itu. Tapi sebagian lagi belum tentu pas dengan program full day school. Yang lebih beresensi adalah bagaimana penyerapan pelajaran bisa diterima dengan baik oleh peserta didik. Orang tua tetap punya tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anaknya. Masih banyak orang tua yang mau menyediakan waktu untuk mengajari anak-anaknya belajar.Â
Masih banyak orang tua yang bisa mengatur waktu mengantar jemput sekolah meskipun itu pada jam kerja. Bukan jaminan orang tua yang setiap hari sudah menjemput sendiri anaknya sekolah akan lebih baik dalam mengawasi anak-anaknya. Anak-anak sekarang tak cukup diawasi secara fisik saja. Justru komunikasi efektif antara orang tua dan anak, serta kedekatan emosional diantara keduanya saat mengatasi suatu masalah itu sangat berpengaruh besar.Â
Kebersamaan orang tua dan anak setiap hari memberi  kesempatan berdebat, berdialog, berdiskusi bersama, karena justru mereka saling mengenal dan menumbuhkan saling pemahaman yang baik. Tak penting orang tua pandai mengajari atau tidak, tetapi ketika mereka dihadapkan pada persoalan bersama maka mereka akan berusaha untuk mengatasi bersama.
Ketika telah memutuskan untuk punya anak, maka orang tua punya kewajiban untuk merawat dan mendidiknya secara baik. Mempunyai waktu untuk memberi perhatian kepada anak-anaknya. Tetap ada didikan orang tua yang tak bisa digantikan oleh pihak lain. Tidak harus orang tua terjun sendiri mendidik anaknya, kehadiran pengasuh, nenek kakek, bibi juga ikut ambil bagian dalam pembentukan kepribadian anak.Â
Tak jarang pelaku kenakalan anak terjadi karena orang tua acuh tak acuh dengan anak-anak mereka meskipun tiap hari punya waktu bersama anak-anaknya, tetapi tiap kali ketemu berantem terus dan cekcok dengan anaknya. Anaknya juga cuma mencari ayah ibunya hanya untuk minta uang.
Tapi saya tidak sepakat apabila tambahan waktu berada di sekolah dijadikan alasan untuk menjamin anak-anak agar lebih aman dalam pergaulan. Mau full day school atau half day school selayaknya dijadikan pilihan bagi masing-masing orang tua untuk menentukan program sekolah bagi anaknya. Sangat kurang bijak apabila program full day school diterapkan secara nasional di tingkat SD dan  SMP hanya atas dasar pertimbangan Bapak Mendikbud. Suatu saat akan jadi bumerang bila masih muncul kasus kenakalan anak dan remaja.Â