Rindu Masakan Rumah
Oleh : Majawati Oen
Perkembangan dunia kuliner beberapa tahun terakhir ini benar-benar pesat. Ada banyak tempat kuliner yang dibuka, bahkan diwaralabakan. Tak heran banyak orang berinvestasi di bidang ini, karena memang menguntungkan. Banyak masyarakat yang memburu kuliner atas alasan mencoba, atau jadi jujugan di saat week end. Arisan juga diadakan di tempat kuliner, acara ulang tahun, bahkan makan siang dan makan malam juga mulai dilakukan di luar rumah atau membeli makanan dari luar dibawa pulang.
Kesibukan dan cara praktis membuat masyarakat memilih membeli makanan siap makan, daripada memasak sendiri di rumah. Alasannya, masak sendiri itu makan waktu, biayanya lebih mahal, tidak praktis, tidak bisa masak, ribet, belum tentu enak, tidak ada yang bantu-bantu cuci peralatan masak. Banyaklah .... alasan itu, sehingga orang mulai meninggalkan masak sendiri di rumah. Yang terjadi sebuah keluarga hanya kadang-kadang saja memasak, atau di kala mood saja, bahkan tidak sedikit yang tidak pernah masak sama sekali.
Di jaman sekarang ini, memasak tak lagi jadi kewajiban dan monopoli wanita. Banyak pria yang tak canggung terjun ke dapur dan mempunyai hobi memasak. Justru memasak jadi waktu refreshing di sela-sela kesibukannya dan sebagai kebersamaan di dalam keluarga. Tak jarang, anak-anak memuji masakan ayahnya. Di jaman berteknologi canggih seperti sekarang ini, mau masak apa saja sih gampang sebenarnya. Dengan browsing internet sudah dapat resep yang bisa kita pilih, bahkan ada tips-tipsnya.
Memasak tak lagi wajib
Jaman memang sudah berubah, memasak bukan lagi sesuatu yang wajib bagi wanita dan menjadi kebutuhan keluarga. Yang penting ada makanan, kan bisa beli! Bisa memasak juga bukan lagi jadi prioritas seorang pria dalam mencari istri. Apalagi sekarang banyak wanita berkarier di luar rumah, sehingga waktu untuk memasak di rumah akan sangat menyita waktunya, dan mulai ditinggalkan. Tidak lagi memasak sendiri di rumah sudah mulai menjadi gaya hidup masyarakat, terutama yang tinggal di kota-kota besar.
Memasak sendiri dan jaminan kesehatan
Memasak makanan sendiri, sebenarnya ada banyak keuntungannya terutama dalam hal kesehatan. Makanan yang kita olah itu benar-benar kita ketahui bahannya baik dan layak makan. Bumbu-bumbu yang kita masukkan pada makanan juga terkontrol, sehingga akan jauh dari penggunaan zat aditif yang dapat membahayakan kesehatan bila dikonsumsi jangka panjang. Bagi orang-orang yang mengidap penyakit tertentu akan sangat terkontrol dietnya, apabila masak sendiri di rumah. Kandungan zat gizi yang dibutuhkan juga dapat diatur sesuai kebutuhan dan selera. Inilah keuntungan dari memasak sendiri, ada jaminan kesehatan bagi anggota keluarga.
Memasak adalah bentuk melayani
Makanan yang dimasak di rumah memang kalah jauh daripada makanan di luar rumah, baik dari segi rasa, penataan, dan juga suasana. Tetapi memasak sebenarnya adalah salah satu bentuk melayani di dalam keluarga. Menyediakan santapan adalah bentuk pelayanan yang harus dihargai, mungkin rasanya tidak istimewa tetapi itulah pelayanan yang tulus. Mempersiapkan sarapan, santapan untuk makan siang dan makan malam perlu tenaga ekstra dan pemikiran menentukan menu. Sangat kurang pantas kalau hal itu masih dicela. Ada baiknya juga di meja makan tersedia kecap, garam, merica dan krupuk, supaya di saat ada perbedaan selera bisa menambahkan sesuai selera. Bagi yang masak juga jangan mudah sakit hati kalau dicela, anggap saja itu kritik yang membangun, kejujuran atas rasa masakan yang kita buat.
Memasak tak perlu keahlian
Memasak tidak harus diawali dengan keahlian. Memasak adalah sebuah ketrampilan yang bisa dilatih. Sama seperti menulis. Semakin kita mau mencoba dan bereksplorasi, kita akan terlatih dan menemukan polanya. Ada pakem-pakem memasak yang membuat kita menemukan padanan dari campuran bumbu yang akan kita olah, lama kelamaan jadi terbiasa. Lidah juga jadi terlatih. Memulai dari nol pun bisa.
Memasak meninggalkan kenangan
Setiap orang yang merantau jauh dari rumah, atau sudah berkeluarga dan pindah rumah pasti ada kerinduan dengan masakan rumah. Masakan yang dibuat oleh ibu atau ayahnya, atau oleh saudara-saudaranya ketika dulu mereka masih bersama serumah. Masakan rumah mungkin biasa-biasa saja, tetapi kenangan akan kebersamaan dalam keluarga membuat seseorang ingin menyantapnya kembali. Orang tua biasanya dengan senang hati memasak untuk anak, cucu dan menantu ketika mereka bertandang ke rumahnya. Ada rasa bangga dan bahagia karena masakannya dirindukan.
Memasak sendiri di rumah memang repot, tetapi kalau sudah terbiasa itu bukan alasan. Tidak selamanya kita bisa selalu makan di luar, terutama nanti di kala usia sudah mulai menua. Orang tak lagi bebas makan sembarangan. Ada banyak untungnya di sela-sela kesibukan kita masih menyempatkan waktu melatih ketrampilan memasak. Makan di luar secara berlebihan seringkali membuat kita tidak kontrol, lebih mengutamakan enaknya. Ternyata kurang bergizi dan banyak mengandung bahan makanan serta zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan kita. Jangan sampai kita tersadar setelah sakit, sementara lidah sudah terbiasa dengan makanan enak tapi kurang bermanfaat.
Catatan : Semua foto adalah dokumen pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H