Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Ingat BPJS Disaat Sakit Saja!

19 Juni 2016   17:53 Diperbarui: 19 Juni 2016   17:57 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean pasien untuk berobat di rumah sakit

BPJS Kesehatan Perlu Menerapkan Transparansi Biaya Pengobatan

Sepanjang saya mendampingi ayah saya berobat dengan menggunakan layanan BPJS Kesehatan, baik layanan rawat jalan dan rawat inap kami tidak pernah tahu biaya dokternya berapa, obatnya berapa, juga fasilitas-fasilitas lainnya. Fasilitas yang disediakan BPJS tidak pernah mencantumkan berapa nilai pengobatan yang kami terima. Kami hanya cukup tanda tangan saja. Pulang dari rawat inap pun bila seluruhnya ditanggung BPJS, tak ada selembar kertas pun yang kami terima dengan rincian biaya selama pegobatan berlangsung. Sementara apabila naik kelas, juga hanya tertulis biaya yang ditanggung BPJS Kesehatan sekian rupiah, sisanya yang harus dibayar pasien sekian rupiah, tanpa ada rincian yang jelas.

 Ini berbeda dengan bila akan klaim pada asuransi swasta, semua rincian harus tertulis dengan jelas, beserta kwitansi masing-masing. Bagi pasien memang tak terlalu penting, apalagi bila tidak naik kelas dan bisa pulang dari rumah sakit tanpa dikenakan biaya apa-apa lagi. Ada beberapa manfaat bila biaya pengobatan peserta tertera jelas dalam bentuk kwitansi. Peserta dan keluarganya tahu biaya yang ditanggung oleh BPJS seberapa, akan mempunyai efek kesadaran bahwa biaya sebesar itu bisa ditanggung karena adanya gotong royong dari semua peserta. Akibatnya kesadaran untuk membayar iuran juga akan bangkit. Agar tidak terjadi di saat sakit disiplin membayar iuran, sementara setelah sehat jadi ogah-ogahan. 

Merasa terbebani membayar iuran karena tidak merasa menggunakan. Manfaat yang lain, dengan adanya transparansi biaya pengobatan peserta bisa menjadi memberi masukan, kritik dan saran, ataupun evaluasi atas layanan fasilitas kesehatan, rumah sakit, apotek, laboratorium dan pihak-pihak yang menjadi rekanan BPJS Kesehatan. Dampak positif bagi BPJS Kesehatan sendiri adalah tidak adanya tuduhan-tuduhan miring ataupun penyalahgunaan layanan yang mungkin dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan kesempatan ini.

Tidak ada yang orang yang mau sakit. Tetapi tidak semua orang punya kesadaran menjaga kesehatannya. Di saat sakit, juga belum tentu punya persiapan dana untuk mengobatinya. Keberadaan BPJS Kesehatan sungguh membantu peserta di saat terserang penyakit atau mengalami musibah kecelakaan, tanpa banyak persyaratan yang rumit. Di sisi lain peserta juga sekaligus telah bergotong royong membantu sesama yang membutuhkan pengobatan dari iuran yang dibayarkan setiap bulan. Mungkin saat ini kita merasa masih muda, kuat, tidak pernah sakit, sehingga seolah-olah kurang mendapat manfaatnya dengan membayar iuran BPJS. Tetapi nanti akan tiba saatnya kita menua, badan mulai lemah dan sakit-sakitan. 

Saat itulah biaya pengobatan akan kita butuhkan. Bangsa Indonesia telah menerapkan prinsip gotong royong sejak zaman nenek moyang kita, sampai sekarang kita pun mengakui dengan gotong royong segala sesuatunya menjadi ringan karena ditanggung bersama. Masihkah kita akan menjadi peserta BPJS Kesehatan menunggu setelah usia tua atau tertimpa musibah dulu?

Oleh : Majawati Oen

Sumber foto : di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun