Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kiat Warga Malang Melestarikan Budaya Malang

24 Oktober 2015   11:24 Diperbarui: 1 November 2015   19:17 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Batik Blimbing

[caption caption="Koleksi dan proses membatik di Batik Blimbing "]

[/caption]
Banyak sekali pengrajin batik di Malang, kalau mau ditelusuri ada beragam versi batik Malangan. Salah satu pengrajin batik yang ada di Malang adalah Batik Blimbing yang berada di kawasan Blimbing, tepatnya di Jl. Candi Jago No.6 Kota Malang. Yang membedakan batik Blimbing dengan pengrajin batik lainnya adalah desainnya yang mengangkat ikon Malang, yaitu Topeng Malangan. Batik produksinya sebagian besar bernuansa Topeng Malangan. Selain berjualan batik, juga memberi kursus membatik yang terbuka untuk umum maupun institusi, menerima kunjungan anak-anak sekolah untuk mengetahui proses membantik. Harga kain batiknya berkisar Rp 300.000,00. Tenaga kerjanya dari kalangan mahasiswa dan siswa SMK. Biaya pelatihan pun cukup terjangkau berkisar Rp 40.000,00 sampai Rp 75.000,00. Batik Blimbing mulai dirintis oleh Ibu Wiwik dan sekarang dilanjutkan oleh anaknya.

5. Soak Ngalam

[caption caption="Soak Ngalam produksi kaos Bahasa Malangan"]

[/caption]
Pada tahun 1980-an, di Malang tersebar bahasa walikan. Orang-orang di masa itu begitu fasih menggunakan bahasa walikan sebagai komunikasi sehari-hari dengan teman-teman sepermainan. Istilah nganal kodew berarti lanang wedok (laki-laki dan perempuan). Kewut = tuwek (tua), kera ngalam = arek Malang (anak Malang) pessi = bohong (bukan walikan tapi istilah khas Malangan) dan banyak lagi. Bahasa walikan Malang di zaman itu benar-benar menjadi bahasa yang menyebar di berbagai kalangan. Bahasa khas Malangan bukan hanya bahasa walikan, ada juga istilah-istilah yang terkesan vulgar karena ketika diterjemahkan mempunyai arti yang terkesan kasar didengar. Tetapi bagi warga Malang dirasakan sebagai keakraban. Tentunya tidak pada sembarang orang kata-kata itu terucap. Ketika sama pahamnya sebuah kata yang diterjemahkan sebagai umpatan seperti jancuk dan diamput (maaf) tidak menimbulkan salah paham diantara penggunanya. Justru itulah bukti keakraban. Ingin tahu jejak bahasa walikan dan bahasa khas Malangan? Kita bisa datang ke soak ngalam = kaos malang yang berada di ruko Jl. Kawi kota Malang, serta dua cabang lainnya yaitu di Sengkaling dan Museum Angkut kota Batu. Toko ini menjual kaos dengan kata-kata yang menggunakan bahasa walikan dan khas Malangan. Unik sekali bukan! Soak ngalam mengabadikan budaya bahasa walikan dalam bentuk kaos. Harga kaos yang dijual berkisar Rp 75.000,00 sampai Rp 90.000,00. Produk terbarunya adalah kaos bertema heritage kota Malang, seperti topeng Malangan, Kendedes, Arema dan batik.

[caption caption="Produk Soak Ngalam dengan bahasa Malangan"]

[/caption]

Indonesia adalah negara yang kaya keberagaman. Wilayahnya yang berupa kepulauan terdiri dari banyak suku bangsa yang masing-masing mempunyai adat istiadat dan tradisi yang berbeda. Dari situlah terlahir kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam. Kekayaan budaya Indonesia merupakan salah satu Pesona Indonesia  yang harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan.

Budaya suatu daerah selalu punya pesona yang unik. Keunikan itulah salah satunya yang menjadi daya tarik wisatawan. Sampai kapan suatu budaya akan bisa eksis dan makin berkembang, kembali lagi pada warga daerah tersebut menghargai dan mencintai kebudayaannya. Budaya tidak diam, akan selalu mengalami pergerakan sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap generasi mempunyai tongkat estafet untuk melanjutkan. Keputusan di tangan generasi saat ini. Mau melanjutkan dan makin mengembangkannya atau menghentikannya. Keramik Dinoyo dan Tempe Sanan berjaya karena mereka bersatu salam satu kampung dan berusaha untuk maju bersama serta mampu mengatasi masalah-masalah secara bersama-sama. Dinas terkait juga akan lebih mudah memberi pembinaan apabila para pengrajin ini berada dalam satu lokasi. Kebanyakan usaha mereka juga dilanjutkan oleh generasi penerusnya. Inggil Museum Resto adalah bentuk kepedulian warga akan sejarah kotanya yang dikemas dalam suasana resto. Batik Blimbing menghadirkan ikon kota Malang dalam karya batiknya dan regenerasi budaya membatik. Soak Ngalam mengabadikan bahasa walikan khas Malang agar selalu dikenal generasi selanjutnya.

Selamat datang ke kota Malang dan nikmati pesona budayanya.
Salam Arema

Oleh : Majawati Oen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun