Mohon tunggu...
Inovasi

Membaca Masa Depan Blackberry

19 Februari 2016   10:07 Diperbarui: 19 Februari 2016   10:24 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Bocoran desain Vienna - sumber: Crackberry.com"][/caption]

Ketika mendengar kata ”Blackberry”, reaksi sebagian orang adalah ”Lho, masih adakah benda yang satu itu?” Zaman kejayaan piranti komunikasi asal Kanada tersebut memang sudah lewat. Dulu, mereka memang sempat merajai dunia setelah menumbangkan dominasi Nokia. Tapi kini, dunia telah berputar lagi dan menempatkan Andriod dan iOS di puncak popularitas, berkat banyaknya aplikasi hiburan dalam kedua sistem operasi tersebut.

Blackberry, dalam pengertian OS, memang tetap Blackberry. Mereka mengutamakan kelancaran komunikasi dengan sistem proteksi tinggi. Unsur hiburan bukanlah prioritas. Kita bisa melihatnya dalam sejumlah seri terbaru ponsel BB10, seperti Blackberry Classic, Blackberry Passport, dan Blackberry Leap. Tapi, Research in Motion (RIM) sebagai perusahaan mulai berbenah untuk menyelamatkan eksistensinya. Mereka mengambil langkah dramatis, yaitu membuat ponsel yang menggunakan OS Android. Maka, lahirlah Blackberry Priv, yang sempat diberi kode ”Venice”.

Cukup banyak kritik terhadap kemunculan Priv. Tapi jika disimak, sepertinya kritik tersebut bersifat menjatuhkan, bukan membangun. Ada yang menyebut Priv terlalu mahal. Padahal, tidak lebih mahal ketimbang seri-seri terbaru iPhone ataupun Samsung Galaxy S. Ada yang menyebut keyboard fisik sudah bukan zamannya lagi. Padahal, justru papan ketik itulah yang masih dibutuhkan sebagian orang, ketika ponsel Android nyaris tak lagi memproduksi fitur tersebut.

Apapun kata kritik, hakim yang sejati adalah pasar. Dan angka penjualan membuktikan bahwa Blackberry Priv adalah produk yang bagus dengan harga yang rasional. Larisnya Priv sebenarnya masuk akal. Meski belakangan berkurang, tapi kalangan fanatik Blackberry jumlahnya tak bisa diremehkan. Plus, rata-rata adalah kalangan mapan yang tak perlu pikir terlalu panjang untuk beli ponsel harga premium.

Mereka ingin kesenangan ala Android satu paket dengan ponsel Blackberry. Apalagi, RIM menyertakan tingkat sistem keamanan yang belum pernah diterapkan bagi piranti Android manapun. Sedangkan keyboard fisik sama sekali bukan halangan. Jika tidak suka, tinggal disimpan sebagaimana dulu diterapkan dalam seri-seri Blackberry Torch. Lebih menarik lagi bahwa papan ketik Priv bisa difungsikan juga sebagai touchpad yang cukup intuitif.

Blackberry cukup cerdas untuk tidak mengulang kesalahan Nokia dalam proyek Nokia X. Ketika itu, Nokia setengah hati mengadopsi OS Android. Mereka membidik pasar menengah ke bawah yang sedang berjejalan oleh produk RRC. Akibatnya, Nokia X, Nokia X+, dan Nokia XL gagal di pasaran. Bahkan, merek Nokia kemudian ditelan oleh Microsoft. Dalam proyek Priv ini, Blackberry langsung mengincar pasar premium, mengandalkan prosesor, layar, dan tak ketinggalan kamera kelas atas.

Tak pelak, sukses Priv memberikan angin baru bagi Blackberry. CEO John Chen mengumumkan bahwa tahun ini RIM akan merilis minimal satu lagi ponsel Android. Gambar ponsel tersebut—yang diberi kode ”Vienna”—sudah beredar di dunia maya. Wujudnya candy bar, dengan kelas di bawah Priv. Tebakan saya sih, ponsel ini akan jadi semacam versi Curve dari Blackberry Priv. Sebagaimana dulu versi Curve selalu menyusul versi Bold yang premium. Sebagaimana seri Blackberry Q5 yang manis tempo hari menyusul Blackberry Q10 yang elegan, sama-sama menggunakan OS BB10.

Lalu, jika Vienna bukan satu-satunya, lantas kira-kira bagaimana wujud Blackberry ber-OS Android yang satu lagi? Tidak terlalu sulit menebaknya. Sangat mungkin ponsel ketiga tersebut berwujud full-touchscreen, tanpa keyboard fisik. Yep, semacam Blackberry Z10.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana masa depan OS buatan Blackberry sendiri? Itu yang lebih sulit dijawab. Belum ada kabar apapun dari RIM sejak Blackberry Leap dirilis tahun lalu. Bisa jadi, Blackberry sedang fokus menyiapkan ponsel-ponsel Android untuk merebut hati pasar. Apalagi, kabarnya Microsoft alias Nokia juga mulai membenahi strateginya dengan merancang C1, ponsel Android yang premium.

Nah, kepada yang masih meminati Blackberry, anda tertarik yang mana?

Majalah Digital TouchOn

Video di YouTube

Download di Google PlayStore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun