Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Besok Libur, Hari Ini Sudah Macet

4 Mei 2016   23:42 Diperbarui: 4 Mei 2016   23:45 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Long weekend memang menyenangkan, liburan yang panjang membuat sebagian besar orang mempunyai rencana untuk menikmatinya. Liburan ke luar kota menjadi sasaran bagi banyak orang. Kalau dulu arus padat lalu lintas hanya terjadi saat lebaran, yaitu arus mudik dan arus balik. Sekarang sudah berbeda, setiap ada long weekend sama keadaannya dengan lebaran. Begitupun dengan kota saya Malang, Rabu siang sudah macet  di berbagi ruas jalan utama.

Penyebab luapan arus kendaraan di berbagai tempat adalah karena liburan keluar kota menjadi pilihan sebagian besar orang di kota-kota besar di Pulau Jawa. Mengapa harus jalan-jalan saat liburan? Yang pasti dananya ada. Liburan juga sudah menjadi kebutuhan pokok. Fasilitasnya ada, bukankah sebagian besar masyarakat kita kalau berlibur naik kendaraan pribadi. Promosi wisata membuat orang ingin mengunjungi tempat-tempat menarik yang banyak diposting teman-temannya di sosial media. Waktu libur yang panjang, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Dan yang tak kalah pengaruhnya adalah besarnya arus urbanisasi.

 Sekarang ini banyak orang berpindah tempat tinggal untuk mengais rezeki di sana. Dari yang tinggal di desa, pindah ke kota. Dari yang tinggal di kota kecil pindah ke kota besar. Dari yang tinggal di kota besar, pindah ke Ibukota. Libur panjang memberi kesempatan untuk menjenguk keluarga pulang ke kampung halaman. Murahnya biaya transportasi juga menjadi pemicu bagi sebagian orang untuk tak perlu berpikir panjang mengeluarkan dana untuk bepergian. Belum lagi adanya potongan ini dan itu yang memicu orang berburu tiket murah.

Dampak long weekend pun jelas terasa. Hampir banyak ruas jalan di kota dan antar kota macet. Sudah tak masalah ya? Masyarakat kita sudah tak mengeluh lagi dengan kemacetan, saking akrabnya. Terlalu banyaknya orang keluar dari rumah dan memadati tempat-tempat publik di mana-mana jadi ngantre, ah.... sudah biasa begitu. Harapan bisa tak terhambat macet, sebagian orang memilih cuti sehari lebih awal, bagi anak sekolah memilih bolos sepengetahuan orang tua. Banyaknya kendaraan yang turun di jalan, kepadatan terjadi di mana-mana dan cari parkir sulit, sudah dapat dimaklumi oleh masyarakat. Rawan kecelakaan pun, jadi dipikir belakangan saja. Orang mulai tak peduli akan dampak buruk ini, yang penting bisa refreshing dengan jalan-jalan.

Fenomena long weekend sebenarnya perlu ada solusinya. Bila sudah memilih ingin jalan-jalan harus sabar. Meskipun lewat jalan tol juga macet. Diselip, dipotong jalannya juga tak boleh naik pitam. Pemerintah juga harus mengantisipasi, dengan menerjunkan aparatnya ke jalanan untuk memantau dan mengatur arus kendaraan. JIka tidak kemacetan panjang akan terjadi dan menghambat perjalanan banyak orang. Fasilitas transportasi publik perlu mendapat kemudahan dari pemerintah, agar masyarakat lebih menggunakan transportasi publik daripada kendaraan pribadinya. Sudah saatnya untuk mencari alternatif lain mengisi long weekend selain jalan-jalan ke luar kota. Berlibur ke luar kota dengan cara berdesakan-desakan di jalan sebenarnya sungguh tidak nyaman. 

Sudah saatnya pula pemerintah menggalakkan kembali gerakan transmigrasi dan kembali ke desa. Saat ini penduduk di Pulau Jawa utamanya lebih banyak yang memenuhi daerah perkotaan. Bila pemerataan penduduk terjadi maka tak terlalu banyak lagi orang bermobilisasi antar kota lagi saat liburan untuk bersilahturahmi dengan keluarganya. Saat ini jumlah penduduk terbanyak terkonsentrasi di perkotaan. Apalagi sejak banyak orang tak tertarik untuk menjadi petani.

Entah sampai kapan fenomena long weekend akan terus seperti ini? Entah sampai kapan orang tahan dan selalu sabar dengan ketidaknyamanan ini. Atau masyarakat sudah cuek dan menganggap keadaan ini sudah menjadi bagian hidupnya? Jadi diterima saja dan mencoba untuk dinikmati. Bagi saya, inilah bentuk ketidakpedulian. Pulau Jawa sudah sangat berat bebannya, sementara ada banyak pulau-pulau lain di Indonesia yang ditinggalkan penduduknya untuk mencari peluang di Pulau Jawa. Sampai-sampai reklamasi dilakukan untuk menambah daratan agar tetap berada di lingkungan Pulau Jawa.

Padahal pulau-pulau lain di Indonesia menyimpan potensi yang luar biasa dan memberi peluang besar untuk meraup kehidupan yang lebih baik. Apalah artinya hidup di ibukota dan kota besar tetapi hanya sebatas sampai tahap bertahan hidup pas-pasan saja. Mencari hiburan dengan jalan-jalan untuk mengurangi tekanan kehidupan, itupun masih tidak lancar. Dengan digelontorkannya dana desa, sudah saatnya pemerintah promosi dan mempunyai program yang bisa menarik masyarakat untuk kembali ke desa dan membangun daerah.

Libur long week end bagi saya justru lebih nyaman di rumah saja, daripada keluar rumah untuk bertemu dengan kemacetan tanpa jelas sebabnya dan hampir di sepanjang ruas jalanan. Sebagian orang juga sudah mulai mengubah paradigmanya. Kalaupun punya dana berlebih ya ditabung atau diinvestasikan. Tabungan bisa digunakan untuk berbagai hal, termasuk liburan di waktu yang lain. Menyimpan uang dalam tabungan selalu ada untungnya. Sebagian orang ada yang mengada-adakan dana untuk bisa berlibur, padahal sebenarnya masih banyak kebutuhan lain yang lebih penting.  

Punya agenda di rumah, sebenarnya tak kalah asyiknya. Seperti  membuang barang-barang yang tak berguna, memasak makanan spesial untuk keluarga, beristirahat/tidur juga alternatif yang baik. Tinggal di kota besar tak jarang kurang tidur karena waktu habis untuk bekerja. Memanjakan diri dengan spa dan pijat juga alternatif yang asyik. Membaca buku dan menonton video bagi yang tak sempat karena habis waktu untuk rutinitas harian, juga menjadi alternatif yang menyenangkan. 

Berkebun terbukti punya efek menurunkan ketegangan sekaligus olah raga di hari libur. Berlatih kebugaran di sport club juga menjadi rekreasi yang bermanfaat. Kalau zaman dulu, biasanya ada upaya RT untuk kerja bakti membersihkan lingkungan. Selain bersih juga menjadi ajang silaturahmi antar tetangga. Sekarang sulit ditemui lagi kebiasaan ini. Bagaimana dengan liburan ke luar kota? Bisa diagendakan di waktu lain diluar waktu long weekend.

Libur baru mulai besok, sekarang sudah macet di mana-mana. Betapa orang begitu haus liburan, sehingga long weekend harus dimanfaatkan apapun keadaannya.  Kota Malang mungkin sama daya tariknya dengan Bandung. Masyarakat Surabaya, Sidoarjo, Jember dan sekitar wilayah Jawa Timur cenderung suka menghabiskan waktu berliburnya di Malang, Ingin menikmati kesejukan sekaligus mengajak anggota keluarga berekreasi di Batu, surganya aneka taman rekreasi. Pada akhirnya memang pilihan, menikmati liburan dengan banyak keterbatasan atau menikmati alternatif lain untuk menghindari keriuhan long weekend.

Menulis dengan bantuan mind mapping (dok pri)

Note : Tulisan ini saya buat dengan metode mind mapping, mungkin bisa memberi inspirasi bagi kompasianer untuk mencobanya.

Oleh : Majawati Oen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun