MAJA Labs menghadirkan diskusi tentang Nature, Culture, dan Future di Samsara Living Museum. Ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Bali Digital Fashion Week (BDFW 2022).
Dalam diskusi kali ini, Founder MAJA Labs Adrian Zakhary dan Founder Samsara Living Museum, I B. Agung Gunarthawa.
Dalam kesempatan itu, Adrian Zakhary awal mula Bali Digital Fashion Week (BDFW 2022) diselenggarakan.
Adrian Zakhary Ngaku Kagum dan Dapat Ide dari Bali
Adrian Zakhary mengungkapkan bahwa dirinya kagum dengan Bali yang masih kuat dengan budaya literasi.
"Jadi yang menarik adalah bagaimana orang-orang Bali, terutama disini ya kita melihat Karangasem sebagai centrumnya, yang membuat kita takjub adalah budaya literasi. Saya diskusi sering banget soal literasi bagaimana catatan-catatan itu ada di rumah orang Bali,"ungkap Adrian.
Bahkan Adrian juga mengatakan ide yang saat ia kembangkan berasal dari Bali. Â Bahkan BDFW 2022 juga lahir dari kepedulian serta kecintaan pada alam dan budaya disana.
"Sebetulnya ide-ide yang dilahirkan hari ini sebetulnya berasal dari Bali. Bahkan ide ketika kita membuat bali digital fashion week itu berasal dari kepedulian kecintaan kita pada nature dengan culture dimana ini masih bisa berinteraksi masih bisa berjalan dengan baik ketika masa depan hadir,"kata Adrian Zakhary.
Dukung Sustainability Fashion dan Phygital
Pada acara BDFW 2022 ini, Adrian Zakhary mengatakan bahwa pihak MAJA Labs ingin mendorong digital fashion, sustainability fashion hingga phygital fashion. Â
"Kita juga mendorong sustainability fashion kaya kemarin kita kerjasama kolaborasi dengan beberapa brand fashion yang menggunakan barang-barang bekas dan juga barang-barang yang reusable thing. Termasuk kita juga mendukung Phygital, physical digital jadi kita mulai di digital lalu kita respon jadi fisik. Direspon pun dengan barang-barang daur ulang," tuturnya.
Bagi-bagi digital fashion
Dengan mahalnya digital fashion, maka otomatis tidak akan populer atau tidak banyak yang membelinya. Meski demikian, Adrian Zakhary memiliki ide untuk membagi-bagikan digital fashion lewat sebuat platform yang ia dirikan yaitu Drezzo.io.
"Dengan mahalnya harga digital fashion otomatis ga akan populer, Sehingga daripada gitu akhirnya ngobrol sama Schieva siap gak support, kita launching platform Drezzo.io, ayo kak siap, akhirnya kita bikin," kata Adrian.
Dengan begitu, ia berharap orang-orang akan tertarik dengan dunia digital fashion hingga komunitas digital fashion di Indonesia akan terbentuk menjadi besar.
"Kita berharap komunitasnya ngumpul dulu, orang bangga dulu, sehingga kita mulai dulu dari web2 dulu kenapa orang-orang masih ngumpul disana tapi kita kasih sentuhan AR jadi bajunya nanti bisa dipakai di orang langsung," lanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H